Tiga Puluh Satu

3.9K 312 29
                                    

Ya ampun gue ampe lupa kalo ada cerita ini wkwk. (tabok author)

Gue rencana mau cepet" tamatin ini cerita dan cuma fokus sama 'Mine'. Jadi, gue bakal sering" publish chapter cerita ini, jangan bosen yaw:v.

Begitu kotaknya dibuka, Lisa sempat kaget, terkejut, rasanya ingin melompat dari jurang saking kagetnya. Ok, ini lebay.

Tapi Lisa bener-bener terkejut dengan apa yang ada di dalam kotaknya. Ini bukan Jungkook banget memberinya benda seperti ini.

Sebuah kertas dan se tangkai bunga mawar? Hell, Lisa sempat terkejut dan pengen tertawa di saat yang bersamaan. Untuk apa Jungkook sok romantis seperti ini? Padahal biasanya kalau Jungkook berbuat salah padanya, cowok itu hanya meminta maaf lewat chat.

Sungguh tak terduga sih cowok seperti Jungkook memberinya benda ini. Apa dia mau bersaing dengan Dilan? Ok, ini lebay lagi. Tapi Lisa akui, kali ini Jungkook berhasil membuatnya takjub.

Bukan takjub dengan mata yang berbinar-binar, Lisa takjubnya berbeda. Dia justru tertawa terbahak-bahak. Taehyung yang melihatnya sampai terheran-heran.

Apa ada Pak Tarno di dalam kotak itu? Yang kalo dibuka langsung ada dari Jawa aaajeng ajeng dan Lisa pun tertawa? Tapi tidak mungkin juga Pak Tarno muat dalam kotak sekecil itu. Taehyung bingung sendiri.

"Lo kenapa, heh? Nggak waras lo!" Taehyung menggelengkan kepalanya melihat Lisa yang tertawa sambil menggebrak meja.

"BEHAHAHAK! Gue ngakak sumpah, ini apaan dah dia ngasih gue beginian. Najis sok romantis sumpah!" Lisa menyeka air matanya yang keluar karna terlalu bersemangat tertawa.

"Emang ngasih apaan dia sampe lo ketawa gitu?" Taehyung yang kepo pun mendekati gadis itu dan melihat apa isi kotaknya.

Plak!

Lisa meringis, kenapa Taehyung menaboknya sih? Apa salahnya coba?

"Woi sakit nih, bego! Gue salah apaan kok lo nabok gue, setan!" Lisa mengelus kepalanya, sedikit nyeri.

"Lo cewek apa bukan sih heran gue, dikasih begituan bukannya terharu malah ngakak. Dasar cewek bar bar!" Ledeknya lalu fokus pada game di ponselnya.

Lisa memukul lengan Taehyung dengan keras, enak aja dia mengatainya cewek bar bar.

"Aduh, sakit, Lis. Gue heran emak lo dulu ngidam apaan kok anaknya begini amat." Taehyung mematikan ponselnya lalu menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Emang kenapa?!"

Taehyung mendelik, "Galak banget, sih. Gue kan cuma nanya." Ucapnya sembari mengerucutkan bibirnya. "Eh buka dong suratnya! Gue pengen denger,"

Lisa menoyor kepala Taehyung pelan, "Enak aja lo! Gue buka di kamar. Sekarang lo pulang gih! Ntar dicariin mami lo,"

Taehyung berdesis tak terima Lisa mengusirnya, "Ck! Gue males pulang ah, kek lo nggak tau nyokap gue deh. Mana pernah pulang, ngabarin aja enggak." Keluhnya.

Lisa sedikit tidak enak menyinggung perasaan Taehyung. Walau anak itu terlihat girang, ketawa ketiwi seperti orang gila, ternyata Taehyung adalah korban broken home. Orang tuanya sudah lama pergi ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya sampai tidak pernah pulang bahkan memberi kabar pun tak pernah.

Taehyung hanya menerima transferan uang setiap minggunya. Makanya tak heran kalo Taehyung menjadi berandalan di sekolah. Merokok, bolos, pergi ke club, mabuk, sampai tak pulang ke rumah.

Yah, menurutnya buat apa pulang ke rumah. Toh, dia akan kesepian juga, lebih baik tidur di rumah temen atau nggak nginep di apartemen. Pasti setelah dari rumah Lisa, Taehyung bakal nongkrong di cafe atau mungkin ke rumah Jimin.

Always You~ [LIZKOOK STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang