langit hari ini terlalu senang menampakan matahari yang menyilaukan.
dan Jeon Jungkook tidak pernah merasa membara seperti ini.
Telapak tangannya berkeringat dan dingin, tidak lupa dengan bibirnya yang menggigil menyerukan kata penenang untuk dirinya sendiri."Jeon Jungkook?"
seseorang berpakaian seragam polisi seperti dirinya berdiri di hadapannya dengan tatapan angkuh.
"Wah. Tidak bisa di percaya. Kau yang lulus? Apa ada orang dalam yang membantu?"
Sarkas.
Jungkook memandang wajah Junhui--yang mengaku-akui bahwa ia adalah rivalnya--yang sangat membenci Jungkook untuk alasan yang tidak biasa.
Hitam dan Merah.
"Berterima kasihlah pada wajah cantikmu itu, mungkin di sana kau akan menjadi jalang para letnan disana"
Ada nada bercanda disana, namun matanya memperlihatkan keseriusan.Junhui mundur beberapa langkah dan berbalik meninggalkan Jungkook yang masih dalam heningnya.
"Brengsek" Jungkook mengusak kasar rambutnya.
Di pindahkan dari Busan dan di tendang ke Satuan tugas kepolisian di Seoul.
Yang benar saja?!Ia masih menggenggam surat pemindahan Divisi dari dua jam yang lalu dan bahkan langsung di berikan oleh Inspektur Sihyuk.
Wah.
"Jeon Jungkook?"
siapa lagi?!
Ia mengadahkan kepalanya keatas dan melihat atasannya yang berjalan menuruni tangga.
Wibawanya membuat Jungkook selalu merinding dan bersemu saat Letnan Namjoon memanggil namanya.
"Ini sudah pukul satu dinihari. Besok aku akan mengantarmu pukul tujuh. Pulang dan kemasi barang-barangmu, ini perintah"
Hijau tua.
Tanpa membantah, Jungkook memberi hormat untuk berpamit pulang dan tersenyum kecil pada atasannya tersebut.
.
.
.
.
.
12:47 AM
Jungkook menyeret koper besar berwarna merah dan hitam miliknya dengan susah payah, banyak orang yang tidak sengaja menabrak atau tersandung karna Koper miliknya.
"Ada masalah, Jeon?" Namjoon melihat kebelakang saat Jungkook susah payah berlari menyusul dirinya yang sudah meninggalkan aula stasiun.
"Maaf Sir, tali sepatuku terinjak anak kecil yang tadi berada di sebelahku"
Jungkook mencoba menatap mata Seniornya dengan tidak memberi kesan menantang.
Hijau.
Jungkook menghela nafas senang karna ia tidak melihat warna gelap disana.
Namjoon mengangguk mengerti, "Taksinya sudah menunggu"
"Ah, baiklah"
dan saat di dalam taksi, Jungkook memberanikan diri untuk bertanya beberapa hal tentang Seoul dan tentang satuan tugas kejahatan yang tidak ia temukan di buku dan di internet.
Dan rasa kagumnya terus bertambah saat Namjoon menjawab semua pertanyaan dengan bahasa yang mudah di pahami.
"Terimakasih Letnan. Aku akan bekerja keras untuk ini" Jungkook meyakinkan Namjoon dengan mata yang berpancar indah.
Namjoon menatapnya dengan hangat, seperti seorang kakak---menurut Jungkook.
Namjoon adalah senior yang pertama kali berkenalan dengannya kala itu. Saat yang lain memberi perintah seperti babu pada Jungkook yang masih baru, Namjoon tidak melakukannya.
Ia melihat salah satu Sunbae nya di beri peringatan oleh Namjoon saat ia melihat Jungkook yang kesusahan membawa berkas yang hampir menutupi wajahnya dan sang Sunbae malah berteriak meminta kopi.Namjoon menjadi pahlawannya saat itu hingga sekarang, walaupun Jungkook masih mencoba menjaga jarak oleh ketuanya itu.
"Kau harus Jeon. Jangan sampai kau ku tendang keluar dari divisi ini karna mempermalukan kepolisian Busan"
Hijau. masih hijau.
Jungkook tersenyum senang melihatnya. Tidak ada yang membahagiakan dari ini saat ia menjajaki dunia kepolisian.
Mungkin inilah saatnya.
Biru cerah.
"Warnanya memalukan" bisik Jungkook terkekeh saat ia melihat dirinya sendiri.
"Ada apa Jeon?"
Jungkook gelagapan, terkekeh absurd dengan tangan yang di kibas-kibaskan di depan wajahnya."Hanya terlalu silau, Letnan. Tidak ada masalah"
Tbc?
---------------------------
Halo semua:)
Ini fict pertama yang saya unggah di wattpad. Butuh waktu lamaa buat bikin cerita disini ya wkwkwkw.Terimakasih sudah membaca
-lipzs84-
KAMU SEDANG MEMBACA
[] COLOUR [] bott!kook
Fanfiction[bottom! Jungkook] "J-Jeon Jungkook. Divisi patroli Busan, sir..." "Saya tidak bisa menerima banci. Apalagi bocah" warning! boyXboy