.
.
.
©Liz
.
Vote? Reply?
..
.
.
Jungkook terbangun dengan nafas yang memburu, peluhnya berjatuhan dan tangannya berkeringat hebat.
Mimpi yang datang selama seminggu ini terus menerus sama dan seperti menerornya.
Tentang bagaimana ia dapat selamat dari kecelakaan maut bertahun-tahun lalu dengan terror dalam koma nya yang masih terasa—dan bagaimana matanya yang berubah.
Ketika berusaha menormalkan jantungnya, ia tersadar. Ia tidak berada di dalam kamarnya—melainkan mobil milik seniornya.
Min Yoongi.
“Bersihkan keringatmu, menjijikan”
Jungkook mengagguk, mengambil malu-malu sapu tangan yang di sodorkan oleh Yoongi.
Ia mengingatnya akan hari ini.
Tentang bagaimana Yoongi mengetuk apartemen miliknya pukul sepuluh pagi dan menyuruhnya bersiap tanpa memberi tahu kemana ia akan dibawa.
Jungkook tau bahwa Sunbae nya itu tidak suka menunggu, maka ia hanya mengambil asal pakaian yang sekiranya cocok untuk kemana saja setelah mandi. Jaket hoodie dan jeans hitam menjadi pilihannya kali ini.
Awalnya Jungkook akan menawarkan sarapan bersama, namun saat melihat kerut wajah Yoongi yang seakan mengejeknya ‘lambat’ ia mengurungkannya.
Jungkook bahkan belum berpamitan keluar dengan Mingyu yang masih tidur karena ia begadang semalaman mengerjakan laporannya.
Tercatat 45 menit lebih ia duduk diam disamping kursi kemudi yang Yoongi tempati, hanya menayakan beberapa laporan yang ia tidak ketahui dan dijawab singkat olehnya.
Beberapa menit kemudian mobil BMW hitam itu berhenti di parkiran rumah sakit. Dan Jungkook melirik sang letnan yang sudah melepas seatbelt nya.
“Um, kita akan kemana, sir? Siapa yang sakit?”
Tanpa menoleh, Yoongi membuka pintunya dengan cepat, “Kau yang sakit”
Jungkook menyirit heran, dirinya?
.
.
.
Mereka berjalan masuk hingga berakhir pada lantai bangunan ke 6.
Terlihat tulisan yang terukir di depan pintu itu ‘Hypnotherapy’, dan Jungkook menelan salivanya dengan kasar.
Ia tahu cepat atau lambat hal ini akan terjadi.
Dan yang lebih parahnya, Yoongi lah yang berperan dalam mendampinginya.
“Hei, Jeon”
Meliriknya.
Yoongi sadar bahwa anak buahnya itu panik. Tidak ada yang lebih menakutkan dari sebuah masa lalu yang harus di usik kembali—dan Jungkook bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[] COLOUR [] bott!kook
Fanfiction[bottom! Jungkook] "J-Jeon Jungkook. Divisi patroli Busan, sir..." "Saya tidak bisa menerima banci. Apalagi bocah" warning! boyXboy