FOUR

5.8K 592 17
                                    

.

.

.

COLOUR👑
.

.
Lipzs48

.

.

‘Kau bisa menghubungiku bila sudah selesai berbincang dengan Komisaris Lee, Jungkook’

‘Terimakasih, Sir. Saya pasti menghubungi anda:)'

Namjoon menaruh ponselnya di meja dan kembali melirik sahabat di hadapannya yang sibuk membersihkan lencananya.

“Aku akan bertemu dengan Komisaris dan Deputi besok—ah, do'akan aku agar tidak gugup ya”
ujar Kim Taehyung, Letnan tahun ke tiga, favorit para gadis taruna hingga kapten kepolisian Seoul.

“Aku akan memberikan do'a, tapi belikan aku sandwich salmon dulu”

Taehyung melempar topi nya kearah Hoseok—Sersan yang tahun depan akan di angkat menjadi letnan—bila dirinya sudah biasa terjun payung tanpa berteriak.

“Perhitungan sekali kau Jung—”

Brakk!


“Divisi ini akan hancur. Selamat

Seluruh mata menangkap sosok pria yang datang dengan wajah dingin dan emosi dengan sebelumnya membuka pintu dengan kasar.

Namjoon menggelengkan kepala, menyuruh Yoongi—pria itu, untuk duduk dengan tenang. Ruangan itu hanya terdapat empat pasang mata, saling diam saat Yoongi datang dan bingung saat Letnan pangkat dua berwajah pucat itu keluar dari kandang.

“Apa yang di katakan Commander Song?” Taehyung memberinya kopi dingin padanya, menyuruhnya untuk menenagkan suara nafas yang terdengar memburu.

Yoongi memutar pandangannya pada Namjoon, meliriknya sengit,

“Kenapa kau membawa bocah itu ke sini, Namjoon?!”

Hoseok yang sedari tadi hanya anteng berada di ujung sofa kini bangkit dan ikut duduk di meja rapat.

“Bocah? Siapa—astaga Namjoon! Apa berarti rumor itu benar?” Namjoon mengagguk pada Hoseok yang membelak, hanya Taehyung yang terus menggaruk kepalanya pusing, “Rumor tentang petugas polisi yang ikut campur dengan para detektif?” Hoseok mengagguk.

Yoongi kembali mendecak kesal, “Kau harusnya tahu apa yang ia perbuat beberapa jam yang lalu—Aish, brengsek

Hei, tenanglah”

Yoongi sebenarnya baru saja keluar dari ruang rapat para inspektur dengan pakaian casual karena insiden kopi tumpah dan mendapat pemberitahuan bahwa ada anggota baru yang akan masuk ke dalam detektif inti dari Busan, dan saat dirinya mendapati gambar pria bermata besar dengan bibir kecil—bocah yang ia temui di toilet—membuatnya terkejut bukan main.

Yoongi mencoba untuk merayu sang kapten dengan mempertaruhkan harga dirinya agar bocah yang bernama Jeon Jungkook itu di pindahkan di unit ke dua—dimana temannya akan bersuka cita menerimanya.

Namun gagal, dengan alasan bahwa Namjoon  sudah lebih dulu meyakinkan para Sersan dan Letnan bahwa dirinya mampu berada di unit pertama.

Yoongi menghela nafas panjang

Sialan kau Namjoon”

“Memangnya kau fikir dia datang kesini hanya utusanku?. Tidak, bahkan Letnan Choi yang mengambilnya untuk kemari”

Matanya menatap serius kepada mereka bertiga yang menyirit bingung saat mengatakan Letnan yang paling terkenal di Seoul ikut campur tangan mengenai hal ini.

Omong kosong. Apa yang membuat nya di depak kemari dan bukan ke tempat lain?” Namjoon tersenyum miring, melemparkan map biru di hadapan Yoongi.

“Bisa kau simpulkan saja?”

Yoongi membuka lembar demi lembar deretan tulisan dan gambar yang menampakkan banyak kata ‘Jeon Jungkook’, ‘Genius’, ‘Detektif masa depan’ dengan word tebal.

“Apa dia pernah menyelidiki kasus penting?” Taehyung penasaran saat matanya menagkap foto kasus kriminal di Busan.

Ya. Dia luar biasa,”   “Saat aku mendapat kabar bahwa salah satu professor di kampus Busan tiba-tiba mati terbunuh, orang yang pertama kali ku hubungi adalah Jungkook. Dia adalah salah satu mahasiswa di sana, dan saat itulah aku mendengar dari sebrang ponsel bahwa dirinya adalah saksi dan telah memikirkan pelakunya. Itu bahkan hanya membutuhkan waktu satu jam setengah”

Taehyung melotot, “Tidak mungkin”.

“Awalnya memang aku tidak mempercayainya, namun saat mendengar teorinya yang begitu hati-hati dan rapih—aku benar-benar di buat takjub. Dan Jungkook lebih gesit 30 persen dari anak buah ku”

Namjoon melipat tangan di dadanya, “Bahkan dia sudah belajar  tentang banyak kasus dari berbagai sumber. Yang aku dengar, dia mencoba untuk mendapati tingkat Dispatcher untuk lebih dalam memahami kasus”

Ada wajah bangga dari Namjoon saat menceritakan anak didiknya, dan melihat tiga sahabatnya yang masih terlihat tidak percaya itu.

“Aku masih memiliki beberapa waktu sebelum rapat berikutnya—”

Hoseok melirik Yoongi gemas,


“—jadi ceritakan. Ceritalah sesingkat mungkin, bagaimana bocah itu memecahkan kasusnya”

Saat melihat mata Yoongi yang dingin dan berkobar bersamaan, Namjoon dengan senang hati mengangguk dan duduk bersandar pada kursinya dengan santai.


Baiklah

.

.
==


TBC:)

p.s;

Ada yg ngerasa book ini banyak lenjeh2 nya?

sama saya juga :"

Di usahakan yang 'serius-serius'nya bakal di tampilin hehe.

Tunggu yha/g

[] COLOUR [] bott!kookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang