.
.
©Liz
.
.
Vote? Reply?
.
.
Jung Hoseok benci menunggu.
Bukan benci secara harfiah tidak suka dan rasa ingin meledak.
Hoseok akan sangat senang dan penuh mood luar biasa positif apabila harinya tersusun dengan terjadwal dan tepat waktu.
Namun bila ia mendapati ada pihak yang membuatnya menunggu—atau sesuatu yang mengaggu waktunya dalam jadwal kerja——ia akan sangat tidak baik.
Mencecar berbagai pertanyaan dalam mode mood yang membuat seluruh orang dalam divisi memilih untuk mundur dan meminta maaf.
Hoseok yang berada dalam mood ini sangat perlu diberikan warning untuk bertahan dalam cacian dan umpatan kasar.
Dan hoseok sejatinya sangat suka berbicara, berbincang bersama siapapun. Taehyung pernah berkata bahwa mulut manis milik Hoseok adalah salah satu senjata dalam mengulik informasi dan sangat mudah mengintrogasi korban atau pelaku kejahatan.
Tidak ada pemaksaan dalam kata-katanya, namun anehnya semua orang yang telah berbincang dengannya akan tiba-tiba terhipnotis—tanpa sadar telah mengeluarkan sejuta alasan dan dalam alunan perkataan Hoseok pula tak sedikit membuat pelaku akan menceritakan kejadian dari awal hingga akhir dengan tangis penyesalan atau ketakutan.
Dan dalam kasus Jungkook, ia tidak pernah telat—namun ia pernah diperlihatkan di depan matanya bagaimana raut wajah mood Hoseok yang berubah dari hari kemarin.
Hal itu terungkap karena salah satu anak buahnya telat menjabarkan TKP kasus yang sudah ditetapkan waktu dan jam oleh Hoseok.
Jungkook sungguh melihat aura hijau cerah Hoseok perlahan berubah menjadi pekat hingga hitam, sungguh awet hingga satu hari penuh.
Sudah banyak rahasia kecil yang ia terima dari setengah team divisi satu dan dua yang ia ulik.
Sadar tidak sadar mereka sangat menikmati bagaimana Hoseok berbincang—mereka menamakan sesi berbincang itu dengan sebutan ‘Hope konseling’.
Jungkook suka bagaimana Hoseok memperlakukannya saat berada disekitarnya, mata itu menyipit dan tersenyum saat melihatnya datang tepat waktu, menyapanya.
“Halo Jeon”
“Selamat pagi, Sir”
Jungkook mengambil langkah mendekat, membuka ransel hitamnya dan membuka buku catatan miliknya.
Aroma kopi sudah tercium sedari masuk, hanya terdapat Hoseok dan Jooheon disana.
“Jooheon sunbae, bisakah mengecek beberapa rangkuman kasus bulan lalu ini? Apa kasus anak hilang harus dimasukan—”
Jooheon mendekat padanya, duduk tepat disebelah kiri. Pakaiannya membuat Jungkook kagum—sangat stylish seperi Taehyung namun cukup lebih mencolok, dicuaca dingin seperti ini ia lebih mengunakan jaket latex dari pada pakaian hangat yang seperti ia kenakan.
“Ah, soal ini inspektur Kim pernah menyelesaikan kasus ini—informan saat itu ia yang tangani bersama divisi dua”
Lembar kertas dibolak-balik sambil menjelaskan, tangan jungkook tidak diam untuk menggoreskan pulpen disana unuk mencatat dan menandai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[] COLOUR [] bott!kook
Fanfiction[bottom! Jungkook] "J-Jeon Jungkook. Divisi patroli Busan, sir..." "Saya tidak bisa menerima banci. Apalagi bocah" warning! boyXboy