FOURTEEN pt. 2

3.7K 350 100
                                    

.

.

.

.

©Liz

.

Vote? Reply?

.

.

.


Deru nafas memburu tersendat saat tangan dingin menyentuh bibirnya, detakkan jantungnya juga kentara dalam hening petang menuju malam di mobil bmw hitam milik Yoongi.

Min Yoongi yang melakukannya.

Anak buah yang merintih di belakang jok kemudi dengan bibir yang terbuka tatkala ialah penyebab Jungkook sungguh memerah dibuatnya.

Entah pukul berapa sekarang, dan sudah 15 menit dirinya diperintah untuk duduk di jok belakang.

Tanpa perlawanan—menurut seperti anjing kecil yang diberi mainan.

Sebelum ikut pergi kearah belakang, Yoongi menatap Jungkook dari atas hingga bawah kakinya, menggelitik tubuh Jungkook secara sensual.

Hijau atau merah?

Suaranya mengintimidasi, tenggorokannya tiba-tiba kering.

Jungkook tahu, ia sudah cukup mengerti tentang bagaimana kata itu diartikan. Ia sudah 23 tahun lebih—isyarat soal keterlibatan dirinya dengan Yoongi malam ini.

Di dalam mobil.

Lalu apa yang ia fikirkan kali ini?

Setelah hampir 15 menit sebelumnya juga ia menerima banyak sentuhan saat tepat di sebelah kemudi.

Ciuman panjang—dalam dan luar biasa liar.

Perlakuan Yoongi sangat lambat dan lembut, ia bahkan tidak sadar bahwa tangan itu sudah berada di pinggir sweaternya, mengusap pinggangnya memutar dan memusingkan.

Dan yang Yoongi sadari bahwa Jungkook sudah tidak bisa sekedar menjawabnya—Jungkook sudah terangsang sejak ciuman panjang itu terjadi.

Maka dengan cara yang tenang dan lambat itu Yoongi turun dari kursi pengemudi menuju kursi belakang bersama Jungkook—tidak lupa ia mematikan lampu penerangan disana—hanya menyisakan penerangan dari lampu pijar jalan yang sedikit nyata masuk kedalam celah kaca.

Disinilah Jungkook, bersandar rendah kepada kursi dan Yoongi disana—dihadapannya mengekung penuh tubuhnya, lutut milik Yoongi berada di perpotongan kaki Jungkook.


“Jeon”





“Y-Ya?”

Jari-jari kurus itu menyentuh rahangnya, "lihat atas

Dan Jungkook tidak akan mengatakan tidak untuk hari ini, terutama untuk senior yang mengurungnya detik ini dengan aura maroon yang menguar tebal.


“ahh…sunbae—”


Seketika tangannya membekap bibirnya, leguhan itu tersendat saat nafas yang menerpa lehernya sudah digantikan dengan bibir basah milik sosok di depannya.

Banyak kata yang Yoongi bisikan sela kecupannya di perpotongan leher dan sesekali menyesap kulitnya hingga berbunyi saat dilepaskan dari gigitannya.

[] COLOUR [] bott!kookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang