bagian empat

2.8K 416 14
                                    

Happy reading~~~













Yunho duduk lemah memunggungi dokter park yang tengah mempersiapkan segala keperluan untuk mengeluarkan amunisi yang menembus bahunya.

" Kau yakin tidak ingin di bius ? Rasanya akan sangat menyakitkan." Dokter park berusaha membujuk yunho untuk bersedia di bius, dokter pribadi yunho itu khawatir jika namja minim ekspresi itu tidak akan tahan dengan rasa sakit yang berkali lipat saat dia mengeluarkan peluru yang kini bersarang di bahu yunho.

Yunho menggeleng lemah, dia tidak akan pernah mau di suntik bius, efek sampingnya membuatnya enggan untuk menerima suntikan aneh itu. " tidak. Cepat lakukan, tidak usah menghawatirkan aku." Jawab yunho dengan nafas tersengal.

Changmin dan taehyung yang baru saja tiba dari dermaga kini berdiri dengan memegang segala macam keperluan untuk ketuanya.

Pintu kamar yunho di tutup rapat, tidak membiarkan siapapun masuk kecuali ketiga orang yang kini ada di dalam kamar tersebut.

Jaejoong berdiri dengan perasaan khawatir di depan pintu kamar yunho, bibirnya terus menggumamkan doa untuk keselamatan yunho. ' tuhan, tolong selamatkan yunho. Aku mohon.' Do'a jaejoong dalam hati dengan pikiran yang tidak menentu.

Srett~~~

Dokter park mulai mencukil peluru yang bersarang di bahu kanan yunho dengan menggunakan sebilah pisau kecil yang sangat lancip dan tajam.

" urrghh... " Yunho menggeram menahan rasa sakit yang menjalar hingga ke jantungnya, rasanya sangat sakit. Lebih sakit dari pada tertembus peluru.

Taehyung memejamkan matanya, ketuanya sangat kuat, jika dirinya yang ada di posisi ketuanya sekarang mungkin dia sudah pingsan tidak kuat menahan sakit.

" haahh.. Hahhh..." Nafas yunho kini memendek. Ia merasa lega saat peluru tersebut sudah berhasil di keluarkan oleh dokter park. Darah segar semakin deras mengucur dari bahu lebar yunho.

Changmin dengan sigap menyerahkan sebotol alkohol 70% kepada dokter park.

" aaargghhh..." Yunho berteriak kesakitan saat dokter park menyiramkan alkohol tersebut keatas luka yunho yang menganga. Rasanya seperti di kuliti hidup-hidup, sangat sakit sampai rasanya lebih baik memilih di tembak mati sekaligus.

Suhu tubuh yunho semakin menghangat, efek dari lukanya mulai bereaksi.

Yunho memejamkan matanya kuat-kuat saat dokter park menjahit lukanya. Namja berhati dingin itu tidak mengeluarkan suara rintihan ataupun erangan kesakitan, tubuhnya terlalu lemas Dan seolah mati rasa.

Satu jam kemudian dokter park telah menyelesaikan pekerjaannya. Yunho kini tertidur dengan posisi miring, di tangan kirinya terpasang jarum infuse. Changmin mengantarkan dokter park pulang, sementara taehyung berjaga di depan pintu utama mansion jung.

Jantung Jaejoong berdetak kencang, Ia memberanikan diri menyelinap masuk ke dalam kamar ketuanya, jika anak buah yunho yang lain mengetahuinya dia pasti tidak akan bisa lolos dari hukuman.

" semoga tidak ada yang melihatku." Gumam jaejoong dengan khawatir. Ia takut aksinya ketahuan.

Jaejoong berjalan sangat pelan tanpa menimbulkan suara, menutup pintu kamar yunho dengan tidak kalah pelan dengan suara langkah kakinya.

Hati jaejoong merasa tak nyaman saat melihat pemandangan di depan matanya, yunho tertidur dengan posisi yang tidak nyaman. Namja bermata bak musang itu tertidur sembari menahan sakit.

Jaejoong duduk di kursi di samping tempat tidur yunho. Jaejoong sama sekali tidak berkedip memandangi yunho. " Kau pasti sangat tersiksa.." Lirih jaejoong dengan sedih. Dia sedih setiap kali orang-orang di sekitarnya terluka, dia tidak bisa melihat orang lain terluka.

Red RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang