bagian delapan

2.5K 386 63
                                    

Happy reading~~~





Yunho duduk di samping ranjang nyonya kim. Ya... Ibu dari namja yang di cintai yunho sudah sadar setelah lebih dari tujuh bulan koma tanpa perkembangan apapun, secara mengejutkan nyonya Kim tiba-tiba sadar dan mampu mengingat kejadian sebelum ia jatuh koma, sungguh perkembangan yang mengejutkan dokter.

Yunho menatap nyonya kim penuh sirat kerinduan, Dia merindukan sosok yeoja yang sudah di anggap sebagai ibunya sendiri.

" bagaimana keadaan jaejoong, apakah sudah ada perkembangan ?" Tanya nyonya kim membuat yunho terkejut bukan main. Darimana nyonya kim tahu kalau jaejoong sedang sakit, bukankah selama ini nyonya kim terus terbaring koma.

Yunho mengernyitkan keningnya tanda bingung, ia tidak tahu harus menjawab dari mana.

Nyonya Kim menepuk punggung yunho dengan pelan. " jangan kaget seperti itu, walaupun selama ini aku terus tertidur bukan berarti aku tidak dapat mendengarkan apapun dari kalian. " ungkap nyonya kim dengan diiringi tatapan teduhnya.

Yunho akhirnya mengerti, orang koma sebenarnya selalu berada di sisi orang yang dia sayangi, hanya raganya saja yang terbaring tidur.

" tidak ada perkembangan apapun, jaejoong masih terus menutup matanya eomma." Jawab yunho dengan sedih. Hanya kepada nyonya kim yunho berani menunjukkan segala rasa yang di rasakan olehnya. Baginya nyonya kim sangat berarti.

Nyonya kim tersenyum saat yunho memanggilnya dengan sebutan eomma, namja di hadapannya sebenarnya mempunyai hati yang lembut, hanya saja didikan orang tuanya lah yang membuat yunho tumbuh menjadi sosok dingin dan minim ekspresi.

" kau tidak sedang sehat, Aniya ?" Tanya nyonya kim tepat sasaran. Mata tuanya melihat ada raut kesakitan yang coba di sembunyikan oleh yunho, apakah anak muda di depannya menanggung semua kesakitannya sendirian.

Yunho tersenyum tipis, hal yang baru ia lakukan lagi setelah enam bulan lamanya. " gwenchana, hanya sakit biasa." Jawab yunho menyembunyikan yang sebenarnya.

" jangan mencoba membohongi orang tua sepertiku, kau tidak sehat, harusnya kau memilih istirahat, jangan paksakan dirimu sendiri." Oh astaga, nyonya kim mengomel persis seperti jaejoong, mungkin sifat cerewet jaejoong memang turunan dari nyonya kim.

Yunho menggaruk kepalanya yang tidak gatal, salah tingkah di depan ibu jaejoong. Ia jadi teringat kenangan masa kecilnya yang sering kena omel ayahnya karena sering membantah apa kata ayahnya dulu.

" baiklah aku akan menuruti apa katamu eomma. Sekarang istirahatlah, aku harus menjenguk jaejoong." Oceh yunho memaksa nyonya Kim merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang rawatnya.

" hei anak muda ! Aku baru saja bangun, kenapa kau suruh tidur lagi !" Pekik nyonya kim tidak terima. Matanya memicing galak kearah yunho.

Yunho mengabaikan omelan nyonya kim, ia lalu tersenyum tanpa dosa." aku pergi eomma." Setelahnya yunho buru-buru pergi dari kamar rawat nyonya kim.

" astaga !" Rutuk nyonya kim sambil menggelengkan kepalanya, namun tak ayal bibirnya yang masih pucat melengkung membentuk segaris senyum.

Yunho menjenguk jaejoong tidak lama, hanya sekitar satu jam. Biasanya yunho bisa seharian penuh duduk diam di sisi jaejoong yang masih menikmati tidur panjangnya, namun hari ini tubuhnya tak bisa diajak kerjasama, kepalanya sangat pusing dan berdenyut sakit, ulu hatinya serasa di tusuk ribuan jarum yang sangat tajam, memaksanya harus beristirahat sesegera mungkin.

"Urghh..." Darah. Yunho memuntahkan darah kental dan pekat di dalam toilet rumah sakit.

Setelah membersihkan mulutnya dengan air dari kran yunho menyandarkan tubuhnya di bikin toilet, tubuhnya sangat lemas, pandangannya pun buram.

Red RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang