Happy reading~~~
Yunho berdiri depan ranjang jaejoong, dokter hyun bin tengah memeriksa keadaan jaejoong yang semalam mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan.
Dokter hyun baru saja selesai memeriksa kondisi jaejoong, ia melepaskan stetoskop dari telinganya, berjalan menghampiri yunho yang berdiri bersidekap dengan tatapan datarnya.
" kondisi jaejoong mulai membaik, ada perkembangan berarti, semoga saja keajaiban tuhan benar-benar terjadi pada diri jaejoong." Ujar dokter hyun memberitahukan tentang kondisi jaejoong.
Yunho menghembuskan nafasnya dengan pasrah, ia mengangguk singkat menanggapi kata-kata dokter hyun.
" terimakasih dokter.." Ucapnya dengan suara pelan.
Dokter hyun tersenyum tipis, menepuk bahu yunho dengan pelan. " jangan menyerah dengan penyakitmu, kau masih bisa sembuh walaupun kesempatannya sangat kecil." Tutur dokter hyun di telinga yunho. Dokter yang menangani jaejoong itu lalu beranjak pergi meninggalkan kamar rawat jaejoong di ikuti dua orang suster yang sejak tadi membantunya memeriksa keadaan jaejoong.
Yunho memijat hidungnya dengan pelan, ia seolah sudah menyerah, tubuhnya tidak lagi sekuat dulu sebelum terserang penyakit ganas itu, dan jaejoong masih tertidur nyenyak tanpa berniat untuk bangun dan melihatnya kembali.
Mata tajam yunho memandang tubuh jaejoong yang masih terbaring tidur diatas ranjangnya. " sampai kapan kau akan tidur ? Tidak bisakah kau bangun sejenak untuk melihat keadaanku huh ?! Aku lelah menunggumu.!" Ujar yunho dengan emosi. Lantas yunho pergi meninggalkan kamar rawat jaejoong dengan perasaan kacau.
Brakk~~~
Pintu kamar rawat jaejoong tertutup dengan keras, yunho mulai kehilangan kesabaran atau lebih tepatnya putus asa.
Jaejoong mengerjapkan kedua matanya dengan pelan, matanya kembali terpejam sejenak saat sorot cahaya matahari menyinari wajahnya, membuatnya merasakan silau menusuk retinanya.
" yun...ho..." Gumam jaejoong dengan lemah.
Jaejoong menolehkan kepalanya kearah samping, mencari keberadaan yunho, dia yakin tadi yunho ada di dekatnya.
Yunhonya tidak ada, yunho pergi.
Air mata jaejoong lolos begitu saja saat ia merasa kehilangan sosok namja yang tanpa di sadarinya telah merebut hatinya darinya, jaejoong ingin melihat yunho kembali.
Yunho menghentikan mobilnya saat sebuah mobil sedan hitam menghadang mobilnya, Matanya yang tajam memandang awas kearah empat orang namja berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil sedan tersebut.
" keluarlah jung yunho." Seru seorang namja berkacamata minus atau plus entahlah yunho tidak tahu.
Yunho membuka sabuk pengamannya, memasukan pisau lipat yang tergeletak di kursi sampingnya ke dalam saku jaketnya.
Brakk~~~
Yunho keluar dari dalam mobilnya, menutup pintu mobilnya dengan kuat.
Yunho berjalan mendekati keempat namja tersebut, matanya menelisik satu persatu namja bertubuh tegap yang menatapnya dengan tatapan tidak suka.
" kami anak buah ketua park." Ucap namja di hadapan yunho sambil memperlihatkan sebuah simbol organisasinya.
Yunho mengangguk singkat, sebelah alisnya terangkat saat anggota park menemuinya, bukankah organisasi yang di pimpinnya tidak memiliki masalah apapun dengan pihak organisasi park jungwoo.
" apa yang kalian inginkan dariku, ketua kalian meminta kalian menemuiku tentu ada yang dia inginkan bukan ?" Kata yunho to the point.
Salah seorang namja yang berdiri di depan yunho tersenyum sinis. " apa anda yang mengirimkan tuan muda yongseok dalam keadaan babak belur kemarin ?" Tanya namja itu dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Romance
FanfictionRated : Mature yaoi/ boys love/ Yunjae / DLDR Jung yunho sang ketua mafia bertemu secara tidak sengaja dengan kim Jaejoong si pencuri amatir yang baru memulai karirnya sebagai pencuri demi bisa membiayai pengobatan ibunya yang sedang sakit keras.