Happy reading~~~
Jaejoong menghembuskan nafasnya dengan kasar, mencoba menghilangkan keresahan hatinya, yunho sangat sulit di bujuk untuk bersedia menjalani transplantasi sumsum tulang belakang, benar-benar keras kepala.
Kembali melirik yunho yang tengah berbaring diatas ranjang sambil memejamkan kedua matanya menahan sakit yang mendera tubuhnya.
" sampai kapan kau akan keras kepala seperti ini, kau membutuhkan operasi itu, kenapa kau menolaknya? " jaejoong berujar lirih di tempat duduknya di sisi ranjang rawat yunho.
Yunho enggan membuka matanya, bahkan pertanyaan jaejoong di abaikan olehnya, dia tidak ingin membahas masalah itu lagi, baginya nafasnya hanya sampai esok hari pun tak masalah asalkan bisa bersama dengan jaejoong di saat terakhirnya, dia tidak mau membuat jaejoong berkorban banyak untuknya.
Jaejoong menundukkan kepalanya, menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya, sangat sakit bahkan membuat perutnya mual. Yunho tidak menyadari itu karena masih memejamkan mata.
" aku ingin kau sehat, bukankah kau tidak suka jika hanya terus berbaring di rumah sakit, apa kau tidak mau menemaniku mencopet lagi ?" Jaejoong mengoceh dengan nada sedih, dia tidak akan menyerah untuk membujuk yunho bersedia di operasi.
Yunho membuka kedua matanya seketika, mengubah posisinya menjadi duduk, menghadap jaejoong yang tampak sangat sedih. " aku tidak akan pernah mau melakukan operasi itu jika pendonor sumsum itu adalah kau jae, aku tidak mau membuatmu sakit."
" justru keadaanmu yang seperti ini membuatku sakit melihatnya, aku sedih melihatmu menahan semua sakit dan penderitaanmu sendirian." Tatapan jaejoong sangat sendu, yunho terpaku melihat tatapan dari orang yang di cintainya. " berbagilah tentang semua penderitaan dan sakitmu denganku, jangan menanggungnya sendirian, aku disini untukmu." Air mata jaejoong menetes saat mengucapkannya, bibirnya bergetar menahan isakannya.
Yunho merengkuh jaejoong ke dalam pelukannya, mengecupi puncak kepala jaejoong berulang kali, menyadari semua kata-kata jaejoong kepadanya.
" mianhae... Aku sudah membuatmu terluka." Bisik yunho dengan suara parau, semakin erat memeluk jaejoong.
Namja cantik yang biasanya ceria itu kini hanya mampu mengangguk pelan, memejamkan matanya dengan erat membuat air matanya menetes semakin deras membasahi pipinya yang kini tirus.
Seminggu kemudian...
Yunho akhirnya bersedia menjalani operasi transplantasi sumsum tulang belakang, dan operasi itu berhasil, kini kondisi tubuhnya mulai membaik.
Walaupun ia harus rela melihat jaejoong yang semakin terlihat kesakitan, namun namja cantik itu tak sekalipun mengeluh tentang semua beban yang di tanggungnya.
" jae..." Panggil yunho pelan saat melihat jaejoong masuk ke dalam ruang rawatnya. Yunho menghentikan kegiatannya membaca buku tebal tentang hukum, meletakan buku bacaannya di atas meja kecil di samping ranjangnya.
Jaejoong memamerkan senyuman cerianya, meski wajahnya tampak pucat. Jaejoong mendudukkan dirinya di tepi ranjang yunho, mata bulatnya yang indah memandang yunho dengan tatapan sulit di artikan.
" wae ?" Tanya yunho yang merasa bingung dengan sikap jaejoong. Terselip rasa khawatir tentang jaejoong, ia takut jaejoong semakin tersiksa dengan kondisi tubuhnya yang sekarang.
Jaejoong menggeleng pelan, menyentuh tangan yunho, meremat telapak tangan Yunho dengan kuat. " kau baik-baik saja ?" Tanya jaejoong balik dengan ambigu.
Yunho mengernyitkan keningnya, merasa aneh sekaligus bingung dengan sikap jaejoong kepadanya hari ini. " tentu saja aku baik-baik saja." Jawab yunho menyembunyikan kebingungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Romance
FanfictionRated : Mature yaoi/ boys love/ Yunjae / DLDR Jung yunho sang ketua mafia bertemu secara tidak sengaja dengan kim Jaejoong si pencuri amatir yang baru memulai karirnya sebagai pencuri demi bisa membiayai pengobatan ibunya yang sedang sakit keras.