[1] Melupakan

4.7K 128 21
                                    

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya"(QS. Al-Ahzab: 56)

TIFA

"Abdillah!!"

Aku terbangun dari mimpiku yang buruk. Banyak keringat jatuh dari atas keningku yang membuat khimar yang aku pakai sedikit basah. Dadaku masih naik-turun karena mimpi itu.

"Ya Allah,jangan sampai ada apa-apa dengan dia.Aku mencintainya,Ya Allah. Jaga dirinya"ujarku yang masih mengatur nafas.

Kemudian,aku melirik ke arah jam dindingnya yang bertengger di atas meja belajarnya.

03.37

Seketika aku tersenyum. "Ada hikmahnya juga di mimpiin Abdillah sama Allah. Jadi kebangun deh buat sholat tahajjud"

Aku langsung turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu.

AUTHOR

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..Assalamualaikum warahmatullahi wabatakatuh". Tifa mengakhiri sholat malamnya itu dengan salam. Kemudian ia berjalan ke arah meja belajarnya untuk mengambil al-quran yang Abdillah berikan untuk kado Ulang tahunnya tahun lalu.

Ia segera kembali ke sajadah nya untuk membaca al-quran tersebut.

Ia dengan Abdillah memang terpaut umur yang cukup jauh. Abdillah berumur 23,sedangkan Tifa berumur 16.

Tapi itu tidak menjadi halangannya untuk mencintai Abdillah. Ia selalu mendoakan Abdillah dalam sujudnya juga doanya.

Abdillah Zaidan memang lelaki idaman wanita mana pun. Sudah pintar,sopan,menyayangi kedua orangtuanya,berkarir,menghormati perempuan,sholeh lagi.

Memang dulu,Tifa sangatlah membenci Abdillah. Karena Abdillah selalu mengejek Tifa saat Tifa sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Ntah itu mengangkat jemuran ataupun menyapu teras rumahnya.

Karena rumah berdekatan. Makanya Abdillah mengejek Tifa.Bisa semacam,"Woy krempeng!jadi orang kok tipis kali sih!," atau gak "Tipiiii!!"

Tapi sudut pandang Tifa tentang Abdillah berubah ketika bulan puasa tahun lalu. Ia baru sadar jika Abdillah ada anak yang sholeh,dengerin khutbah dari ustad saat sholat tarawih,ikut tadarussan sampai masjid tutup,setiap dzuhur,ashar,maghrib dan isya ke mesjid. Dan dari situlah Tifa menyukai Abdillah

Jangan tanyakan kenapa Tifa tidak bilang shubuh?Yah,karena Tifa tak mungkin mengintip rumahnya untuk memastikan dia sholat shubuh di mesjid apa tidak.

'Yang ada aku malah di marahi sama umi',batin Tifa

Selesai membaca al-quran,Tifa membereskan sajadah dan mukenanya. Ia memang tidak akan tidur lagi setelah sholat Tahajjud. Katanya buat sekalian nunggu shubuh.

Tifa membuka laptop yang ada di meja belajarnya. Ia melanjutkan tugas menulis novelnya dari guru.

Kalian tahu apa judulnya?

Aku,Kamu dan Allah

Hati Tifa seketika menghangat saat membaca tulisan ini. Sekelebat peristiwa muncul di dalam pikirannya saat bersama lelaki itu. Iya lelaki yang telah 6 bulan lebih ini mengisi hatinya,Abdillah.

Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang