AUTHOR
Di sini Tifa dan Abdillah sekarang,di sebuah kamar hotel VIP. Sehabis shalat Ashar di musholla dekat taman,mereka memutuskan untuk pulang ke hotel. Bukan mereka yang memutuskan untuk bermalam di hotel,melainkan kedua ibu mereka yang sengaja memesankan untuk mereka.
"Udah gakpapa,Tif. Anggap aja ini hadiah dari Umi sama Tante Salamah. Ya kan,Sal?"
Salamah yang ada di sebelah Alya mengangguk sambil tersenyum,"Bisa dibilang hadiah untuk malam pertama kalian." Respon Tifa hanya menunduk malu sedangkan Abdillah tertawa.
"Mas mandi duluan aja ya?" ujar Tifa sambil membuka koper yang berisi baju-baju Abdillah. "Iya,sayang. Siapin baju koko aku ya,abis kamu mandi kita sholat sunnah pengantin."
Setelah Tifa mengangguk,Abdillah langsung masuk ke dalam kamar mandi. Saat sedang mencari baju koko Abdillah,ia menahan senyum. Beginikah rasanya menjadi suami istri? Abdillah memanggilnya sayang dan semua perlakuan manis dari Abdillah mampu membuat jantung lari marathon.
✨
Abdillah sudah keluar dari kamar mandi sedangkan Tifa berusaha melepas niqabnya,tapi sia-sia. "Susah ya lepas niqabnya? Mau aku bantu?"
Abdillah yang masih memakai handuk di pinggangnya langsung menghampiri Tifa yang sedang berkutat di depan cermin. Mata Tifa membulat kala melihat dada bidang Abdillah yang terekspos bebas dari pantulan kaca.
"MAS!! Pake baju kamu!"
Abdillah mengernyitkan keningnya,"Kamu kenapa,Tif?" ujar Abdillah sambil mengusap puncak hijab Tifa. "Masak kamu cuma pake handuk? Dada kamu,Mas.."
Abdillah tertawa mendengarkan apa kata Tifa. "Kita udah halal."
Secara tidak sengaja,Batin Tifa menghangat kala mendengar kata 'Halal' dari mulut Abdillah.
Abdillah membuka niqab Tifa sekalian membuka hijab perempuan bertubuh langsing itu. Pada saat itu juga,sanggulan rambut Tifa jatuh maka tergerailah rambut tebalnya.
Abdillah menatap sebentar wajah cantik istrinya itu. "Ya Humaira,"
Mata cokelat Tifa menatap suaminya itu sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Mendadak Abdillah tak bisa bernafas melihat Tifa. Betapa cantiknya bidadari surganya saat ini. "Mas kenapa tiba-tiba buka hijab aku? Sanggulannya jadi lepas begini,payah tau ngikatnya."
"Cantik. Gak usah diikat,gini aja. Kamu cantik soalnya."
Pipi Tifa bersemu merah mendengar penuturan Abdillah. "Gombal,ih!" Tifa meninju dada Abdillah lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Abdillah terkekeh pelan,istrinya salah tingkah karena telah dipuji olehnya.
Abdillah memakai baju koko yang telah disiapkan oleh Tifa. Setelah siap,ia duduk sebentar di pinggir ranjang. Matanya menerawang ke arah yang atas nakas dan melihat ada ponselnya. Lalu ia mengambil benda tersebut untuk memastikan ada pesan atau tidak.
Wildan
Ada satu pesan dari Wildan,ia segera membuka pesan itu.
Kathleen kabur,gue gak tau kemana. Yang pasti acara kabur dia dari penjagaan gue udah direncanain sama Fauzan juga Fira. Coba lu japri Fahri. Nomor Kathleen juga gak aktif,gue takut dia bikin masalah lagi sama lu dan Tifa.
Kathleen kabur? Abdillah meremas ponselnya. Ada sedikit rasa takut menyelinap di relung hatinya. Ia takut terjadi apa-apa dengan Tifa,ia takut ia tidak berhasil menjaga amanah dari Om Hafidz.
Pada saat ingin menghubungi Fahri,pesan dari Fahri masuk duluan.
Fauzan dan Fira kabur bang. Gue mohon kalian berdua waspada,ini pasti ada hubungannya sama kalian.
Damn! Ini seperti bom waktu baginya. Ia tak bisa tinggal diam saja. Ia harus cepat menangani ini,kalau terlambat nyawa istrinya pasti terancam.
Ia cepat meraih jaket dan kunci mobilnya. Meninggalkan Tifa sendirian di hotel demi menyelesaikan masalah yang tak ada habis-habisnya.
Maafkan aku,Tif. Aku harus ninggalin kamu sendirian,karena ini juga menyangkut nyawamu. Aku takut kamu pergi.
✨
"Pokoknya kita gak bisa nunda-nunda rencana kita lagi. Udah dua tahun,masa rencana kita harus tertunda? Gue harus balas dendam sama penjahat-penjahat itu."
Fira mengepalkan tangannya. Matanya menatap sinis keluar balkon. Mengingat masa lalu kelamnya. Luka itu masih menganga,bahkan masih dengan lebar. Kenapa tuhan tak pernah adil padanya? Kenapa orang yang ia idolakan harus pergi? Ibunya terpukul dan semua hancur. Kekayaan Papanya disita oleh bank,nama orangtuanya rusak. Itu semakin menambah dendam Fira pada Tifa dan Afkar.
"Gue punya rencana."
Fira berbalik dan menatap Fauzan yang memainkan ponselnya. "Kita tabrak mereka sampai mereka..pergi dari dunia ini."
"What?" tanya Kathleen.
"Dalam beberapa minggu ini,kita ikutin aja kemana mereka pergi. Kalo waktunya udah tepat gue bakalan kasih aba-aba."
"Kalo kita masuk ke penjara lagi gimana?"
"Yang penting dendam kita terbalaskan." Fauzan menyeringai licik.
✨
Jaat auuuk😣
Malam pertama Tifa sama Abdillah tidak berjalan dengan lancar😅
Vote ok?
Feedback? Ask me😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]
Tâm linh[Spiritual~Teen fiction~Romance] Berawal dari benci dan menjadi suka. Itulah yang dialami gadis sholehah,Tifa. Tapi rasa sukanya pada Abdillah memudar saat tahu bahwa bukan dirinyalah cinta pertama Abdillah. Belum lagi masalah kedatangan Firdaus,kej...