[16] Kembali bertemu

1.2K 44 0
                                    


"Dan orang-orang kafir berkata,"Engkau (Muhammad) bukan seorang rasul." Katakanlah "Cukuplah Allah dan orang-orang yang menguasai ilmu Al-kitab menjadi saksi antara kamu dan aku." (QS. A-rad ayat 43)

AUTHOR

Tifa sedang mondar-mandir di belakang Gedung Auditorium. Hari ini hari dimana diadakan Seminar Islam itu di Universitas Muhammadiyah Medan. Sungguh,hatinya kini juga sedang di ambang maut. Menurut Bang Ihsan,Abdillah akan datang sebentar lagi.

Fara pun juga tau jika Abdillah sudah kembali dengan menelepon Tifa tempo hari.

"Assalamualaikum,Mbak. Ada hal penting nih,penting dunia akhirat"

Tifa hanya memutar malas bola matanya. "Waalaikumsallam,omonganmu"

Fara hanya terkikik

"Mantanmu balik"

"Eh,sejak kapan jadi mantan? Pacaran aja gak pernah atuh neng"

"Gak pernah pacaran tapi langsung dihalalin"

"Mbak udah tau,bahkan dia ngisi seminar di kampus mbak" ucap Tifa yang ia buat setenang mungkin.

"Innalillah! Musibah apa ini?!"

"Tif?"

Suara Bang Ihsan membuyarkan lamunannya. "Ada apa bang? Bang Abdillah udah datang?"

Ihsan tertawa sebentar,"Gugup?"

Tifa hanya mengangguk sambil membetulkan khimarnya. "Gak usah gugup,ini seminar bukan acara lamaran kamu. Yaudah buruan gih ke depan bawa air mineralnya"

Perkataan Ihsan membuat jantung Tifa semakin dag-dig-dug. Perempuan bergamis merah maroon itu segera ke depan untuk memberi Abdillah air mineral.

Dari jauh tampak jika Abdillah sedang berbincang-bincang dengan beberapa dosen yang mengajar di kampus Tifa. Salah satunya Bu Humaira,dokter bedah yang mengajar di kelas Tifa.

Dalam hati ia terus membatin kepada Allah agar Abdillah tak mengenalnya. Ia tak mau terjebak oleh masa lalu. Bahkan nampan yang ia pegang tampak bergetar.

Ia berjalan pelan-pelan ke arah kumpulan dosen itu.

"Assalamualaikum," ucapnya sembari menaruh air mineral dari nampan ke atas meja yang ada di depan Abdillah.

"Waalaikumsallam"

"Nah,ini Tifa. Mahasiswi kesayangan saya di sini" celetuk Bu Humaira sambil tersenyum padanya.

Jangan tanyakan keadaan Tifa sekarang,kalang kabut. Ia terus berharap agar Abdillah tidak mengingatnya. Ia mohon.

Tampak sekali jika Abdillah sedang terkejut,"Atifa Annur Farzana,Bu Humaira?" Abdillah mengucap nama lengkap Tifa.

Tidak. Jangan Bu Maira,jangan mengiyakan perkataan lelaki ini.

Bu Humaira mengangguk mantap. "Iya dia Atifa,anak kedokteran semester 2. Pak Abdillah mengenalnya?"

Abdillah menatap tajam Tifa,tapi buru-buru Tifa menundukkan kepalanya. Terbongkar sudah persembunyiannya dari Abdillah.

"Dia..calon istri saya Bu Humaira,"

Tifa segera mengangkat kepalanya tanda tak percaya. Dosen lain yang ada di sana juga menampilkan wajah terkejut mereka.

"Wah selamat ya Pak Abdillah,"

Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang