[25] Dia Pacar Halalku (Special Part❤)

2.3K 80 0
                                    

AUTHOR

Tifa keluar dari kamar mandi. Abdillah tak ada di kamar. Ia mencari di balkon,tapi tak ada juga. Rembesan air dari rambutnya membuat hijab berwarna hitam yang ia pakai sedikit basah.

Perempuan bergamis hitam itu mengambil ponselnya di slingbag dan mencoba menghubungi Abdillah. Tapi,suara ponsel Abdillah diatas nakas membuatnta tersadar bahwa Abdillah tak membawa ponselnya.

Tifa berdecak kesal. Mengapa Abdillah pergi tanpa memberitahu padanya? Ia benar-benar kecewa pada Abdillah. Siapa Tifa di mata Abdillah.

Astagfirullah

Tifa telah suudzon pada Abdillah. Ia beristighfar berkali-kali untuk menepis pikiran buruknya itu. Mungkin Abdillah ada urusan mendadak jadi harus pergi cepat dan lupa memberitahu dirinya.

Adzan Maghrib berkumandang,lantas Tifa melesat ke arah kamar mandi untuk sholat maghrub sendiri tanpa diimamin oleh Abdillah.

Abdillah sampai di kost Wildan. Ia memarkirkan mobilnya dahulu dan langsung masuk. "Assalamualaikum."

"Waalaikummussalam. Masuk,Ab."

Kost Wildan tidak bisa dibilang kecil maupun besar. Penghuninya hanya ia sendiri. Karena dari itu,Abdillah cepat-cepat menyuruhnya menikah agar rumah ini rak terbilang sepi. Wildan juga sudah berkerja menjadi PNS di Al-Hasyimiah kurang apalagi?

"Maaf ganggu lo malem-malem gini. Gue jadi gak enak sama lo,apalagi Tifa. Karena udah ngerusak malem pertama kalian."

Jujur,ini bukalan lelucon maupun guyonan dari Wildan. Ia benar-benar bersalah telah merusak malam pertama Abdillah dan Tifa.

"Gue sholat dulu ya? Tadi gak sempet sholat maghrib di hotel." Abdillah memilih untuk menanggapi ucapan Wildan. Ia juga merasa versalah karena tak izin pada Tifa dulu. Karena masalah ini harus cepat-cepat diselesaikan tanpa adanya korban jiwa .

Wildan membawa 5 buah cangkir kopi dari dapur. Setelah sholat maghrib tadi Fahri,Farhan dan Afkar datang ke kostanya untuk membahas masalah ini lebih jauh.

"Gue punya solusi,bang." sahut Farhan. Abdillah langsung menoleh dengan mengangkat salah satu alisnya. "Lapor ke polisi aja gimana?"

"Gak bisa,Far. Kalo bisa gue udah ngelapor daridulu. Masalah cuman satu,kita gak punya bukti buat ngelapor orang itu." Afkar menjawab solusi dari Farhan.

"Masalah 2 tahun lalu itu apa gak bisa jadi bukti?"

Afkar menggeleng lemas,"Aku bisa aja jaga Almira karena sekarang dia lagi hamil jadi banyak waktunya tinggal di rumah,kalok gak sama Uminya sama Bunda. Tapi gimana sama Tifa? Dia masih kuliahkan?"

Abdillah mengangguk dan menyeruput sedikit kopinya. "Tapi gue udah punya rencana,kalo dalam waktu dekat ini dia juga hamil,gue bakalan ngajuin surat izin ke kampus,kalo gak bisa yah minimal pengurangan jam kuliah dalan sehari biar dia gak terlalu capek juga. Kasian entar istri sama anak gue."

"Yah udah mau jadi bapak-bapak ngomongin istri hamil terus."

Afkar dan Wildan hanya tersenyum tipis sedangkan Farhan dan Fahri tergelak. "Makanya lo cepet punya istri."

Wildan mencibir,"Calon gue non muslim,Ab."

Mereka berempat langsung mengerutkan kening masing-masing, bingung dengan pernyataan Wildan. "Maksud lo.."

Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang