[15] Kembali

1.4K 51 0
                                    


Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. Ah-Hasr ayat 1)

AUTHOR

Kini,Afkar sudah berada di tempat yang di tentukan oleh Fira. Ia tahu bahwa nyawa saat ini sedang terancam,tapi ada yang lebih terancam nyawanya,Tifa.

Kinipun ia telah tau mengapa Almira pergi meninggalkannya.

Almira tak mau jika orang yang ia sayangi nyawanya terancam,maka dari itu ia menyanggupi permintaan Fira untuk pergi ke Kairo.

Sebenarnya,Abdillah beserta Farhan ada di tempat ini juga bersama polisi. Ketika waktunya telah tepat,mereka akan menangkap Fira.

Suara tapak sepatu mulai terdengar di telinga Afkar. Ia langsung mengalihkan tatapannya ke arah suara sumber suara walaupun cahaya malam itu tidak terang.

"Akhirnya,lo datang juga. Gue kira lo pengecut." Fira berjalan mendekati Afkar yang berdiri di tembok bangunan itu.

"Aku tidak sehina itu!" Afkar mengepalkan tangannya sampai buku-buku jarinya memutih.

"Munafik! Anak sama orangtua sama-sama munafik!"

"Jangan bawa-bawa orangtua Fira!" Ingin sekali rasanya Afkar menampar Fira,tapi rasanya ia tak sanggup. Ia sangat memuliakan perempuan.

Fira yang memakai pakaian serba hitam memperpendek jaraknya dengan Afkar. "Lo harus menderita Af,"

"Apa salah aku,Fir?! Apa?!"

"Yang salah bukan lo! Tapi orangtua lo! Hina banget punya orangtua seperti mereka!

Plak!

Emosi Afkar sudah tak bisa terkendalikan karena lagi-lagi Fira membawa orangtuanya.

"Sudahku bilang jangan pernah membawa orangtua! Sekarang dimana Tifa?!" Afkar berlari ke arah belakang tubuh Fira.

"Lo masih cinta sama dia?" Pertanyaan Fira seakan menamparnya. Masihkah Afkar mencintai Tifa? Tapi perempuan itu telah memiliki pujaan hati yang tak lain adalah Abdillah.

"Huh? Masih cinta? Tapi sayang ia sayang sama orang lain,seharusnya lo sadar daridulu Almira suka sama lo! Lo nya aja yang gak peka dan sekarang dia pergi ke Kairo!" Berbagai makian dari Fira hanya dapat didengar oleh Afkar. Afkar tak dapat membantahnya. Apa yang semua di ucapkan Fira adalah fakta.

"Orangtua lo udah bunuh Papa gue dan Fauzan! Dan lo harus dapat balasannya,Afkar Alhanif!"

Apa? Fauzan? Mereka satu...

Belum sempat ia mempertanyakan hal itu,

"Lo harus menemukan ajal lo!" ucap Fira sambil menunjuk tangannya ke belakang Afkar. Afkar yang masih kebingungan langsung membalikkan tubuhnya ke belakang. Ia melihat seorang laki-laki berlari sambil membawa pisau di tangannya ke arah Afkar.

Afkar tak bisa berbuat apa-apa,kalau ini pun sudah ajalnya. Ia pasrah. Afkar berdiri sambil menutup matanya.

Tapi saat laki-laki itu ingin menghunus tubuhnya. Terdengar suara perempuan menjerit bersamaan dengan ambruknya tubuh perempuan yang memakai gamis berwarna hitam di depannya.

Afkar yang menyadari itu langsung menangkap tubuh perempuan itu dan melihat wajahnya. Darah bersimbah dari balik gamis hitamnya.

Detak jantung Afkar seakan berhenti ketika matanya melihat wajah perempuan itu.

Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang