[22] Move on

1.2K 56 2
                                    

TIFA

Aku menelesuri detak ini,ritmenya semakin cepat. Ya Allah,aku deg-degan karenanya. Karena Calon Suamiku.

Calon Suamiku?

Ah,kata itu membuat jantungku berdetak semakin cepat. Bahkan tangannku sudah berkeringat dingin. Ia saja masih Calon,apalagi kalau sudah menjadi Suami. Nanti...ah! Aku payah menjelaskan! Pokoknya sangat menyenangkan.

"Mbak?"

"Masuk." Fara muncul dari balik pintu kemudian jalan ke arahku. "Ngapain?"

"Gak ada,cuman ngelamun aja."

Fara memiringkan kepalanya,"Ngelamun? Apa?"

"Gimana rasanya kalo udah jadi Nyonya Abdillah Zaidan."

Fara menyentil kepalaku pelan dan aku meringis kesakitan. "Zina pikiran!"

"Astagfirullahaladzim."

Bagaimana aku tidak sadar jika telah zina pikiran tentang Bang Abdillah.

"Ngapain ke sini?"

"Mau..apa ya? Curhat mungkin."

Aku sedikit bingung,ada apa dengan Fara? Baru kali ini curhat denganku.

"What?"

"Aku..suka sama cowok non muslim Mbak." Ia tampak mengigit kukunya pelan. "Kok bisa?"

"Huh! Yang ngasih rasa cinta ke kita siapa?"

"Allah."

Fara menjentikkan ibu jarinya dan telunjuknya. "Nah itu! Kalo Allah gak ngasih rasa itu,aku juga gak mau. Terus yah pas Fara sharing sama kelompok Rohis,suka atau cinta sama beda agama itu HA-RAM!!"

"Kan udah udah tau haram,kenapa masih suka?" Terkadang aku juga bingung dengan Fara,dia kalau suka sama cowok rasa sukanya itu lama hilangnya. Perlu bertahun-tahun lamanya.

"Gimana mau move on coba,setiap mau balik ke belakang dia tu senyum sama Fara mbak. Udah gitu senyumnya,Beh..bikin cewek melel---"

"Zina pikiran!"

Kini malah ia yang tertawa. Fara mengibaskan gamisnya sebentar lalu melanjutkan ceritanya. "Oke aku jelasin ya.."

Fara menghirup nafas lalu membuangnya. "Namanya Kay Tosunwan,kelas 12 SMA,sekolah di SMA Djuanda,nama cewenya Mon Adhiti,kelas 11 sama kayak aku,rumahnya di Komplek Perumahan China."

Dia menjelaskan dalam satu napas. Sebegitukah ia mencintai lelaki bernama Kay itu? Sampai ia tau data-data tentang laki-laki itu.

"Nama Mamanya Lyna Le--"

"Eh bentar-bentar,kamu tau semuanya?"

Ia mengangguk. Aku hanya menghembuskan nafas kemudian membelai khimar pinknya. "Suka itu wajar,tapi apa yang kamu lihat lelaki non muslim itu? Setidaknya kalo kamu suka sama lelaki muslim kamu bisa lihat dari kesolehannya."

"Dia itu.."

"Mbak ada doanya bentar yah!"

Aku membuka laci di samping tempat tidurku dan meraih selembar kertas berwarna cokelat. Lalu memberi kertas itu pada Fara.

"Doa move on."

Fara membinar,"Syukran Katsiran Mbakkuuuu.." Ia memelukku lalu membisikkan sesuatu ke telingaku. "Kutunggu keponakanku darimu."

Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang