[6] Terungkap

1.5K 66 5
                                    

AUTHOR

Assalamualaikum,Afkar.

Maaf jika kepergianku membuatmu sedikit khawatir. Maaf,

Af,aku kira pertemuan kita 12 tahun silam yang lalu hanyalah pertemuan biasa antara 2 anak kecil yang di otaknya hanya ada kata "bermain".

Ternyata aku salah,semakin lama kita bersama semakin pula Allah mendekatkan kita. Kau mampu menjadi sahabatku sekaligus seorang kakakku untukku. Kau yang mampu menyadariku Bahwa Islam adalah agama yang paling benar di dunia ini. Terimakasih atas kehadiranmu dalam kehidupanku.

Dan hari itu,hari yang paling naas dalam hidupku. Aku mengalami sebuah kecelakaan. Aku mengalami amnesia serta kehilangan sepupu laki-lakiku. Tapi karena adanya dirimu di hidupku,kau mampu membuatku kembali ingat tentang segalanya. Sekali lagi,Terimakasih atas kehadiranmu di hidupku.

Tanpa aku sadari,selama ini aku membutuhkanmu. Tanpa kehadiranmu,mungkin aku akan melupakan segalanya.

Setiap hari ku mendoakanmu. Berharap agar kau menjadi penyempurna agamaku kelak. Mampu membimbingku tentang dunia maupun akhirat. Membimbing Mujahid dan Mujahidah kecil kita agar menjadi manusia paling beruntung di akhir zaman kelak.

Hingga hari itu,Hari dimana aku mengalami patah hati untuk pertama kalinya. Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah. Kebiasaan kita yang dulu terganti dengan kebiasaan kau dan dia.

Ya,dia yang kau panggil Atifa. Perempuan sholeha yang pintar urusan dunia dan akhirat. Perempuan yang sering engkau doakan.

Aku salah,melupakan Rabbku hanya karena cinta ini. Lebih mengharapkanmu daripada Rabbku. Kini,aku telah pergi dari sana.

Jangan mengira bahwa aku pergi karena kau lebih memilih Tifa di banding aku,Af. Tapi ada hal lain yang membuatku harus pergi karena ini menyangkut nyawamu. Aku rela.

Maaf aku tak bisa memberitahu orang itu siapa. Bila saatnya tlah tiba,kau akan tau dia siapa,Af.

Wassalamualaikum,Afkar.

Almira Aisyah.

Afkar selesai membaca surat itu. Ia mengelap sedikit bawah matanya karena ia mengeluarkan sedikit air mata tadi. Begitu juga dengan Tifa.

Surat itu menandakan bahwa Almira sangat mencintai Afkar.

"Almira..suka sama aku?". Lirih Afkar sambil menunjuk dirinya. Tifa menganggukkan kepalanya.

Afkar berdecak. "Kenapa harus serumit ini?"

Tak lama kemudian,ada telfon masuk dari ponsel Afkar. Afkar segera mengangkatnya.

"Assalamualaikum,"

"Iya. Ada apa?"

"Kenapa?!"

"Iya-iya aku bakalan segera kesana"

"Apalagi?"

"Harus sama dia?"

Afkar melirik Tifa yang tampaknya bingung.

"Oke-oke,Waalaikumsallam"

Afkar menutup telponnya,"Masalah ini harus kita selesaikan,Tif. Sekarang kita harus ke rumah sakit. Firdaus masuk rumah sakit. Anak Rohis udah pada ngumpul di sana"

Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang