[10] Toko ponsel

1.3K 68 0
                                    

"Merugilah orang yang hidup bersama kedua orangtuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta namun ia tidak masuk surga."(HR. Muslim)

AUTHOR

Musholla Rumah Sakit Azhar,di sinilah Abdillah berada. Air wudhu masih menetes dari rambutnya yang berwarna hitam pekat. Sudah hampir 30 menit ia di sini semenjak melaksanakan sholat dhuha-nya.

Abdillah menghirup banyak oksigen hingga mampu memenuhi ruang paru-parunya dan mengeluarkan dengan dengusan kesal.

Ia masih ingat kejadian dimana Tifa dan teman perempuannya yang Abdillah tidak ketahui namanya,datang menggebrak meja tempat ia makan bersama Kathleen.

Wajah Tifa yang sedang marahpun tertangkap oleh mata Abdillah. Sangat lucu.

Ia memang salah,menjadi terlalu dekat pada Kathleen dan malah menjauhi Tifa karena peristiwa pertama Kathleen dan Tifa berjumpa. Yap,di taman itu!

Seharusnya Abdillah menanggapi panggilan Tifa pada saat ia selesai sholat Tahajjud. Tapi entah mengapa hatinya seakan menolak.

Dan semua menjadi salah paham.

Abdillah sangat butuh pertolongan pada sahabat kuliahnya sejak dulu untuk mengurusi kehadirannya di kampus. Yah,Wildan.

Lelaki berbaju batik cokelat itu merogoh salah satu saku tas yang ia letakkan di samping kanan-nya. Meraih ponselnya kemudian menelopan seseorang yang ada di seberang sana.

"Assalamualaikum,Wil"

"Waalaikumsallam,Ab. Tumben datang lama ke kampus. Ustadz Alwin daritadi udah nungguin lo di ruangannya. Katanya mau lihat skripsi lo biar cepat sidang. Dia kasian liat lo lama banget sidangnya"

Penjelasan panjang lebar Wildan membuat Abdillah tersadar bahwa ia harus ke kampus secepatnya. Membawa skripsi bagian keempat-nya ke dosen yang menjadi pembimbing pertamanya.

"Gue lupa,Wil. Iya-iya gue kesana tapi bakalan sedikit terlambat"

"Urusan lo penting-penting ya sekarang,mantan aja masih di urusin"

"Hussh,ngomong mohon dijaga Ikhwan"

Wildan terkekeh di seberang sana,

"Kata-kata lo udah kayak ukhti jaman now"

"Ukhti jaman now?"

"Iya,ciwey-ciwey sekarang kan pada hijrah tuh biar banyak yang nyukai. Pake jilbab panjang-panjanglah,pake gamis,nyeramahin orang-orang di socmed pake kata-kata ana,ukhti,ikhwan eh gak taunya dia sendiri pacaran,"

"Nau'dzubillah minzalik. Yaudah Wil gue tutup ya,mau ke toko ponsel rencana,makanya agak lambat ke kampus,"

"Mau ngapain?"

"Nanti dah gue ceritain di kampus,Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Abdillah menutup sambungan dan melihat notifikasi panggilan tak terjawab.

Panggilan tak terjawab

Kathleen (27 panggilan)

Abdillah sudah memang harus mengganti simcardnya. Ia memang sudah mengatur nomor ponsel Kathleen agar selalu tertolak secara otomatis. Tapi ia masih risih dengan pesan-pesan dari Kathleen.

Lelaki itu teringat jika di depan Rumah Sakit Azhar ada toko ponsel yang juga menjual kartu perdana. Abdillah bangkit dari duduknya,menyambar tasnya lalu pergi dari sana

"Faz!! Paket gue abiss!" rengek Tifa sambil memegangin ponselnya yang menampilkan sebuah permainan online.

Aku Kamu dan Allah [AKAS-1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang