Sementara itu si pasien bidadari melangkah ringan menyusuri lorong rumah sakit, tetap mempertahankan tatapan kosongnya. Setelah mendapatkan pengobatan harusnya ia menghampiri apotik yang terletak tepat di seberang ruang Unit Gawat Darurat untuk menebus obat. Alih alih berjalan lurus ke depan dan ikut duduk mengantri, Minhyun lebih memilih untuk meremas kertas tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.
"Kenapa kau membuang resepnya?" tanya makhluk berpakaian serba putih yang mengambang di samping kanan Minhyun, terselip rasa kesal kentara pada pertanyaannya.
"Dokter itu berlebihan, luka Minhyun kan tidak parah" sahut makhluk lain berpakaian serba merah yang juga mengambang disamping kiri Minhyun.
"Meskipun tidak parah, luka harus diobati sampai sembuh" si putih menanggapi galak pernyataan si merah.
"Jangan khawatir, aku baik baik saja" balas Minhyun menangkan, sekaligus menengahi perdebatan dua makhluk di masing masing sisinya ini.
"Setelah ini kau harus tidur siang dan jangan pernah menyayat telapak tanganmu lagi tuan Hwang" perintah si putih mutlak.
"Asal kau harus lebih kuat dari pada dia, maka aku akan terus menuruti perintahmu" Minhyun melirik si merah sekilas, lantas mengembalikan pandangan kosongnya lagi, "Kau hanya perlu membuatku percaya padamu" lanjut Minhyun datar.
"Sekedar informasi saja, aku lebih pandai menghasut dari pada dia" sambar si merah bangga.
Berjalan kaki dari rumah sakit ke rumah memang tidak membutuhkan banyak waktu, mengingat jaraknya juga tidak terlalu jauh. Minhyun sudah sampai di depan rumah, untung saja tangan kananya masih berfungsi dengan baik jadi ia tidak begitu kesusahan saat menarik kebwaha handle pintu rumah.
Begitu pintu terbuka, mata rubah Minhyun mendapati sebuah amplop putih teronggok di bawah kakinya. Tidak perlu menebak nebak siapa pengirimnya, Minhyun sudah tau. Ia memungut amplot itu enggan, lantas menutup lagi pintu rumah yang sudah ia huni sendirian selama tiga tahun belakangan.
Minhyun agak kesusahan menyobek perekat di ujung amplop mengingat tangan kirinya yang sedang dibalut perban. Tawa sarkas tiba tiba saja berdengung di telinga sebelah kanan, seolah mengejek kesulitan yang dialami Minhyun karna lilitan perban itu.
Mungkin 10 atau 15 detik lebih lama untuk membuka amplop putih berisi lembaran uang tersebut. Oh iya, ini sudah awal bulan. Sudah menjadi rutinitas sang ayah untuk mengirim beberapa lembar uang ke rumah untuk bekal anaknya bertahan hidup.
...
Sore itu ruangan dokter poli umum yang biasanya tenang, tiba tiba saja menjadi agak sedikit ramai karna dokter Ong telah kembali, dengan membawa oleh oleh berupa beberapa toples kue kering dan dua kotak brownis kukus.
Ruangan ini sudah kembali hidup setelah berada dalam fase keheningan selama dua hari tanpa candaan tidak bermutu dari dokter Ong. Dokter Kang tersenyum paling lebar saat mendapati lelaki dengan tangan penuh oleh oleh itu memasuki ruangan. Sudah bukan rahasia lagi kalau dokter Kang dan dokter Ong sering kepergok sedang jalan bersama di luar shift bertugas. Mereka menyimpan sesuatu.
"Ini cupcake strawberry spesial untuk Hyungseob" kata dokter Ong seraya menyerahkan kotak berukuran kecil di depan Hyungseob.
"Terima kasih banyak dokter Ong" lelaki menggemaskan bernama Hyungseob itu menerima dengan senang hati, pembimbing magangnya ini benar benar tau apa yang menjadi favoritnya.
"Lalu untukku mana?" dokter Kang yang kala itu sedang menduduki kursi di balik meja kerja bertanya setengah kesal karna merasa tidak mendapat oleh oleh spesial seperti punya Hyungseob.
"Untukmu lebih spesial dari punya Hyungseob" jawab dokter Ong, bibir tipisnya menyunggingkan senyum yang tidak semua orang tau apa maksudnya.
"Benarkah?" tanya dokter Kang ikut ikutan menyunggingkan senyum seperti dokter Ong. Enam tahun saling mengenal, tidak mungkin keduanya tidak tau arti senyuman itu.
Kepala dokter Ong mengangguk imut, "Tentu saja, datanglah malam ini ke apartemenku. Oleh olehmu ada disana"
"Biar ku tebak, oleh olehnya pasti sesuatu yang menyenangkan bukan?" senyum dokter Kang makin lebar beberapa mili dari pada tadi, alisnya naik turun beberapa kali.
"Ehemm" dokter Ong bergumam manja. Ia memposisikan diri untuk duduk di atas meja kerja dokter Kang, lantas menumpu paha kanan pada paha kirinya.
"Kau dengan pakaian sexy, lalu berbaring di atas ranjang. Benar?" dokter Kang sengaja menjawab dengan nada satu oktaf lebih rendah agar terdengar sexy, siku kirinya ia sandarkan di atas meja menjadikan telapak tangan sebagai tumpuan wajah, dan menatap nakal tepat di manik mata dokter Ong.
"Tepat sekali dokter Kang" dokter Ong menjentikkan jarinya puas. Dokter Kang memang soulmate sehidup sematinya.
'ttak' suara benturan gulungan kertas beradu dengan kepala terdengar setelah acara senyum senyum cabul ala dokter Kang dan dokter Ong selesai.
"Dasar cabul!" ejek Hyunbin kesal, dan pelaku pemukulan tersebut juga dia yang melakukannya.
Kelakuan dokter Kang dan dokter Ong memang seperti itu jika sudah berada di rungan kerja mereka. Kalau sedang tidak ada pasien mereka suka sekali bercanda dengan topik topik cabul seperti tadi, bahkan Hyunbin sudah sering memergoki dokter Ong duduk di pangkuan dokter Kang bila ruangan sedang sepi.
Berkali kali juga Hyunbin sudah mencoba menegur pasangan mesum itu, dan terguran Hyunbin jadi semakin tegas saat ruangan mereka kedatangan dua mahasiswa magang disana. Tidak peduli dokter Kang dan dokter Ong lebih tua darinya, yang jelas kalimat dan adegan tidak senonoh itu tidak boleh di dengar oleh manusia yang belum dewasa seperti Hyungseob dan Woojin.
Jadi rumah sakit ini punya dua rungan untuk dokter umum, ruangan pertama berisi dokter dokter senior, dan ruangan kedua berisi dokter dokter muda seperti Hyunbin, dokter Kang, dokter Ong, dan mahasiswa kedokteran yang magang selama tiga bulan di poli umum, yaitu Hyungseob dan Woojin.
Hyunbin sendiri berusia 23 tahun, sedangkan dokter Kang yang memiliki nama lengkap Kang Daniel itu berusia 24 tahun. Dokter yang paling suka melawak yaitu dokter Ong Seongwoo berusia 25 tahun. Untuk mahasiswa magang sendiri mereka berusia 21 tahun, Hyungseob dan Woojin lahir di tahun yang sama, sialnya bagi Hyunbin mereka berdua ternyata sepasang kekasih.
Maka dari itu Hyunbin harus ekstra mengawasi dua dokter kelebihan hormon itu agar tidak menjadi contoh buruk bagi pasangan Woojin dan Hyungseob. Takutnya mereka juga mempraktekkan apa yang dokter Kang dan dokter Ong lakukan.
Ehmm, alasan lainnya tentu Hyunbin merasa jengah dengan tingkah sok romantis kedua pasangan itu, mengingat ia satu satunya yang tidak memiliki kekasih disini. Tapi Hyunbin kan sudah mengincar bidadari, tinggal menunggu waktu senggang saja ia akan menyelidiki Minhyun lebih lanjut. Mungkin dengan berkunjung ke rumahnya suatu saat nanti.
TBC
Mello's Note :
halo teman seperkapalan yang suda mulai langka~ makasi banyak uda baca, vote, comment, dan nambahin ke reading list, tulisan ga mutu saya ini :))
YOU ARE READING
0256 | PRODUCE 101 S2 minhyunbin
Fanfiction[COMPLETED] cerita spinoff 👉 0256 minhyunbin ↪ 9201 winkdeep ↪ 5307 guanho ⤵ spinoff 0256 sudah di publish dengan judul 9201 dan spinoff dari 9201 sudah di publish dengan judul 5307 ⤵ [private dibagian rada anu] di pertemuan pertama, hyunbin bilan...