"Astaga Hwang Minhyun!" siapa yang tidak terkejut melihat teman lamamu meregang nyawa tepat di depan mata.
"Kenta, cepat telpon ambulan!" seru lelaki lain yang saat ini sedang berusaha mengangkat tubuh Minhyun dari dalam bath up.
Lelaki bernama Kenta itu segera mengeluarkan ponsel dan menghubungi 911 berharap ambulan dari rumah sakit terdekat segera datang untuk menyelamatkan teman lamanya. Meskipun suara Kenta terdengar panik luar biasa, untungnya seseorang di seberang sana tetap mengerti maksudnya, membalasa dengan mengatakan ambulan akan segera datang secepatnya.
"Sanggyun bagaimana ini?" tanya Kenta panik, tanpa sadar kedua matanya sudah basah karna air mata.
Ia tidak menyangka Minhyun sudah berani bertindak seperti ini, coba bayangkan bagaimana jika mereka berdua telat sedikit saja, mungkin keduanya hanya akan melihat jasad Minhyun esok hari. Omong omong Kenta dan Sanggyun baru saja tiba dari Jepang sekitar 15 menit lalu.
Selama perjalanan Kenta terus terusan merengek pada Sanggyun karna ingin segera bertemu Minhyun. Sanggyun sempat menolak awalnya, mengatakan bahwa besok saja kita berkunjung ke rumah Minhyun. Ah, andai saja Sanggyun menolak keinginan Kenta, sudah bisa di pastikan nyawa Minhyun tidak akan tertolong.
Ayolah, sudah dua tahun mereka tidak bertemu satu sama lain, tapi kenapa di pertemuan pertama mereka malah di hadiahi pemandangan seperti ini?
Sudah. Minhyun sudah aman, meskipun sedang berbaring tak sadarkan diri di salah satu ruang inap rumah sakit. Tangis Kenta juga sudah mereda, berkat tepukan lembut pada lengannya serta kecupan kecupan lembut pada puncak kepalanya.
Kenta dan Sanggyun tidak henti hentinya bersyukur karna Minhyun masih bisa di selamatkan. Kalau saja tidak, mereka berdua rasanya mau ikut bunuh diri juga, dari pada sumur hidup diliputi rasa bersalah karna terlambat menolong. Keduanya sempat membungkuk berterima kasih pada dokter -yang sempat Sanggyun lirik name tagnya dengan nama Kang Daniel tersemat disana-, atas sikap cepat tanggapnya menangani Minhyun.
...
Shift pagi sebenarnya dimulai pukul 08.00, tapi Hyungseob dan Woojin sudah ada di rumah sakit sejak pukul 07.15. Sejak semalam Hyungseob sudah merengek pada Woojin agar mengajaknya sarapan bersama besok pagi karna orang tuanya sedang pergi ke luar kota, dan kebetulan kakaknya juga sedang ada acara menginap di pantai.
Seperti dokter Kang yang tidak bisa menolak permintaan dokter Ong, maka Woojin juga tidak akan pernah bisa menolak permintaan Hyungseob.
Setelah menghabiskan dua potong sandwich dan segelas susu di kantin, Woojin menggandeng tangan Hyungseob menyusuri lorong, mumpung masih sepi. Hyungseob tidak keberatan sih, asal tidak ada orang saja, toh sudah lama ia tidak bergandengan tangan dengan Woojin begini.
"Setelah ku perhatikan, kau mengganti sabun mandimu ya?" tanya Woojin pada Hyungseob. Mereka berdua sudah sampai di ruangan poli umum sekarang, namun Hyungseob bingung kenapa Woojin justru menariknya ke dekat lemari kayu, bukan ke tempat duduk mereka biasanya.
"Iya, sabun yang biasa ku pakai habis. Jadi aku pakai sabun kak Minki" jelas Hyungseob, "Kenapa? Baunya tidak enak ya?" Hyungseob bertanya was was, takut kekasihnya tidak suka dengan aroma sabun yang ia pakai hari ini.
"Tidak kok" Woojin menjawab seraya memojokkan punggung Hyungseob hingga membentur pintu lemari.
Mendadak jantung Hyungseob berdebar kencang, "Woo-wojin-"
"Baumu wangi" kemudian Woojin memberi ciuman tipis tepat di bibir Hyungseob, "Aku suka wangimu yang seperti ini" Woojin kembali mendekatkan wajah mereka, kali ini dua lengan kekarnya ikut mengungkung tubuh kecil Hyungseob.
"Woojin, apa yang-" terlambat, Woojin sudah memagut bibir Hyungseob duluan. Memberi kuluman kuluman kecil pada bibir pink lelaki menggemaskan tersebut.
Jangan dikira Hyungseob serta merta membalas ciuman kekasihnya, ia masih tau tempat untuk tidak berciuman di rumah sakit. Meskipun tidak ada yang melihat juga, bagaimanapun ini tetap tempat umum. Maka ia mencoba mendorong dada Woojin, berharap kekasihnya mau mengiat mereka ada dimana sekarang.
"Hey, jangan menciumku sembarangan" peringat Hyungseob, setelah wajah Woojin agak menjauh. Bukannya mengatakan sesuatu, lelaki bergigi gingsul itu kembali mencium bibirnya. Sekarang melumatnya sekitar sepuluh detik, kemudian melepasnya lagi, Woojin terus begitu sampai beberapa kali, jangan lupakan senyuman jahil yang juga tersemat di bibirnya.
"Berhenti!" gertak Hyungseob, "Jangan coba coba mencium bibirku lagi" lanjut si lelaki menggemaskan.
Woojin tersenyum lebar, memamerkan gigi gingsul favorit Hyungseob, "Kalau aku tidak boleh mencium bibirmu, ya sudah aku cium lehermu saja" kemudian Woojin benar benar mendaratkan bibirnya pada leher putih Hyungseob.
"Hey-nnghh-Park Woojin!" sial! Hyungseob kelepasan mendesah.
"Ada apa Park Hyungseob?" goda Woojin, pipi Hyungseob memerah perlahan, seenaknya saja mengganti ganti nama orang.
Hyungseob tidak menjawab, ia hanya berusaha mendorong tubuh Woojin tanpa banyak ngomong, takut salah bicara. Woojin tentu saja tidak akan gentar begitu saja, telapak tangannya sudah mencengekram lengan Hyungseob agar semakin mudah menciumi leher kekasihnya.
"Woojin-berhenti, nanti ada yang lihat" Hyungseob berkata takut takut.
Dan benar saja, dua detik setelah Hyungseob berkata demikian terdengar suara, "Ekheem"
Refleks Hyungseob mendorong Woojin sekuat tenaga sampai lelaki itu jatuh terduduk di lantai. Lelaki menggemaskan itu gelagapan, karna sudah tertangkap basah.
"Oh, ini yang kemarin mengatai kita sebagai dokter cabul?" bisa di tebak, ini suara dokter Kang, dan deheman tadi sudah jelas milik dokter Ong.
Bibir Hyungseob bergerak gerak bingung tanpa mengeluarkan suara, "Aku-aku bisa jelaskan"
"Tidak ada yang perlu di-" dokter Ong belum mengatupkan bibir untuk melanjutkan kalimat,
"Dia duluan dokter Ong, dia yang memaksaku duluan" Hyungseob sudah memotongnya. Dan kalimat Hyungseob barusan membuat Woojin terkejut, bagaima bisa ia mengorbankan kekasihnya sendiri?
"Wah wah, ternyata Park Woojin suka memaksa ya?" tanya dokter Kang jahil.
"Kurangi saja nilainya dokter Ong" Hyungseob menunjuk nunjuk Woojin yang masih saja terduduk di lantai, tidak ada niatan sama sekali untuk membantunya berdiri.
Dokter Kang dan dokter Ong kompak tertawa melihat wajah panik Hyungseob. Jangan lupakan juga wajah kaget Woojin yang baru saja merasa di korbankan oleh kekasihnya sendiri. Kemudian keempatnya membuat kesepakatan rahasia untuk saling merahasiakan perbuatan tidak senonoh mereka. Woojin dan Hyungseob memergoki dokter Kang dan dokter Ong, sekarang malah kebalikannya. Baiklah, mereka sudah impas sekarang.
Tak lama kemudian Hyunbin datang dengan wajah tidak bersemangat, padahal hari ini ia sudah terbeas dari ajakan operasi tim dokter bedah. Pekerjaannya jadi lebih santai dari hari hari kemarin, semoga saja tidak ada lagi orang sakit hari ini, pinta Hyunbin dalam hati.
"Hey, ada apa dengan wajahmu dokter Kwon?" tanya dokter Ong begitu mendapati tubuh tinggi Hyunbin.
TBC
kalau berkenan bisa tinggalkan vote sama comment yha teman teman :))
makasih banyak buat vote sama comment di level level sebelumnya, saya sayang kalian :))
YOU ARE READING
0256 | PRODUCE 101 S2 minhyunbin
Fanfiction[COMPLETED] cerita spinoff 👉 0256 minhyunbin ↪ 9201 winkdeep ↪ 5307 guanho ⤵ spinoff 0256 sudah di publish dengan judul 9201 dan spinoff dari 9201 sudah di publish dengan judul 5307 ⤵ [private dibagian rada anu] di pertemuan pertama, hyunbin bilan...