Kalau tidak salah ingat, Hyunbin pernah bilang bahwa dirinya adalah dokter umum. Maka Minhyun segera mencari ruangan dokter umum di lorong lorong rumah sakit yang lumayan luas ini. Minhyun tidak ingin bertemu Hyunbin, ia hanya akan meletakkan amplop tersebut di mejanya lantas pergi untuk menonton bola, eh atau makan dulu ya?
Kalau tidak salah ingat lagi, Hyunbin pernah bercerita tentang teman seruangannya yang cabul bernama Dokter Kang dan Dokter Ong. Minhyun mengintip sedikit melalui kaca bening penyekat ruangan poli umum, terdapat papan nama dokter Kang Daniel di atas meja paling depan. Tidak salah lagi, ini juga pasti ruangan Hyunbin.
Dewi fortuna mungkin sekarang sedang berpihak kepadanya, karna tidak ada seorangpun menghuni ruangan ini. Jadi Minhyun bisa leluasa mencari meja Hyunbin dan meletakkan amplopnya disana. Baiklah, semoga dokter Kwon tidak menolak.
...
Kebetulan Hyunbin sedang libur hari ini, setelah melalui shift malam yang panjang, paginya ia langsung tertidur dan terbangun pukul 21.12. Hyunbin sendiri tidak percaya karna telah tertidur selama itu, benar benar seperti orang mati.
Perutnya berbunyi kelaparan, minta segera di isi mengingat ia sudah melewatkan sarapan, makan siang, serta makan malam. Tapi bukannya beranjak dari kasur, ia justru membuka aplikasi Line di ponselnya dan menghubungi Minhyun dengan video call. Seharian tidak bertemu, membuat Hyunbin jadi rindu.
Tepat di panggilan ketiga, panggilan tersebut terangkat. Wajah mengantuk Minhyun langsung tersaji di layar ponsel Hyunbin. Dokter muda itu tersenyum, kenapa Minhyun jadi tampak lebih menggemaskan saat sedang mengantuk begini? Apa lagi posisinya sama seperti Hyunbin saat ini, berbaring dengan posisi miring dengan ponsel bertumpu pada kasur.
"Aku baru saja bangun tidur" si penelpon membuka obrolan, "Hari ini aku sedang libur dan ternyata aku ketiduran seharian. Maaf tidak berkunjung hari ini" jelasnya merasa bersalah.
Minhyun menguap, dan hal tersebut mengundang tawa gemas dari Hyunbin, "Imut sekali sih, coba saja kalau aku ada disana pasti pipimu sudah ku cubit" pasalnya baru pertama kali ia melihat Minhyun menguap.
"Sudah mengantuk ya? Tidurlah, tapi jangan matikan sambungannya aku ingin melihatmu sampai ketiduran" pinta Hyunbin.
Detik berikutnya Minhyun tampak terduduk di kasur, ponselnya bergoyang goyang tak tentu arah. Kemudian Hyunbin tau, bahwa bidadarinya sedang meletakkan ponsel di nakas dekat ranjang dengan posisi kamera depan menghadap wajahnya. Minhyun kembali berbaring menghadap ponselnya, ia menuruti perintah Hyunbin.
"Selamat tidur" kata Hyunbin lembut saat mata lawan bicaranya mulai terpejam.
Seakan tidak pernah bosan mengamati wajah bidadari Minhyun, kedua mata Hyunbin terus terpaku pada layar ponsel hingga benda itu mati kehabisan daya.
Mood dokter Kwon Hyunbin sedang baik hari ini, setelah semalaman melihat wajah damai bidadarinya saat tertidur. Saking baiknya bahkan ia diam saja saat dokter Kang mencium pipi dokter Ong, padahal biasanya sebuah pukulan dari gulungan kertas sudah pasti akan mendarat di kepala dua dokter cabul tersebut.
Tiba tiba moodnya berubah saat mendapati sebuah amplop terselip di bagian belakang papan namanya. Baiklah, karna nama Hwang Minhyun tertulis di depannya, ia kira isinya pasti surat cinta. Tapi isinya sama sekali tidak sesuai dengan ekspektasi.
Uang?
Untuk apa?
Lantas ia berkemas tergesa gesa setelah shift hari itu berakhir, Minhyun harus segera memberi penjelasan atas amplop berisi uang tersebut. Tidak lupa membeli makanan dulu untuk makan malam mereka berdua nanti.
"Kak, apa maksud dari uang ini?" todong Hyunbin begitu pantatnya terduduk di sofa ruang tengah rumah Minhyun.
Minhyun hanya melirik lelaki yang sedang menyodorkan amplop di sebelah lengannya, kemudian mengalihkan pandangan lagi pada televisi di hadapannya.
"Kak, lihat aku sebentar" Hyunbin memutar paksa pundak Minhyun agar mereka saling berhadapan, kemudian ia baru menyadari sesuatu bahwa lelaki manis itu sudah mengenakan piyama. Padahal jam masih menunjukkan pukul 19.50.
"Berikan penjelasan untuk amplop ini" intonasi Hyunbin memang tidak marah, ia hanya menuntut penjelasan saja. Tanpa diduga sebelumnya, Minhyun justru mendorong kembali amplop itu sampai menabrak dada Hyunbin.
'Wah, jarang sekali melihat kak Minhyun beraksi seperti ini' decak Hyunbin kagum dalam hati.
Dokter muda itu cukup paham dengan isyarat si bidadari, Minhyun ingin Hyunbin menyimpan uang tersebut.
"Ya sudah" si dokter menghela nafas mengalah, "Sudah mau tidur ya? Apa aku mengganggu?" tanya Hyunbin yang sempat menyadari piyama sudah melekat pada tubuh Minhyun sejak tadi.
Senyuman Hyunbin tiba tiba saja merekah lebar. Mengikuti naluri, ia langsung mengikis jarak dan membawa Minhyun ke dalam dekapannya. Erat sekali.
Barusan Minhyun menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaannya.
Tentu saja Hyunbin amat senang. Sejak pertama kali bertemu, mungkin ini respon terbaiknya selain mengedipkan mata. Bukankah ini sebuah kemajuan yang hebat?
Sadar bidadarinya pasti sesak nafas karna terlalu lama dalam didekap, maka ia kembali memberi jarak. Tinggi badan keduanya yang terpaut beberapa centi membuat Minhyun mendongak menghadap Hyunbin, masih dengan tatapan seperti orang melamun seperti biasa.
Lihat? Ini sebuah kemajuan lagi bukan? Tidak apa meskipun pandangannya kosong, yang penting ia bisa melihat pantulan dirinya sendiri di bola mata Minhyun.
Seakan tidak bisa menahan luapan euforia, jari jari panjang Hyunbin sudah berani mengusap pipi mulus Minhyun, merasakan tekstur lembut dan kenyal disana. Ah, Hwang Minhyun itu memang lebih dari indah. Tidak ada kata yang tepat untuk mendeskripsikan bagaimana indahnya lelaki di depan Hyunbin ini, tidak peduli juga ia tidak bisa bicara. Bagi Hyunbin, Minhyun tetap indah, meskipun hanya mengenakan piyama seperti sekarang.
Oh, piyama?
Otak cerdas Hyunbin mendadak berubah kotor saat ingatannya mem-flashback secara otomatis tentang ia yang memandikan lelaki manis ini beberapa hari lalu. Bukan hanya wajah, tapi seluruh tubuh Minhyun itu indah, dari kepala sampai kaki. Saat itu piyamanya tampak sedikit kebesaran di tubuh Minhyun.
"Cium dia" bisik Taedong di benak Hyunbin.
"Tutup matamu Hwang Minhyun" Donghan juga ikut berbisik saat wajah Hyunbin semakin mendekat.
Dua malaikat cinta ini sedang dikejar deadline. Hyunbin dan Minhyun harus segera di persatukan, mereka harus punya rasa memiliki satu sama lain.
Hyunbin kembali mencium Minhyun untuk kedua kalinya. Kali ini bibir Minhyun tidak sedingin dulu, rasanya lebih hangat dan tetap manis. Hyunbin bergerak gerak menyamankan posisi, termasuk letak tangan kanannya yang tau tau bertengger di tengkuk Minhyun.
Dorongan lembut yang Minhyun rasakan di tengkuknya seperti memaksa untuk membuat jarak mereka lebih dekat, termsuk membawa ciuman itu semakin intens. Hyunbin tampaknya tidak mau berbasi basi lebih dulu, ia langsung memberi lumatan lumatan lembut pada bibir merah muda bidadarinya.
TBCwah saya ga nyangka cerita ga jelas kek gini bisa dapet 2.8K bintang. Makasih banyak :))
trus level depan cerita ini bakal tamat. Horeeee~
anu, satu lagi level depan ratenya naik dikit yha teman temanku yang budiman ehe.
YOU ARE READING
0256 | PRODUCE 101 S2 minhyunbin
Fanfiction[COMPLETED] cerita spinoff 👉 0256 minhyunbin ↪ 9201 winkdeep ↪ 5307 guanho ⤵ spinoff 0256 sudah di publish dengan judul 9201 dan spinoff dari 9201 sudah di publish dengan judul 5307 ⤵ [private dibagian rada anu] di pertemuan pertama, hyunbin bilan...