Level 7

906 263 22
                                    

Minhyun terbangun saat jam digital di nakas samping tempat tidurnya menunjukkan pukul 10.47. suara berisik ucapan selamat pagi dari Jihun menyambutnya pertama kali, lalu ia melihat Jinyoung melayang layang di langit langit kamar.

"Donghan bilang kau harus menemui Hyunbin hari ini. Perbanmu harus diganti kan?" Jihun tidak bosan bosannya mengingatkan, ia memperhatikan betul kesehatan Minhyun.

"Ck, berlebihan" decak Jinyoung.

"Aku malas" persis seperti yang di ucapkan, Minhyun berkata malas malasan lalu bergelung lagi dalam selimut.

Jadi, kemarin itu Minhyun bermaksud langsung pulang setelah pengobatan selesai. Tapi sialnya, perut kosong Minhyun berbunyi tanpa ijin di depan Hyunbin, jelas saja karna ia belum makan apapun sejak semalam. Ah, ia jadi menyesal karna sempat mengabaikan perintah Jihun untuk makan dulu.

Minhyun malu sih, tapi ia tidak tau bagaimana cara mengekspresikan rasa malu, dan ia tetap diam saja meskipun Hyunbin terang terangan tergelak di depannya. Dokter muda itu meminta maaf setelah tawanya usai, lantas melepas kemeja kotak kotak yang ia kenakan dan meletakkan pada bahu Minhyun. Tidak mungkin Hyunbin membiarkan bidadarinya mengenakan pakain yang lengannya panjang sebelah.

"Ayo makan siang bersamaku" ajak Hyunbin, kemudian merangkul bahu Minhyun menggunakan satu tangan.

Seperti yang Hyunbin pikirkan pada pertemuan pertama dengan si bidadari, Minhyun itu seperti boneka manekin. Tidak punya ekspresi, tidak bisa bicara, tidak bisa mendengar, dan pasrah pasrah saja tanpa berontak saat digiring kemanapun. Hyunbin jadi khawatir kalau saja Minhyun jadi korban tindakan kriminal gara gara tingkah 'boneka manekin'nya.

Minhyun dan Hyunbin berakhir disini. Kedai penjual nasi goreng favorit Hyunbin saat masih jadi mahasiswa dulu. Ia pikir tidak ada manusia yang tidak suka pada nasi goreng bukan? Nasi goreng sepertinya memang pilihan tepat.

Seorang pelayan menghampiri dua lelaki tampan itu dengan selembar daftar menu dan memo kecil untuk mencatat. Hyunbin menyebutkan pesanannya duluan, sebelum mendorong daftar menu ke hadapan Minhyun. Telunjuk Hyunbin mengarah ke ujung hidung Minhyun kemudian beralih pada daftar menu, maksud hati ingin mengisyaratkan 'tunjuk mana yang kau mau'. Dan Minhyun tetap diam saja.

Helaan nafas terdengar lirih dari bibir tebal Hyunbin, ia sudah tidak paham lagi dengan manusia berwujud boneka manekin seperti Hwang Minhyun. Si dokter ikut pasrah, sebelum mengeluarkan ponsel, membuka galeri, lalu menekan salah satu gambar hasil jepretannya. Ingat bukan Hyunbin pernah memotret info seputar Minhyun melalui data pasien yang ia intip. Memeriksa apakah Minhyun punya alergi tertentu.

"Nasi goreng sosis saja, tidak usah garam, dan segelas lemon tea dingin" terpaksa Hyunbin memutuskan sendiri, dari pada si pelayan menunggu terlalu lama.

"Bagaimana dia tau aku alergi garam?" Minhyun kaget mendengar pesanan yang Hyunbin pilihkan untuknya, namun ia tidak mendapatkan sahutan, "Jihun, Jinyoung" panggil Minhyun sekali lagi. Oh, mereka berdua belum kembali ya? Berarti hanya ada Donghan di sekitarnya saat ini.

Sebenarnya Hyunbin ingin bicara banyak, tapi mengajak bicara sebuah boneka hidup seperti Minhyun kedengarannya sia sia. Lagi pula mereka berdua sedang ada di tempat umum sekarang, Hyunbin tidak mau di anggap menyedihkan karna bicara tanpa mendapat respon oleh lawan bicara.

Dua piring nasi goreng sudah tersaji di atas meja. Si dokter mendorong sepiring nasi goreng dihdapan pasiennya, seakan menyuruh untuk menyantap hidangan tersebut. Karna sudah kepalang lapar, Hyunbin langsung saja menyambar nasi gorengnya sesaat setelah menyuruh Minhyun makan.

"Kenapa tidak di makan?" Hyunbin spontan bertanya begitu, mendapati nasi goreng di piring Minhyun masih utuh tak tersentuh, padahal miliknya sendiri sudah tinggal setengah.

Minhyun tidak menjawab, membuat Hyunbin menepuk dahinya sekilas, lupa kalau pasiennya yang satu ini tidak bisa mendengar.

"Suapi saja dia" Taedong membisikkan usulan, Donghan menautkan kedua tangan di depan dada, berharap Hyunbin akan terhasut pada bisikan Taedong.

Hyunbin merogoh ponselnya, mengetikkan sesuatu sebentar, dan menunjukkan hasilnya pada Minhyun, 'mau aku suapi?' tawar Hyunbin berbaik hati, sekalian curi curi kesempatan. Seperti dugaan Hyunbin, Minhyun tidak merespon sama sekali, bahkan untuk sekedar mengagguk atau menggeleng.

Ya sudah, Hyunbin memilih meninggalkan makanannya lantas meraih sendok berisi nasi goreng milik Minhyun, "Buka mulutmu" titah si dokter.

Hyunbin hampir saja melomat kegirangan, kalau tidak ingat ia sedang ada di keramaian sekarang. Respon bidadarinya benar benar tidak terduga, lelaki indah itu membuka mulut dan menerima suapan Hyunbin dengan senang hati.

Sumpah demi apapun, Hyunbin tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Seperti ada puluhan kembang api yang dinyalakan bersamaan dalam hatinya. Permulaan bagus, berarti Hyunbin harus terus terusan mengajak Minhyun makan agar bisa menyuapinya lagi seperti ini.

Senyuman bodoh dokter Kwon tidak bisa luntur meskipun Minhyun sudah ia antar sampai ke rumah. Apakah hatinya benar benar berlabuh pada boneka manekin bernama Hwang Minhyun itu? Ia tadi bahkan tidak sadar memandangi Minhyun terus terusan dengan tatapan memuja. Kwon Hyunbin tidak bisa berhenti memikirkan Hwang Minhyun.

...

"Wah wah siapa ini?" goda dokter Kang, setelah berhasil merebut pas foto seseorang dari tangan Hyunbin. Pasalnya si dokter Kwon ini tersenyum senyum sendiri dibalik meja kerjanya sejak tadi, tidak menyadari kedatangan duo trouble maker poli umum, dokter Kang dan dokter Ong.

"Hey kembalikan" pinta Hyunbin panik.

"Mana? Aku ingin tau selera dokter Kwon kita ini seperti apa" dokter Ong ikut menggoda.

"Kak Dan kembalikan" rengek Hyunbin pada seniornya ini. Jika tidak sedang bertugas Hyunbin biasanya memanggil senior seniornya dengan panggilan Kak Daniel dan Kak Seongwoo, di ruangan ini juga hanya ada mereka bertiga.

"Sayang, tangkap ini" dokter Kang memberi aba aba pada dokter Ong, namun dokter Ong gagal menangkapnya dan foto itu terbang beberpa centi di bawah kakinya.

Sebelum dokter Ong berlari untuk memungut, Woojin yang kebetulan baru memasuki ruangan sudah memungutnya duluan,"Bukankah ini foto teman dokter Kwon yang kemarin?"

"Kau sudah pernah bertemu dengannya? Coba ceritakan bagaimana orangnya" tanya dokter Ong dengan binar mata antusias. Jahat sekali Hyunbin tidak mau mempertemukan lelaki di foto itu dengannya dan Daniel, sedangkan Woojin yang hanya mahasiswa magang saja sudah pernah bertemu. Jadi sebatas ini saja pertemanan antara Seongwoo, Daniel, dan Hyunbin?

"Dia tidak punya ekspresi, seperti robot hidup" sahut Hyungseob sebelum Woojin buka suara.

"Hah? Bagaimana?" seru dokter Ong dan dokter Kang bersamaan, merasa gagal paham dengan jawaban yang Hyungseob lontarkan.

"Iya, dia seperti robot" jawab Hyungseob kukuh seraya mengangguk cepat.

"Benar begitu dokter Kwon?" lagi lagi dua dokter cabul itu bertanya bersamaan

"Ya begitulah" jawab Hyunbin sekenanya, Minhyun kan memang begitu.

TBC

makasih vote sama commentnya :))

0256 | PRODUCE 101 S2 minhyunbinWhere stories live. Discover now