Level 20

908 281 95
                                    

Hyunbin sudah berhasil mengeringkan tubuh atas Minhyun. Baiklah, laki laki memang sudah biasa bertelanjang dada. Tapi untuk membuka resleting celana skinny jeans yang Minhyun kenakan, sepertinya Hyunbin tidak sanggup. Bagaimana jika ia tiba tiba khilaf memainkan kejantanan Minhyun?

"Bisa kau membuka celanamu sendiri?" tanya Hyunbin lembut. Minhyun masih bungkam dengan tatapan kosong menghadap dada Hyunbin.

Helaan nafas kasar terdengar dari belah bibir Hyunbin, "Sebelumnya aku minta maaf, aku sama sekali tidak ada niatan berbuat cabul padamu" setelah berkata demikian dan memantapkan hati, Hyunbin benar benar menarik turun resleting celana Minhyun.

Celana sudah berhasil terlepas, menyisakan celana dalam warna abu abu menutupi kejantanan Minhyun. Kaki jenjang lelaki manis itu juga sudah terekspos, tampak mengkilat karna basah. Hyunbin sudah memutuskan untuk tidak melepas celana dalam Minhyun dulu, sebelum memastikan bagian kakinya kering.

Setelah tubuh si bidadari kering, Hyunbin memilih untuk melilitkan handuk itu di sekeliling pinggang Minhyun, baru menarik turun celana dalamnya. Oke, Hyunbin sudah berusaha keras untuk tidak bertatapan langsung dengan kejantanan Minhyun. Jangan sampai, batin Hyunbin.

Selanjutnya Hyunbin mendorong bahu Minhyun untuk memasuki kamar mandi, mendudukkan lelaki itu pada kloset yang tertutup, sementara ia memenuhi bath up dengan air hangat. Terlalu serius merawat Minhyun, ia sampai melupakan pakaiannya sendiri yang juga basah. Maka ia segera melepas semua pakaiannya tanpa sungkan dan menyambar handuk lain untuk mengeringkan diri.

Bath up sudah terisi penuh, Hyunbin menuntun Minhyun agar ia masuk ke dalam bath up. Tidak, Hyunbin tidak melihat kejantanan Minhyun kok, ia memang melepaskan handuknya tapi ia hanya melihat bongkahan bokong Minhyun saja. Lagi pula bath up itu juga terisi dengan busa.

Hyunbin meletakkan sebotol shampo di pinggiran bath up, mengatakan agar Minhyun mencuci rambutnya sendiri dan juga menunjukkan sebuah bathrobe tergantung disampingnya, menyuruhnya agar ia mengenakan bathrobe setelah mandi.

Sedangkan Hyunbin juga memilih untuk membasuh tubuh basahanya. Ia berdiam diri di box shower, menyandarkan dua telapak tangan pada dinding, membiarkan guyuran air hangat dari shower membasahi kepala hingga kaki. Sembari memikirkan pertemuan tidak terduganya dengan Minhyun barusan.

Ini awal yang bagus untuk tetap mempertahankan Minhyun disisinya. Setelah menelaah lebih lanjut bahwa lelaki manis itu sama sekali tidak menolak perlakuannya, sangat berbeda saat masih di rumah sakit dulu. Benarkah Minhyun sudah luluh karna ia telah menyelamatkannya di tengah guyuran hujan?

Kira kira 20 menit sudah Hyunbin membersihkan diri, termasuk memakai sabun dan mencuci rambutnya. Ia ingin tau, apakah Minhyun sudah selesai? Jadi ia segera keluar dari box shower, menyambar handuk lantas melilitkan pada pinggangnya sendiri.

Oh, seharusnya Hyunbin tidak perlu terkejut melihat Minhyun yang sama sekali tidak menampakkan perubahan sejak 20 menit lalu. Hyunbin berjalan mendekat, mendudukkan bokongnya pada pinggiran bath up, memposisikan tubuhnya menghadap Minhyun.

"Mau aku mandikan juga?" tawar Hyunbin.

Minhyun masih bungkam. Ia ingin di sentuh Hyunbin lebih jauh, tapi ia tak bisa mengungkapkannya, walau sekedar lewat sorot mata.

"Aku minta maaf sekali lagi, dari pada kau demam karna terlalu lama berendam, aku akan memandikanmu" Hyunbin meraih telapak tangan Minhyun, memaksanya berdiri.

Mau tidak mau akhirnya Hyunbin tetap bisa melihat kejantanan Minhyun. Bidadarinya sedang telanjang bulat sekarang di hadapannya. Sisa sisa gelembung sabun juga masih menempel di beberapa bagian tubuh Minhyun.

Hyunbin menggiring bidadarinya memasuki box shower. Membilas tubuhnya menggunakan shower, dan kegiatan itu mengharuskan tangan Hyunbin menyentuh kulit halus Minhyun. Wah, jari jari Hyunbin bisa saja terpeleset disana merasakan betapa halusnya kulit bidadari tersebut.

"Tutup matamu" titah Hyunbin saat lelaki itu hendak menumpahkan shampo di atas kepala Minhyun. Anehnya ia menurut dalam sekejap, kedua mata rubah Minhyun tertutup sempurna.

...

Sudah. 

mandi bersama mereka selesai. Hyunbin mengenakan handuknya kembali, setelah sempat melepasnya sebelum masuk ke box shower bersama Minhyun. Dan Minhyun sendiri sudah berbalut bathrobe yang tadi sudah disediakan.

Lagi lagi tanpa mempedulikan tubuhnya lebih dulu, Hyunbin sudah menarik keluar sepasang piyama, dan dua buah celana dalam dari lemari. Semoga saja celana dalamnya tidak kebesaran saat dipakai Minhyun, batin Hyunbin saat sibuk memilih milih celana dalam.

Hyunbin masih menggunakan metode yang sama, ia memakaikan Minhyun celana dalam tanpa melepas bathrobenya, sampai celana piyama juga sudah terpasang, baru Hyunbin melepaskan bathrobe tersebut. Ia sengaja memilih piyama lengan panjang karna selama ini Minhyun selalu terlihat mengenakan pakaian lengan panjang.

Sekarang Minhyun sudah terbalut piyama biru tua miliknya, meskipun agak kebesaran hingga tulang belikatnya mengintip lewat lubang kerah. Alih alih memakai bajunya dulu, Hyunbin malah mengambil handuk kecil dan memilih mengeringkan rambut basah Minhyun.

Membiarkan Minhyun menikmati perut sixpacknya, karna Minhyun masih duduk tenang diatas kasur dan Hyunbin sudah berdiri menjulang di depannya. Dengan telaten kedua tangan besar Hyunbin mengusapkan handuk tersebut pada rambut basah Minhyun. Menggosok gosoknya sampai setengah kering.

Entah dorongan dari mana, dokter muda itu justru berlutut di depan Minhyun. Membuat pandangan mata mereka saling bertubrukan, meskipun iris mata Minhyun tampak tidak fokus seperti biasa. Tidak apa, yang penting seluruh wajah Hyunbin bisa terpantul lewat mata teduh tersebut.

"Aku minta maaf" kata Hyunbin. Tidak tau untuk apa, Hyunbin hanya ingin minta maaf saja. Detik berikutnya permintaan tersebut mendapat respon berupa kedipan lambat dari lawan bicara.

Hyunbin tersenyum, ini kali kedua Minhyun memberi respon pada ucapannya. Itu artinya dia sudah di maafkan bukan? Biarpun ia tidak tau dimana letak kesalahannya selama ini.

Merasa mendapat respon positif, Hyunbin semakin berani untuk merapikan poni di dahi Minhyun. Kemudian beralih menangkup pipi putihnya dengan kedua tangan, meberikan sedikit usapan lembut dengan ibu jari, berusaha memberi kehangatan pada tubuh kedinginan si pasien kesayangan.

Hyunbin makin dekat, mencoba mengecup sepersekian detik saja bibir pucat lelaki manis di hadapannya. Percobaan Hyunbin berhasil. Tiba tiba bibirnya sudah menempel sempurna pada bibir pucat dan dingin milik Minhyun, tanpa ada sedikitpun penolakan dari si empunya.

Tadinya Hyunbin memang berniat mengecupnya sebentar, atau paling lama tiga detik. Tapi lelaki itu seperti tidak bisa –atau tidak rela- melepaskan bibir Minhyun begitu saja. Tiga detik itu terlalu singkat. Ia ingin sedikit saja lebih lama, ehmm—dua menit mungkin?

Bagaimana jika Hyunbin mencoba menggerakkan bibirnya? Apa Minhyun akan membalas? Baiklah, Hyunbin tidak akan tau hasilnya kalau tidak dicoba. Dan lelaki itu benar benar menggerakkan bibirnya untuk memberi kecupan kupu kupu pada permukaan bibir Minhyun.

Bagus! Sejauh ini Minhyun masih tidak menolak.

TBC

Kejutan~ terkejut ga kalian? Terkejut aja donk biar saya seneng ehe

Bentar lagi tamat nih. Mau tutup akun kayaknya karna temen rl uda pada berkeliaran. Ga bisa bayangin dikata katain satu angkatan kalo makin banyak yg tau saya nulis cerita beginian. Hmz sad :((

Vote sama comment jangan forget ehe

0256 | PRODUCE 101 S2 minhyunbinWhere stories live. Discover now