Setelah puas tertawa, Jihun akhirnya buka suara, "Seperti yang ku jelaskan tadi, Donghan itu malaikat cinta jadi setelah misinya berhasil ia akan pergi mencari target lain, tidak permanen menempel padamu seperti aku dan Jinyoung"
"Lalu apa yang membuat malaikat cinta datang kemari?" tanya Minhyun penasaran.
"Tentu saja untuk membuatmu jatuh cinta" jawab Jihun cepat. Hening selama beberapa detik, sebelum Jihun memekik kegirangan, "Ya Tuhan, itu artinya kau akan di pertemukan dengan soulmate mu sebentar lagi Hwang Minhyun" sayap putih Jihun mengepak ngepak cepat, itu kebiasaanya saat ia sedang senang.
"Bodoh" ejek Jinyoung pada Jihun. Air mukanya memang tetap tenang dan datar, mereka hanya tidak tau bahwa ekor panjang Jinyoung sudah bergerak gelisah dibalik tubuhnya. Mau tidak mau ia harus memikirkan rencana agar misi malaikat cinta yang mengincar manusianya ini gagal, "Mana Taedong?" Jinyoung tidak pernah melihat Donghan berkeliaran sendiri tanpa soulmatenya, Taedong.
"Dia sedang bersama Hyunbin, sebentar lagi juga ke sini" jawab Donghan sekenanya, ia tidak mau repot beramah ramah pada rival semua malaikat, "Ku harap kau tidak mengganggu misiku kali ini Jinyoung" si malaikat cinta berkata serius. Meskipun misi kali ini lumayan berat, tapi Donghan tidak akan menyerah begitu saja di depan iblis seperti Jinyoung.
"Tanpa ku halangipun, Minhyun tidak akan berminat pada skenario kisah cinta menyedihkan yang kau buat" Jinyoung membalas tajam, dan seringaian itu muncul lagi, seolah tidak mengenal takut sedikitpun.
"Donghan bilang apa? Aku tidak bisa mendengar apa yang kalian bicarakan" Minhyun menyela, ia hanya bisa menangkap kata yang dibicarakan Jihun dan Jinyoung tanpa tau apa kata Donghan. Sepenangkapan Minhyun, Donghan seperti sedang menyusun rencana untuk kisah cintanya, dan Jinyoung menentang rencana tersebut.
"Donghan bilang, ia sudah menyiapkan kisah cinta yang manis untukmu" kata Jihun berbunga bunga, ia turut senang. Setidaknya tugasnya jadi sedikit lebih mudah kalau Minhyun sudah bertemu dengan si soulmate. Pikiran pikiran buruk tentang 'dirinya yang tidak di inginkan' juga perlahan akan menghilang dari mindset Minhyun.
"Bohong" celetuk Jinyoung. Padahal ia sendiri yang berbohong.
"Cinta dia bilang? Donghan pasti bercanda, di dunia ini tidak ada seorangpun yang mencintaiku" Minhyun berkata sarkas menanggapi perkataan Jihun. Wajah berbunga bunga malaikat meluntur perlahan, kenapa Minhyun keras kepala sekali sih? Sudah diberi tau hal hal yang indah masih saja menolak.
"Kau benar, Donghan hanya bercanda" manik mata Jinyoung menatap mata bulat Jihun tajam sebelum tersenyum remeh, "Berpikir realistis saja, sekarang orang tuamu meninggalkanmu, semua teman temanmu, dan mantan kekasihmu juga sudah meninggalkanmu. Tidak mungkin sekali ada orang asing yang tiba tiba jatuh cinta padamu. Kau kan memang sudah tidak di inginkan siapapun" provokasi Jinyoung.
"Kali ini aku setuju dengan Jinyoung" kalimat persetujuan Minhyun, membuat Jihun melotot gemas pada Jinyoung.
"Kau perlu ingat bahwa Tuhan punya jutaan keajaiban untuk manusia" Jihun mengingatkan, "Memangnya kau tidak ingin mendapat satu saja keajaiban itu?" ia balik bertanya sarkas.
"Keajaiban?" gumam Minhyun.
"Tidak ada yang namanya keajaiban!" sanggah Jinyoung cepat.
"Keajaiban itu ada!" debat Jihun. Kedua mata malaikat dan iblis itu seolah memancarkan aliran listrik virtual, mengadu mana yang lebih kuat.
Rasa jengah saat dua makhluk tak kasat mata itu berdebat kembali menghinggapi Minhyun. Jadi ia memilih pergi dari sana, dari pada telinganya terus terusan berdengung mendengar argumen mereka. Kaki panjangnya beranjak meninggalkan kursi dan berjalan keluar pintu pagar.
"Hey! Mau kemana?" teriak Jihun, kemudian ikut melayang di belakang Minhyun.
"Mencari hiburan" jawab si manusia singkat.
Jangan dikira Donghan diam saja menyaksikan adu argumen antara Jinyoung dan Jihun. Malaikat cinta itu tidak akan menyianyiakan kesempatan selagi si iblis sibuk berdebat, maka ia terus membisikkan kata agar Minhyun beranjak dari tempatnya dan keluar untuk sekedar mencari udara segar. Setidaknya hari ini Hyunbin harus bisa berkenalan dengan Minhyun secara personal.
Terlalu asyik mendengar adu argumen antara malaikat dan iblisnya, Minhyun tidak sadar bahwa ia sedang di amati oleh seseorang dari dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari pagar rumahnya. Pagar rumah yang hanya tersusun dari beberapa tralis besi setinggi dada orang dewasa membuat seseorang itu bisa menikmati wajah bidadari Minhyun, meskipun hanya lewat celah celah.
Taedong berhasil menggiring Hyunbin kemari. Berguna juga Hyunbin pernah mencuri informasi tentang Minhyun lewat data pasien di pertemuan pertama mereka. Seperti biasa, ia tetap terkagum kagum pada paras bidadari yang Minhyun miliki. Meskipun lelaki indah itu hanya diam terduduk di teras rumah dengan tatapan kosong.
Mata monolid Hyunbin tak pernah lepas mengamati Minhyun barang sedetikpun. Ia penasaran, apakah Minhyun bisa berekspresi selain wajah datar dan tatapan kosong itu jika sedang sendirian seperti sekarang. Namun setelah sekitar 20 menit mengamati, ia hanya mendapati kepala Minhyun yang menoleh ke kanan selama beberapa detik, kemudian ia menggigit jempolnya sendiri, dan kembali berekspresi datar.
Minhyun ini sebenarnya kenapa? Depresi? Stres? Atau sedang berada di bawah tekanan?
Hyunbin refleks menyembunyikan wajahnya di balik kemudi saat Minhyun mulai keluar dari pagar rumahnya. Mau kemana di siang terik begini?
"Hyunbin ikuti dia" bisik Taedong, si malaikat cinta yang bertugas menuntun Hyunbin bertemu dengan cintanya, sekaligus sebagai soulmate Donghan.
Dokter muda itu tidak langsung menyalakan starter mobil, ia harus menjaga jarak aman agar Minhyun tidak sadar bahwa sedang di ikuti. Hyunbin tidak mau dilabeli sebagai stalker, padahal faktanya memang seperti itu.
Kaki panjang Hyunbin menginjak pedal gas pelan pelan. Ia sudah mengambil jalur aman di sebelah kiri jalan agar tidak mengganggu pengemudi lain, lagi pula sisi kiri jalan juga dekat dengan trotoar yang Minhyun susuri.
Minhyun memilih belok ke arah kiri saat menemui perempatan didepan. Langkahnya terhenti sejenak demi mengamati proyek bangunan gedung bertingkat dengan beberapa pekerja berlalu lalang disana. Suara berisik dari mesin mesin yang ia tidak ketahui namanya itu juga turut menyeruak dalam indra pendengarannya.
Sekitar beberapa detik setelah sempat terdiam, Minhyun menghampiri salah satu sisi bangunan yang masih berbentuk kerangka. Banyak besi besi tajam menjulur karna sebagian belum dilapisi semen, belum lagi beberapa material tercecer di sekitar sana, membuat kemeja lengan panjang warna merah muda milik Minhyun jadi agak berdebu.
Tanpa Hyunbin duga sebelumnya, Minhyun berjalan terlalu dekat dengan besi besi tajam itu dan berakhir dengan sebuah goresan tercipta di lengannya. Hyunbin bisa melihat darah segar mulai mengucur dari sana. Kemudian Hyunbin segera menghampiri Minhyun, menyeret paksa lelaki mirip bidadari itu ke dalam mobilnya.
TBC
sebelumnya saya minta maaf karna apdetnya kecepetan :((
YOU ARE READING
0256 | PRODUCE 101 S2 minhyunbin
Fanfiction[COMPLETED] cerita spinoff 👉 0256 minhyunbin ↪ 9201 winkdeep ↪ 5307 guanho ⤵ spinoff 0256 sudah di publish dengan judul 9201 dan spinoff dari 9201 sudah di publish dengan judul 5307 ⤵ [private dibagian rada anu] di pertemuan pertama, hyunbin bilan...