Level 8

941 274 85
                                    

Hyunbin melirik jam tangan resah, sepuluh menit lagi shiftnya berakhir. Harusnya dokter muda itu senang karna bisa tidur di rumah setelah lelah beraktifitas menangani pasien seharian, bukan malah resah menanti pasien kesayangannya yang tak kunjung datang.

Bukankah kemarin ia sudah menyuruh Minhyun datang kemari untuk mengobati dan mengganti perban? Kenapa sampai sore hari Minhyun belum juga menampakkan batang hidungnya? Hyunbin sama tidak meninggalkan ruang Unit Gawat darurat seinchipun -kecuali saat makan siang, ia harus kembali ke ruangan sebentar-.

Saat Woojin dan Hyungseob berpamitan pulang juga Hyunbin juga tetap tidak beranjak hingga malam hari menjelang. Apa terjadi sesuatu pada Minhyun? Haruskah ia berkunjung ke rumah si bidadari dan mengobatinya di sana? Ah, benar, kenapa tidak bawakan makanan sekalian? Siapa tau Minhyun mau disuapi lagi olehnya.

Kepalan tangan Hyunbin mengetuk beberapa kali pintu rumah berbahan kayu tersebut, berharap ada seseorang yang akan membukanya. Mungkin ibu, ayah atau siapapun itu, kalau bisa sih Minhyun sendiri yang membuka pintu.

Senyum Hyunbin terkembang lebar, bidadarinya sudah membuka pintu dengan balutan piyama lengan panjang motif kepingan puzzle. Dokter muda itu tidak bisa menutupi rasa gemas pada pasiennya. Sudah mau pergi tidur ya? Ini kan masih pukul 19.30.

Melihat seseorang yang kemarin menolongnya datang, Minhyun jadi terheran heran. Bagaimana bisa dia tau alamat rumahnya? Apa ini hasil pekerjaan Donghan dan soulmatenya? Jika iya, Minhyun mau mengakui kehebatan dua malaikat cinta tersebut, ternyata mereka bisa melakukan apapun untuk membuatnya dekat dengan lelaki tinggi ini.

Ia menggeser tubuhnya, seolah mempersilahkan orang asing yang kemarin sempat ia dengar bernama 'dokter Kwon'. Minhyun berjalan duluan, menggiring dokter Kwon untuk menuju ruang tengah, dimana ada sofa panjang dan sebuah televisi menyala menampilkan film Harry Potter.

"Kenapa tidak datang tadi?" tanya si dokter setelah ia mendaratkan bokongnya di sofa, bersebelahan tepat dengan pasiennya.

Memang apa yang diharapakan dari mengajak bicara orang tuli? Minhyun tentu tidak akan mendengar suaranya, kecuali ia berbicara sambil berteriak, mungkin Minhyun akan mendengarnya sedikit sedikit.

Hyunbin mengambil ponsel di kantong celana bahan yang ia kenakan dan mulai mengetikkan sesuatu disana. Seperti biasa, ini adalah cara satu satunya untuk berkomunikasi dengan boneka manekin yang sedang melamun sambil memandang lurus ke arah televisi. Hyunbin tidak yakin Minhyun akan paham maksud cerita filmnya.

'Aku akan mengobati lukamu' ponselnya dihadapkan pada wajah Minhyun selama beberapa detik, mengira ngira apakah lelaki itu sudah selesai membaca atau belum.

Tidak perlu meninta izin lebih lanjut, Minhyun pasti akan pasrah pasrah saja mau di perlakukan seperti apapun. Dengan mudah Hyunbin mengubah posisi duduk Minhyun jadi saling berhadapan dengannya. Meskipun sudah saling berhadapan, manik mata Minhyun malah menatap kosong ke arah dada. Padahal ia berharap si bidadari akan menatap tepat di matanya, meskipun itu hanya tatapan kosong.

Si dokter di hadapkan dalam situasi seperti ini lagi. Dimana ia bingung karna piyama lengan panjang yang Minhyun kenakan. Tidak mungkin menggunting lengan piyama yang masih bagus bukan? Kalau kemarin kan lengan baju Minhyun memang sudah sobek, tapi jika sekarang?

Hyunbin menghela nafas, sebagai seorang dokter ia harus profesional. Jadi ia memutuskan untuk membuka kancing piyama si bidadari.

"Apakah mereka bisa langsung bercinta setelah ini?" Taedong meminta pendapat pada Donghan.

"Jangan! ini terlalu cepat. Aku takut Minhyun trauma" kata Donghan menanggapi ide Taedong yang kesannya terburu buru, "Kita harus mengatur beberapa pertemuan lagi sampai Minhyun terbiasa dengan kehadiran Hyunbin" lanjut Donghan tenang.

"Kalian juga mengatur agar mereka bercinta?" tanya Jihun terkejut, Taedong dan Donghan mengangguk bersamaan.

"Siapa yang akan bercinta?" Minhyun tentu bisa mendengar apa yang di ucapkan Jihun.

"Kau, dan dia. Tapi tidak sekarang" jelas Jihun. Minhyun terdiam lagi, terserah si dokter mau mengajaknya bercinta atau memperkosanya sekalian.

Jinyoung juga ada disana, iblis itu sedang tidak mood menghasut Minhyun. Tiga malaikat melawan satu iblis, Jinyoung jadi malas, ia lebih memilih terbang diatas langit langit sesekali menusuk bokong Jihun dengan ekor lancipnya.

Dokter itu tidak membuka semua kancingnya kok, ia hanya membuka tiga teratas, lantas menarik keluar pelan pelan lengan kiri Minhyun. Tenang saja Hyunbin tidak secabul dokter Kang dan dokter Ong. Lagi pula mana tega Hyunbin merusak boneka manekin seindah bidadari seperti Hwang Minhyun?

Tidak dipungkiri juga Hyunbin sempat melirik pada bahu dan dada putih mulus milik Minhyun, kalau saja Taedong benar benar menghasut si manusia untuk bercinta, mungkin Hyunbin akan memeluk dan mendaratkan bibir tebalnya disana. Tapi tidak, Hyunbin tidak akan melakukannya, sekalipun nipple Minhyun ikut mengintip malu malu-ah sudahlah Hyunbin tidak mau pikirannya semakin kotor.

Seperti dugaan Hyunbin, Minhyun benar benar abai pada semuanya, termasuk luka berpotensi infeksi jika tidak diobati dan diganti perban setiap hari. Demi si bidadari, ia rela menenteng tas berisi perkakas dokter yang seharusnya tetap ia tinggalkan di rumah sakit lantas membawa kemari untuk membantu mengobati bidadarinya.

Setelah mengobati, ia mengancingkan kembali piyama Minhyun. Kemudian membuka plastik di atas meja kayu depan sofa. Hyunbin membawa dua bungkus omurice, satunya tanpa garam. Ia yakin 100% Minhyun pasti belum makan. Karna merasa si pasien tidak pernah keberatan dengan suapannya, jadi ia langsung saja menyuapkan sesendok, dan sekali lagi Minhyun tidak menolak.

'Besok datanglah ke rumah sakit,kalau tidak mau aku yang akan datang langsung ke rumahmu' tulis Hyunbin di ponselnya, saat acara makan malam keduanya selesai. Ia pamit pulang karna tau Minhyun sepertinya sudah mengantuk, 'Selamat malam :)' Hyunbin mengetik dan menunjukkan pada Minhyun untuk terakhir kali.

Meskipun diam saja, setidaknya si bidadari mau menyambut kedatangannya serta mengantar sampai depan pintu saat si dokter berpamitan pulang. Apa Hyunbin diizinkan untuk masuk lebih dalam pada teritori Minhyun?

Semoga saja.

"Minhyun, ya Tuhan. Kau lihatkan bagaimana cara dia menatapmu?" Jihun berkata kegirangan seraya melayang layang dengan jalur tidak menentu di sekeliling Minhyun. Donghan dan Taedong salah menabur ramuan ya? Kenapa jadi Jihun yang berbunga bunga?

"Memangnya bagaimana cara dia menatapku?" Minhyun malah balik bertanya, seperti tidak ada bedanya tatapan Hyunbin dengan orang orang yang pernah ia temui.

"Dia menatapmu penuh cinta tadi" Jihun berhenti melayang, memposisikan wajahnya tepat didepan wajah Minhyun lengkap dengan senyuman lebar menggemaskan yang paling dibenci oleh Jinyoung, "Jadi kau tidak perlu merasa tidak di inginkan lagi, Hyunbin menginginkanmu" kalau saja ia bisa menyentuh Minhyun, mungkin ia akan mencengkeram bahunya dan menariknya maju mundur.

"Berisik!" sinis Jinyoung.

TBC

selagi nunggu solder panas, apdet dulu la ehe

btw kalian paham ngga sih kalo minhyun ngomong ke jihun sama jinyoung pake bahasa kalbu alias ngomong dalem hati? ._.

maap kalo bahasanya belibet, pendeskripsiannya juga kurang jelas, saya masih amatir juga soalnya dalam dunia per-ff-an :((

0256 | PRODUCE 101 S2 minhyunbinWhere stories live. Discover now