Malaikat penolong

4.6K 309 21
                                    

Arin pov

Aku sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Semoga saja hari ini menyenangkan. Aku juga harus memperbaiki hubunganku dengan Siska.

"Mami, Arin berangkat sekolah dulu ya" ucapku sambil mencium pipi mami.

"Iya hati hati ya sayang. Oya mami hari ini sama papi bakal berangkat ke Thailand ada urusan bisnis" ucap mami. Mendengar kata kata mami, jujur aku sedih. Mami papi selalu aja berangkat ke inilah itulah. Mungkin hampir semua Eropa. Dan aku hanya anak tunggal yang tinggal bersama pembantu pembantu disini. Biasanya mami papi pergi sampe seminggu bahkan pernah sampe sebulan.

"Kamu gak usah sedih gitu dong anak mami yang cantik. Mami sama papi cuma tiga hari di Thailand kok gak lama" ucap mami memelukku.

"Yaudah sekarang kamu berangkat sekolahnya entar terlambat. Mami sama papi juga udah mau ke bandara" ucap mami lagi sambil menciumku.

Aku langsung berjalan keluar dan menaiki mobilku menuju sekolah.

Sampai disekolah aku berjalan menuju kelas. Tapi tiba tiba ada yang menarikku.

"Lepasin mita" ucapku.

Mereka membawaku ke taman belakang sekolah yang sedang sepi.

"Ishh lepasin" ucapku dan akhirnya dia melepaskan tanganku.

"Eh gadis sok cantik, udah berapa kali aku bilang putusin Revan tapi kenapa kamu masih berhubungan sama dia HAH!" ucap Mita sambil menarik rambutku.

"Auuww sakiiittt Mita" ucapku sambil menahan tangan Minta yang masih menarik rambutku.

"Guys mana airnya cepetan, biar kita mandiin dia disini" ucap Mita menyuruh kedua temannya.

"Nih airnya Mita" ucap salah satu temannya yang bernama Nita.

Mereka membawa ember kecil yang diisi air. Oh tidak! Itu air got yang mereka bawa.

"Aku hitung satu sampai tiga kalian langsung siram ya" ucap kita dan kedua temannya hanya mengangguk.

"Satuuuuuu"

"Duaaaaaaa"

Kedua temannya Mita sudah bersiap siap untuk menyiramku. Dan aku hanya bisa memejamkan mata. Berharap ada yang mau menolongku.

"Tiggaaaaa"

Byuurrrr

Aku berpikir kenapa aku tidak basah sedangkan mereka sudah menyiramkan airnya.
Aku membuka mataku dan betapa kagetnya aku melihat siapa yang disiram.

"Uppss salah kena deh, lain kali aja kita balas lagi, cabut guys" ucap Mita berjalan pergi bersama temannya.

Sekarang sisa aku sama dia. Gadis yang kemarin aku hina.

"Kakak gapapakan?" tanya padaku.

Kenapa harus dia yang bertanya begitu? Bukannya harusnya aku.

"Lo gak lihat apa gue gapapa gak usah basa basi deh, dan jangan SOK JADI PAHLAWAN, gue gak butuh bantuan lo" ucapku lalu pergi menuju kelas.

**

Misca pov

Huft. Basah deh gue. Apalagi airnya air got, mending pulang aja kali ya. Percuma juga masuk kelas dengan keadaan kayak gini.

"Gue gapapa gak di bilangin makasih sama dia, yang penting gue cuma mau nolongin dia selama gue masih ada disekitar dia" batinku.

"Doorrrr" ucap seseorang mengagetkanku.

Cinta terlambat (Gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang