Arin pov
Pagi ini aku berangkat ke sekolah tanpa membawa mobil karena hari ini aku bareng Nisa.
Saat sampai disekolah aku dan Nisa menuju kelas tetapi tiba-tiba ada yang memanggilku dari arah belakang pake acara teriak nama aku lagi.
"Wouuyyy Arin tunggu" teriak orang yang di belakangku akhirnya aku langsung menoleh dan ternyata yang memanggilku adalah sahabat si Misca yang kecentilan itu.
"Hei ade kelas gak sopan banget udah manggil nama sahabat gue pake acara teriak lagi. Lo pikir lo siapa!!" ucap Nisa emosi yang banyak mengundang perhatian dari anak-anak lain ang melihat kami.
"Mending lo diam karna gue gak punya urusan sama lo!!" ucap Syifa sambil menunjuk Nisa.
"Kurang ajar ya lo" kata Misca yang siap-siap ingin menampar syifa tapi aku langsung mencegahnya.
"Nisa udah jangan buat masalah tambah rumit" ucapku menenangkan Nisa.
"Dan lo mau apa manggil gue" ucapku lagi sambil menatap tajam Syifa.
"Gini ya kakak kelas yang cantik, yang cantiknya sampe gak punya HATI" ucap Syifa menekankan kata hati.
"Gausah bertele-tele gue gak punya banyak waktu untuk ngomong sama lo! Jadi cepat lo mau ngomong apa?!" ucapku yang masih menahan emosiku.
"Lo harus tanggung jawab karna gara-gara lo misca di skors tiga hari dan lo tau itu semua gara-gara lo! Dia juga diancam akan dicabut beasiswa nya karena dia udah pukul andi sampai keadaan Andi sekarang kritis, kalo gue jadi misca gue gak bakal nolongin yang akhirnya cuma bikin masalah !!" seketika tubuhku menegang mendengar ucapan syifa.
"Terus sekarang Misca gimana?" tanyaku.
"Gausah tanya-tanya Misca gimana, yang harus lo lakuin sekarang tanggung jawab agar beasiswa misca gak jadi dicabut, karena kalau beasiswa nya dicabut dia udah gak bakal sekolah lagi!" ucap syifa yang kemudian langsung berjalan pergi.
"Nis gue harus gimana sekarang" ucapku memeluk syifa dan perlahan air mataku menetes.
"Udah rin, ini bukan salah lo. Yang salah itu Andi dan Misca juga gak salah dia cuma mau nolongin lo doang" ucap Nisa.
"Nis temani gue ke ruang BK ya, gue mau jelasin semuanya" ucapku dan langsung berjalan ke ruang BK.
"Pak saya mohon jangan cabut beasiswa misca. Misca gak salah pak, dia cuma mau nolongin saya aja" ucapku pada pak Handoko selaku guru BK.
"Gini Rin, bapak sudah tau permasalahannya dan disini misca juga salah karna dia udah mukul Andi sampai keadaan Andi kritis. Orang tua Andi juga gak terima atas apa yang terjadi sama Andi, akhirnya bapak hanya bisa berbuat adil dengan cara menskor mereka berdua tapi karena Misca sudah melanggar aturan di sekolah ini maka saya akan mencabut beasiswanya, dia hanya dikasih kesempatan satu bulan sebelum meninggalkan skolah ini" ucap pak Handoko.
"Tapi pak--" ucapku tapi langsung dipotong oleh pak Handoko
"Maaf saya tidak bisa berbuat apa-apa"
Aku langsung meninggalkan ruang BK.
"Gimana Rin" tanya Nisa
Aku hanya menggelengkan kepala lalu memeluk Nisa.
"Udah sabar ya Rin, kita bisa cari cara lain" ucap Nisa.
"Arin" ucap seseorang yang memanggilku. Aku dan Nisa langsung menoleh dan ternyata itu Siska.
"Rin lo gapapa kan, gimana kata pak Handoko?" tanya Siska.
"Ngapain lo sok peduli?! Gausah caper deh lo" uca Nisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta terlambat (Gxg)
Teen Fictionjangan sia-siain orang yang tulus mencintaimu karena belum tentu kamu akan mendapat orang yang begitu tulus seperti DIA.