kejujuran

3.5K 211 25
                                    

Misca pov

Tok..tok..tok..

Siapa sih pagi-pagi udah ganggu aja. Aku melangkah membuka pintu dengan malas.

"Pagi Miscacuuu" teriak seseorang didepanku. Siapa lagi kalau bukan Syifa.

"Astaga Misca kok bengong sih? Buruan mandi sana" ucap Syifa sambil mendorongku ke kamar mandi.

Setelah aku keluar dari kamar mandi, kulihat syifa yang sedang menyiapkan sarapan. Setauku aku gak nyimpen bahan makanan.

"Syif, kok kamu bisa siapin sarapan sih?" tanyaku dan syifa langsung menoleh.

"Aku emang bisa masak kali" ucapnya ketus.

"Ck, maksudnya itu aku kan gak punya bahan makanan yang bisa dimasak" kataku

"Ohh itu, aku kemarin belanja jadi sekalian aja belanja kebutuhan kamu juga" ucap syifa santai.

"Aduh syif, gimana ya kamu gak usah repot repot, kan--" ucapanku terpotong saat syifa menyela.

"Gak ngerepotin kok, udah santai aja" ucap syifa santai.

"Yaudah aku ganti aja uang kamu" ucapku sambil mengambil uang dari dompetku tapi lagi-lagi dia memegang tanganku dan menggelengkan kepala.

"Tapi syif" ucapku ingin menolak tapi syifa langsung menatapku tajam.

"Udah sih cuma gara-gara itu doang kita jadi debat gini!! Emangnya salah apa yang aku lakuin itu?!! Yaudah terserah!!" ucap syifa emosi dan ingin berjalan keluar tapi dengan cepat aku langsung memegang tangannya.

"Syif, aku minta maaf jangan marah dong, iya deh aku yang salah, aku janji gak bakal kek gitu lagi, tapi please maafin aku ya" ucapku yang masih memegang tangan syifa.

"Huffftttt, yaudah aku maafin. Yaudah sekarang sarapan entar kita telat lagi ke sekolahnya" ucap syifa tersenyum. Aku langsung menganggukkan kepala dan langsung memakan sarapan yang dibuat syifa.
Setelah itu kami langsung berangkat ke sekolah.

**

Untung lima menit sebelum pelajaran kami udah sampe.
Hari ini ada ulangan harian kimia. Aku mengerjakan kimia dengan tenang dan sisa satu nomor lagi, berharap apa yang aku kerjakan bisa mendapatkan hasil yang baik. Aku melirik syifa dan syifa menatapku sambil mengangkat dua jarinya. Aku langsung menaruh kertas ulangan ku disamping agar syifa bisa melihatnya. Setelah selesai, aku dan syifa langsung mengumpulkan pekerjaan kami.

"Misca kantin yok"ucap syifa sambil menggandeng tanganku.

Saat kami berjalan ke kantin kulihat ada kak Arin bersama teman-temannya dipojokan kantik. Aku menatap kak Arin dan saat mata kami bertemu aku langsung tersenyum tapi tidak dengan kak Arin yang memperlihatkan wajah datar banget tanpa ekspresi.

"Misca pesan apa?" tanya syifa membuatku langsung berbalik.

"Aku es jeruk aja" ucapku sambil melirik kak Arin. Tapi tetap sama saja seolah kami tidak saling kenal.

"Ya udah aku pesenin dulu ya" ucap syifa.

**
Arin pov

Aku pengen banget balas senyumnya saat dia tersenyum padaku, tapi aku masih mengingat kata kata Siska dua hari yang lalu.

Flashback on

"Rin, lo suka sama misca ya?" pertanyaan Siska membuatku terkejut bagamana bisa dia berkata begitu.

"Gak kok, aku masih normal" ucapku ragu tapi ku coba meyakinkan siska.

"Ohh gue harap lo gak makan omongan lo sendiri" ucap siska dan langsung berjalan pergi.

Flashback off

Memang akhir-akhir ini aku lihat siska kayak ada yang berbeda gitu dengan kelakuannya. Tapi kucoba untuk biasa saja.

Tadi waktu aku di kantin aku ngerasa gak suka saat Misca jalan sama syifa, apalagi sampai gandengan segala. Kayak mau nyebrang aja.

"Woyy" aku terkaget saat Bisa menepuk bahuku.

"Astaga Nisa bisa gak sih gausah pake ngagetin segala" ucapku kesal.

"Habisnya sih lo ngelamun terus. Kenapa sih? Cerita dong, gue kan sahabat lo" ucap Nisa

"Gue gapapa Nisa, gue cuma lagi banyak pikiran aja buat ujian nanti" ucapku berbohong.

"Ohh gitu. Kalau ada apa-apa lo cerita aja gak usah sunkan gitu, kita kan sering curhat-curhatan" ucap Nisa dan kubalas dengan anggukan dan memeluknya.

"Nisa, gue mau ngomong sesuatu tapi gak disini. Lo datang ke rumah gue sepulang sekolah ya, nanti gue ceritain yang sebenarnya tapi jangan ajak Siska" ucapku

"Oke deh kalo gitu, ini nih yang senang" ucap Nisa kembali memelukku.

**
Sekarang Nisa sudah berada di rumahku tepatnya sih di kamar.

"Ayo cepetan cerita" ucap Nisa gak sabar.

"Iya bentar sabar dong. Jadi gini gue mau bilang sesuatu, tapi lo harus janji gak bakal ngejauhin gue dan jangan ceritain ke siska" ucapku dan nisa menganggukkan kepalanya.

"Oke jadi gini. Gue gak tau sejak kapan gue ngerasain ini, karena jujur gue gak tau ini apa dan itu baru gue rasain sekarang" ucapku sambil sedikit menarik nafas sebelum melanjutkan ceritaku.

"Awal gue ketemu Misca, sebenarnya gue emang kesal sama dia karena buat gue dia selalu bikin sial gue. Tapi saat beberapa kali kita ketemu dan dia nolongin gue, entah kenapa jantungku jadi berdetak lebih cepat. Apalagi semua yang dia lakuin itu kayak sebuah pengorbanan gitu. Sebenarnya gue ngerasa bersalah banget saat gue maki-maki dia, marah-marahin dia, sampai bilang dia pembawa sial. Jujur gue sebenarnya gue ngerasa sakit juga. Tapi ego gue gak mau kalah." ucapku sampai tetes airmata sedikit mengalir. Aku gak sanggup buat ngelanjutin omonganku, karena itu membuat hatiku sakit.

"Udah Rin lo gak usah terusin kalau emang lo gak kuat, gue ngerti kok apa yang lo maksud. Jadi kesimpulan yang dapat gue ambil dari cerita lo yaitu lo suka sama Misca tapi gue belum tau apa rasa suka lo itu cinta atau cuma care doang. Karena yang tau itu hanya hati lo" ucap Nisa memberikan tanggapan.

"Tapi gue juga gak tau Nisa, apa yang gue rasain" ucapku menunduk sambil mengusap air mataku.

"Yaudah gini aja, lo coba buat jauhin Misca dan lo coba buat nerima Andi buat jadi pacar lo. Dengan itu lo bisa tau gimana perasaan lo yang sebenarnya" ucap Bisa memberi solusi.

Mungkin ada benarnya juga apa yang dikatakan Nisa. Aku harus cuek sama Misca, aku juga tau aku ini masih normal. Aku masih suka cowok.

"Makasih Nisa, gue akan coba. Gue juga masih normal kok, masih suka cowok" ucapku dan kemudian tertawa.

"Nah gitu dong akhirnya sahabat gue kembali juga hahaha" ucap Nisa ikut terbahwa.

Oke permainan akan dimulai besok. Akan kubuktikan bahwa aku masih normal dan perasaan aku itu cuma rasa kasihan doang sekaligus balas budi.

To : Andi

Aku terima kamu jadi pacar aku

Send. Aku sudah mengirimkan sms bahwa aku terima dia. Dengan cara ini aku bisa yakinin perasaan aku.

**

Hi guys ketemu lagi🙋. Berhubung ini libur jadi aku update biar bisa temani libur kalian😁😁😁.

Jangan lupa votment ya,
i love you 😘.

Cinta terlambat (Gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang