32. Airmata Alexa

265 31 1
                                    

Happy reading:))

"Jangan baik kepadaku, jika suatu saat kau berubah, itu sangat menyakitkan untukku."

******

Alexa terdiam menatap hamparan luas dari atas balkon kamarnya, kata-kata Alvaro barusan terus-terusan terngiang di kepalanya.

"Apa gue sehina itu di hidup lo?" Gumam Alexa menghela nafas.

"Alexa!" Teriak Clara dari luar kamar.

"Iya mah?" Balas Alexa setengah teriak.

"Ayo ke ruang makan, kita makan bersama." Ujar Clara lembut.

"Iya mah, lima menit lagi Alexa turun kok." Balas Alexa, Clara mengangguk dan segera kembali ke ruang makan.

Alexa menghela nafas, dan terdiam sejenak, pikirannya saat ini sangatlah kacau, entah harus berbuat apa dan melakukan apa, entah ada saja ganjalan ketika Alexa ingin melangkah.

Baru saja Alexa ingin keluar kamar,tetapi deringan ponselnya menghentikan aktivitas, nama Feli yang ada di ponselnya itu.

Alexa terdiam sejenak, ia sudah duga apa yang Feli katakan, pasti ia ingin mengajaknya berkelahi, tetapi disisi lain Alexa juga penasaran dengan apa yang akan dikatakan Feli.

"Iya ada apa Fel?" Ujar Alexa yang mengangkat panggilan dari Feli.

"Gausah basa-basi deh, lo harus jujur, lo kan yang nyuruh orang buat nyelakai Rafa waktu itu?" Semprot Feli, Alexa terdiam.

Astaga fitnaan macam apa lagi ini. Batin Alexa.

"Gue? Lo dengar dari mana lagi sih itu, gue ga pernah ada urusan sama Rafa, jadi buat apa? Lagian yah gue juga mana mungkin tega, Rafa itu udah gue anggap kayak sahabat gue." Penjelasan Alexa.

"Alah, gausah sok polos deh loh, orang yang nabrak Rafa juga ngaku kalo lo yang suruh dia." Ujar Feli.

"Terus lo percaya gitu aja tanpa ada buktinya?" Tanya Alexa, tidak percaya bahwa sahabatnya telah memusuhinya.

"Iyalah percaya, Rafa aja ngaku kalau yang nabrak dia itu orang yang lo suruh, gue gak nyangka sama lo Lex, Rafa itu gada sangkutannya sama masalalu lo tapi kenapa sih lo tega celakai. Lo tau kan Lex kalau gue itu khawatir banget pas Rafa masuk rumah sakit apalagi setelah dia kecelakaan dia ngalamin geger otak karna benturan yang sangat keras, gue gak nyangka lo yang lakuin itu Lex. Mulai sekarang lo dan gue jadi musuh." Ujar Feli menangis.

Alexa tak kuasa mendengar yang dikatakan Feli, air matanya meluncur begitu saja, ia juga tidak menyangka bahwa orang yang menfitnahnya bisa sekejam itu.

"Gue berani sumpah Fel, bukan gue pelakunya, gue di fitnah pliss lo harus percaya, mana mungkin gue yang lakuin itu Fel." Ujar Alexa

"Percaya dengan seorang pengkhianat? Gue gak sebego itu Lex." Ujar Feli kemudian mematikan sambungan sepihak.

Alexa menatap kosong layar ponselnya, air matanya sedari tadi meluncur begitu tanpa ada jeda, semuanya perlahan-lahan berjalan menjauh meninggalkan dirinya sendiri yang masih tersangkut dalam jurang yang dalam.

Ketukan pintu menyadarkan Alexa, dan segera melap air matanya, sementara yang mengetuk pintu kamarnya segera masuk dan terlihat lah Alvaro dari balik pintu.

"Nyokap lo panggil makan di bawah." Ujar Alvaro berniat untuk keluar kamar Alexa tetapi Alexa menahan tangan Alvaro.

Alvaro menatap bingung Alexa, tapi tak kunjung melepaskan genggaman Alexa, sementara Alexa hanya terdiam sambil menggenggam tangan Alvaro tanpa berkata apa-apa.

Unforeseen DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang