7. Alexa di teror

456 69 0
                                    

Happy Reading:))

Aku keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah siap untuk joging, aku turun dan melihat bang Alex yang sedang sendiri sarapan pagi, terlalu lama sendiri sih makanya gada yang temani kan.

Aku langsung duduk di samping bang Alex, bang Alex menatapku tidak minat dan melanjutkan makannya, dasar abang laknat soal makanan pasti selalu dinomor satukan tapi kenapa bisa perutnya kotak-kotak gitu yah? Dahal hobbynya sejak dulu gamau hilang.

"Udah rapi aja lo, betewe lo semalam dari mana?" Tanya bang Alex sinis, gue jujur aja kali yak.

"Gue abis jalan sama calon adek ipar lo bang." Pipiku kembali memanas mengingat soal kemarin.

"Adek ipar itu apa?" Bego! Hidup di dunia sudah dua puluh tahun tapi otaknya masih lima tahun.

"Yaampun bang, lo emang gabisa di kode apa? Masa gue harus ngomong frotal sih." Ujar ku gemas sendiri dengan abangku yang satu ini.

"Kode? Lo pikir cowok itu pramuka harus pake kode, lagian gak selamanya cowok itu peka ingat cowok bukan dukun yang bisa nebak isi pikiran cewek yang putih abu-abu." Iya juga sih, tapi dia mah begonya ga ketulungan ahh.

"Maksud gue itu, gue kemarin habis jalan bareng doi gue elah." Ujarku kesal.

"Wah ternyata lo suka cowo juga yah Lex dan gue juga baru tau ternyata ada juga cowok yang suka sama lo gue kira gada." Anjir masa gue dikira lesbi.

"Iya lah gue suka cowok, gue walopun di tinggal Alfa masih waras dan normal kalee." Huaa jadi keingat Alfa kan tapi dia pasti udah tenang disana.

"Oh terus cowok yang lo taksir itu sapa?" Tanya bang Alex, gue manfaatin ahh.

"Hmm sapa yah? Nnti aja dah gue kasih tau tapi sebelum itu lo mending temanin gue joging yee." Ujarku.

"Ogah!" Ujarnya dan menambah sesendok makan lagi nasi di piringnya, dasar rakus.

"Oh yaudah gue gamau kasih tau dah sapa yang gue suka." Ujarku, bang Alex tampak berpikir.

"Oke gue temanin, tapi nnti kita singgah makan lagi di warung depan gerbang komplex yah katanya makanan disana itu enak-enak." Astaga apa tiga piring itu gacukup di perutnya, dasar perut karet!

"Iyaiya, cepat sana gue gamau nunggu lama karna menunggu itu gaenak." Ujarku.

"Menunggu itu enak kok, asal orang yang kita tunggu itu pasti." Kok kita jadi baper-baperan sih.

Lima belas menit aku menunggu bang Alex dan akhirnya muncul juga, dasar lelet cape tau nunggu.

Kami mulai keluar gerbang rumah dan berlari beriringan keliling komplex dan menuju ke taman.

"Kak dah lama bangat yah kita gak joging bareng lagi." Ujarku istirahat di bangku taman sambil meminum air mineral yang kubeli, kami berlari tadi mungkin cuma 2 putaran doang.

"Dek gue ke toilet dulu bentar." Ujar bang Alex kemudian berlalu.

Dari kejauhan aku melihat anak perempuan yang sangat imut menghampiriku dan memegang buket bunga yang serba pink.

"Ini buat kakak." Ujar anak tersebut dan memberiku bunganya.

"Ini dari sapa dek?" Tanyaku ramah.

"Dari abang ganteng, Tasya tidak tau sapa." Ujar anak yang bernama Tasya ini.

"Oh, makasih yah." Ujarku, Tasya mengangguk dan berlari bersama teman-teman sebayanya, jadi ingat masa saat aku masih kecil kan jadinya.

Baru saja aku ingin menelusuri bunga ini tapi bang Alex sudah kembali dari toilet, mending nanti saja aku periksanya.

Unforeseen DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang