5. Alvaro dan Alex berteman

519 73 0
                                    

Happy reading:))

Aku berjalan ke kantin, sungguh aku sangat kelelahan dan butuh minum, tenggorokan ku sangat kering sejak tadi, aku menyesal telah mengikuti Kenzo.

Aku mencari keberadaan duo nyinyir, dan ketemu juga mereka lagi bersama Dinda, aku menghampirinya.

Mereka menatapku aneh, apa ada yang salah dengan penampilanku, aku memeriksa pakaian dan menyium bauku, tidak aneh kok.

Tiba-tiba mereka tertawa, gila. Mereka tuh kenapa astaga! "Kenapa lo pada?" Tanyaku sinis.

"Gue masih ingat waktu lo di marain Bu Endang tau gak." Ujar Kirana.

"Lo sih bego mau aja ngikutin Kenzo, eh tapi bukannya lo bego dari dulu yah Lex? Haduh orang bego ketemu orang bego." Ujar Feli menggelang, anjir!!!

"Dih lo pikir lo pintar gitu?" Sinisku, enak aja mereka mengejekku.

"Ululu jan marah atuh yang." Jijik! Mereka semua tertawa mendengar ucapan Kirana.

"Serah dah serah, gue mo pesan dulu bye." Ujarku kesal.

Aku mengantri di warung bakso Bu Dewi, astaga banyak bett dah murid, "Bu Dew seperti bisa yakk!" Teriakku, Bu dewi mengangguk.

Aku menunggu makananku di buatkan, "ini neng Lexa pesanannya." Aku melihat Bu Dewi dan langsung mengambil alih pesananku dan tersenyum.

Aku berjalan menunduk, sehingga aku tidak sadar menabrak tubuh seseorang, Astaga Alexa dirimu sangat ceroboh!

"Pliss maafin gue, gue gak sengaja." Ujarku dan melihat siapa yang aku tabrak, astaga kenapa harus Alvaro!!!

"Lo punya matakan? Terus kenapa lo galiat kalo gue di depan lo!!!" Aku terkejut, dia berteriak di depanku, kami menjadi pusat perhatian.

"Maa..maa.aaf" ujarku serasa mau menangis, jujur aku tidak bisa di bentak begitu, bahkan bang Alex tidak pernah membentakku.

"Maaf? Dengan kata maaf lo itu bisa ngebuat baju gue jadi ga kusut lagi gitu?" Ujarnya sinis, aku menunduk, aku takut melihatnya, astaga Lex kenapa sih aku harus mencintai orang yang kasar kayak dia.

Aku diam aku tidak tau harus berkata apa, aku bahkan tidak bisa menahan tangisku dan air mataku meluncur

Tiba-tiba Kenzo menghampiri kami, "lo apa-apaan sih Ro, yang lo bentak itu cewek bukan cowok, dia juga dah bilang kan kalo gak sengaja dan bahkan dah minta maaf, terus apalagi coba?" Aku menatap Kenzo.

"Terus lo pikir kata maaf itu bisa ngebersihin baju gue yang kotor gitu?" Aku makin menunduk, bahkan semua murid baik adik kelas sampai sebayaku melihat ke arah kami.

"Ya gak bisa lah, tapi lo juga gabisa dong salahin dia sepenuhnya, dia kan gak sengaja." Ujar Kenzo kemudian menarik tanganku, aku hanya mengikutinya saja.

Kenzo mengajakku ke taman, dia duduk di bangku taman, aku pun duduk di sampingnya, dan menumpahkan semua air mata yang sedari tadi aku tahan.

"Udahlah Varo memang gitu orangnya." Ujar Kenzo.

"Tapi gue tuh paling gak bisa di bentak, bahkan abang gue ndiri gapernah berani ngebentak gue." Ujarku. Dia mengangguk.

"Yasudah gue ngewakili Varo minta maaf yah." Ujarnya tersenyum kemudian menghapus air mataku, andai saja Alvaro sebaik Kenzo.

"Thanks." Ujarku, dia tersenyum.

"Oh iya lo tunggu disini gue kesana dulu bentar doang kok." Aku mengangguk kemudian Kenzo berlalu.

Sekitar lima menit Kenzo sudah kembali dengan dua roti dan dua air mineral di genggamannya.

Dia menyodorkan roti dan air mineral. "Gausah ken, gue terlalu banyak ngerepotin lo." Jawabku menolak pemberiannya.

Unforeseen DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang