42. Dibalik hilangnya Elsa

63 20 0
                                    

Happy reading:))

*****

"Aku takut bahwa aku akan menjadi beban untukmu
Karena aku merasa tak mudah, aku merasa seperti berpura-pura saat ini
Karena aku takut akan kehilangan dirimu, aku bertanya apakah kau tak merasa sama denganku."

*****

Alexa berjalan menuju mobilnya, hari ini ia harus masuk ke sekolah sudah beberapa hari ini dirinya tidak masuk bersekolah, dan sudah ada beberapa panggilan juga dari sekolah agar ia hadir.

"Huffftt, kenapa gue jadi males sekolah gini sih." Ujar Alexa menghela nafas berat.

Ia teringat keadaan Kirana, sudah hampir seminggu Kirana berada di Rumah sakit, Alexa sangat ingin menemuinya tetapi ia selalu tidak bisa, jangankan menemuinya melihat keadaan Kirana saja sudah di usir.

"Kenapa nasib gue begini banget sih." Gumam Alexa lalu mengendarai mobilnya.

Ia mengendarai mobil dengan kecepatan normal, jalanan ibu kota juga masih sepi jadi ia sedikit bahagia dan tersenyum bahagia.

Tidak sampai dua puluh menit Alexa akhirnya sampai di parkiran SMA Rajawali, ia turun dari mobil tetapi ia malah mendapat tatapan dari para murid, entah tatapan apa itu yang pasti Alexa sekarang merasa risih.

Alexa dengan cepat berjalan menuju kelas, tetapi tangannya di tahan oleh Feli.

"Oh masih berani lo muncul di hadapan kita." Ujar Feli yang saat itu tengah berjalan bersampingan dengan Adinda.

"Ini sekolah tempat umum, untuk menuntut ilmu." Balas Alexa datar dan menatap lurus kedepan.

"Dih lo tuh yah gatau diri banget, udah nyelakain Kirana terus lo muncul tanpa rasa bersalah lagi, hadeh dasar gapunya hati." Sindir Feli, Alexa menghela nafas berat.

"Oh iya? Disini siapa yang gapunya hati sih sebenarnya, gue atau dia?" Ujar Alexa penuh penekanan sembari menyinis Adinda.

"Setidaknya gue gak punya orang tua yang ngerampas hak orang lain dan pembunuh." Ujar Adinda dingin lalu menatap Alexa tajam.

Alexa terdiam, entah kenapa perasaannya sakit mendengar ucapan Adinda barusan, apa kah benar ayahnya tega? Tetapi tidak mungkin Alexa tau ayahnya orang yang baik.

Alexa yang sudah kelewat kesal menghiraukan perkataan Adinda dan segera berjalan menuju ke kelas, ia memasuki kelas dan segera duduk di bangkunya.

"Masih pagi neng udah di tekuk aja tuh muka." Tegur Kenzo sembari duduk di samping Alexa.

"Lo gak mau ngejauh juga tuh kayak mereka." Ujar Alexa menatap teman sekelasnya.

"Kenapa gue harus jauhin orang secantik lo?" Tanya Kenzo kini menatap Alexa dengan tatapan tulus.

Alexa yang mendengar ucapan Kenzo terdiam entah harus berkata apa, dan juga Alvaro yang mendengar pembicaraan mereka entah kenapa hatinya merasa cemburu?

Suara langkah kaki membuat seisi kelas menjadi tenang dan diam, Lisna selaku guru seni segera memasuki kelas dengan di ikutin oleh seorang wanita di belakangnya.

Unforeseen DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang