Part 13

5.8K 296 1
                                    

Bik, buka donk hadiah dari kita bertiga.
Iya bik, harus di cobain juga kita bertiga mau lihat.
Ucap kedua putri-putriku antusias.

Iya teteh Icha, teteh Acha...

Ucap Annisa. Annisa, Fahri dan Fahra segera membuka kantong belanjaan tadi satu persatu.

Subhanallah...
Bagus banget semua barang-barang ini.

Ucap Annisa, Fahri dan Fahra bersamaan sambil meneteskan air mata.

Umi...
Alquran, mukena dan jilbab-jilbab ini benaran buat teteh Fahra?

Umi...
Baju-baju koko, kain-kain sarung ini dan peci-peci ini benaran buat aak Fahri?

Iya sayang.
Ucap Annisa dengan mata berkaca-kaca.

Alhamdullilah, terima kasih banyak pak Indra, terima kasih banyak teteh Icha, terima kasih banyak teteh Acha semoga Allah SWT membalas kebaikkan kalian bertiga.

Ucap Annisa, Fahri dan Fahra padaku dan kedua putri-putriku sambil meneteskan air mata. Aku dan kedua putri-putriku terharu. Kedua putri-putriku juga ikut meneteskan air mata. Dengan reflek Fahri dan Fahra memeluk tubuhku, aku pun membalas pelukkan mereka berdua. Tapi tidak lama kemudian mereka berdua melepaskan pelukkannya dari tubuhku.

Maaf pak, maafin kita berdua karena sudah lancang memeluk bapak.
Teteh Icha, teteh Acha, maafin aak Fahri dan Fahra ya, tadi udah meluk papi teteh berdua.
Ucap Fahra.

Kita berdua juga nggak akan merebut papi teteh kok, tadi kita cuma teringat sama abi aja. Waktu itu abi belikan kita bertiga seperti barang-barang itu, meskipun barang-barang yang di belikan sama abi tidak sebanyak yang di belikan sama papi teteh berdua. Tapi kita bertiga sangat senang kok dan langsung memeluk tubuh almarhum abi seperti tadi.
Ucap Fahri.

Nggak apa-apa kok aak Fahri, teteh Fahra. Iyakan teteh Icha, teteh Acha?

Iya pi.
Ayo donk bik, Fahra, Fahri barang-barangnya di cobain.
Ucap kedua putri-putriku.

Iya teteh...

Ucap Annisa, Fahri dan Fahra bersamaan. Mereka bertiga pun  masuk ke dalam kamar mereka dan mencoba barang-barang yang tadi aku beli satu persatu. Setelah itu mereka bertiga keluar dari kamar dan memperlihatkannya kepada kami bertiga.

Wah, bibik sama Fahra cantik banget.
Iya, Fahri juga ganteng banget.
Ucap kedua putri-putriku.

Terima kasih teteh Icha, teteh Acha.

Ucap mereka bertiga sambil tersenyum bahagia. Aku pun melirik kecantikkan alami di wajah Annisa yang sangat teduh dan menenangkan dan menentramkan jiwaku.

Pi...
Bik Nisa dan Fahra cantik kan?
Fahri juga ganteng kan pi?
Ucap kedua putri-putriku yang membuyarkan lamunanku.

I...iya sayang.
Ucapku gugup.

Malam harinya kedua putri-putriku tidur di dalam kamarku.

Teteh Icha...
Teteh Acha...
Sebenarnya tadi papi beli mainan buat Fahri dan Fahra.
Ucapku ragu-ragu.

Mainan?
Buat kita berdua ada nggak?
Terus kenapa tadi nggak papi kasih sekalian?
Ucap Icha dan Acha bergantian.

Buat kalian berdua nggak ada, maafin papi ya...

Papi nggak sayang ya sama kita berdua?
Ucap Acha.

Bukan papi nggak sayang sama kalian berdua, tapi kalian berdua udah banyak mainan, kan sayang mubazir buang-buang uang. Mubazir itu dosa loh sayang.

Bidadari Dunia VS Bidadari Surga (1-42 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang