Part 32

6K 276 1
                                    

Tidak begitu lama aku dan Annisa selesai di rias. Aku pun langsung ke ruang ruang tamu dan melakukan ijab qabul. Sedangkan Annisa masih di dalam kamar pengantin sambil mendengarkanku mengucapkan ijab qabul.

Setelah selesai aku mengucapkan ijab qabul, Annisa keluar dari kamar pengantin dengan keempat anak-anak kami di samping kiri dan kanan Annisa. Tanpa sadar aku terpaku dan memandang takjub pada kecantikkan wajah bidadari surgaku.

Abi...
Abi...
Abi kok bengong sih...
Abi kok gitu banget sih lihatin umi...
Abi awas ada Tikus...
Ucap keempat anak-anak kami iseng.

Tikus, Tikus...
Mana tikus, mana tikus...

Ucapku spontan dan ketakutan. Annisa, keempat anak-anakku dan tamu yang hadir tertawa terbahak-bahak melihat tingkah anehku yang takut akan tikus. Seketika wajahku memerah. Aku memang takut dan jijik dengan tikus. Dulu waktu aku SD kakiku pernah di gigit tikus.

Tiba-tiba terlintas dalam benakku untuk iseng membalas mereka berempat.

Awas Kecoa...
Tu...tuh...Kecoanya ada di dekat kaki umi...
Ucapku sambil pura-pura menunjuk ke arah kaki Annisa.

Kecoa...
Kecoa...

Ucap Annisa dan ketiga putri-putri kami yang berteriak-teriak dan berlari kesana-kemari. Tanpa Annisa sadari dia langsung mendekat dan memeluk tubuhku.

Umi, teteh...
Abi boong tuh, Kecoa nya nggak ada. Abi cuma mau di peluk aja sama umi.
Ucap Fahri dengan polos. Semua mata pun memandang ke arahku dan Annisa.

Ehem...
Cie...cie...yang udah halal...
Pelukkannya nanti aja atuh, masih rame, banyak orang.
Acaranya mau di lanjut lagi nggak nih kan belum selesai.

Ucap adikku Andra yang sedang merekam dengan kamera video dan adik Annisa yang dari tadi sibuk memfoto-foto kami. Semua tamu pun tertawa dan senyum-senyum melihat tingkah konyol kami berenam.

Dengan malu-malu Annisa melepaskan pelukkannya dari tubuhku. Aku pun mengusap-usap tengkuk leherku. Acara pun di lanjutkan kembali. Aku dan Annisa duduk di depan penghulu. Aku pun memasangkan cincin kawin di jari manis tangan kanan Annisa begitu pun dengan Annisa memasangkan cincin kawin di jari manis tangan kananku. Annisa pun mencium punggung tangan kananku dan aku mencium kepala Annisa yang tertutup jilbab Putih nya. Setelah itu kami berdua menanda-tangani dokumen pernikahan kami.

Abi...
Umi...
Selamat ya...

Ucap keempat anak-anak kami sambil mencium punggung tangan kanan kami berdua satu persatu secara bergantian.

Terima kasih ya sayang, abi sayang sama kalian berempat...
Terima kasih ya sayang, umi juga sayang sama kalian semua...

Ucapku dan Annisa sambil sedikit berjongkok dan memeluk tubuh mereka dan mencium kepala mereka satu persatu secara bergantian.

Aku dan Annisa pun sungkeman dengan kedua orang tuaku, kedua orang tua Annisa, kedua orang tua almarhum suami Annisa, semua saudara dan semua tamu yang hadir. Begitupun juga dengan keempat anak-anak kami.

Di acara akad nikah tersebut pun aku, Annisa dan keempat anak-anak kami saling memperkenalkan diri kami pada semua keluarga dan tamu. Setelah itu kami semua makan bersama-sama.


Bidadari Dunia VS Bidadari Surga (1-42 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang