Part 29

6K 294 2
                                    

1 Minggu Kemudian...

Umi Annisa, ini sudah 1 Minggu. Umi udah sholat istiqaharah kan, terus jawaban doa umi apa? Umi mau kan nikah sama abi?
Ucap putriku Icha.

Iya umi mau ya jadi umi kita berdua?
Ucap putriku Acha.

Eneng ente' mau ya nikah sama akang?

Bismillahirahmanirrahim...
Eneng mau kang nikah sama akang. Umi Annisa mau jadi umi kalian berdua.
Ucap Annisa malu-malu.

Alhamdullilah...

Ucapku sama anak-anak. Icha dan Acha, Fahra dan Fahri berdiri dari duduknya dan berpegangan tangan sambil meloncat-loncat kegirangan setelah itu mereka berempat berpelukkan seperti teletubies.

Udah ya pelukkannya sekarang teteh Acha, teteh Fahra dan aak Fahri belajar dulu ya. Hari Senin kan kalian bertiga akan ujian semester.

Iya umi.

Teteh Icha belajar ngaji aja ya sama abi?

Iya bi.

Oh iya setelah bagi rapot kalian semua mau kan ikut abi pindah ke Bandung? Nanti abi Indra sama umi Annisa akan mengurus surat pindah sekolah kalian. Teteh Icha juga lanjut SMP nya di Bandung.

Iya abi.

Ucap mereka berempat. Aku pun mengajarkan Icha mengaji sedangkan Annisa mengajar Acha, Fahri dan Fahra belajar buat ujian semester besok harinya. Keesokkan harinya mereka bertiga ujian semester. Sedangkan aku dan Annisa datang ke sekolah anak-anak mengurus surat-surat kepindahan mereka nanti.

Waktu pun berjalan dengan cepat akhirnya keempat anak-anak kami lulus dan naik sekolah. Berkat kerja keras Annisa keempat anak-anak kami mendapatkan rangking pertama. Aku pun menawarkan semua barang-barang yang ada di rumahku kepada rekan-rekan kerjaku
untuk di jual.

Uang hasil penjualan semua barang-barang di rumahku aku sumbangkan ke beberapa masjid yang ada di Palembang. Semua rekan-rekan kerjaku tahu niatku, makanya mereka membeli barang-barang di rumahku dengan harga yang pantas.

Aku dan kedua putri-putriku sepakat menyumbangkan semua mainan dan pakaian-pakaian mereka yang bagus, bermerek dan mahal yang di belikan oleh mantan istriku dulu ke beberapa panti asuhan yang ada di Palembang.

Aku mengajak mereka secara langsung dalam menyumbangkan semua barang-barang mereka. Aku juga mengajak Annisa, Fahri dan Fahra. Kita berenam pergi ke panti asuhan dengan mobil yang aku pinjam dari Budi tetangga sebelah rumahku.

Saat malam terakhir aku di Palembang, aku sengaja mengajak kedua putri-putriku ke rumah oma dan opa mereka juga ke rumah om, tante dan sepupu-sepupu mereka untuk minta maaf dan berpamitan karena kita semua akan pindah ke Bandung.

Semua keluarga Mawar acuh tak acuh terhadap kami bertiga. Aku dan kedua putri-putriku juga tidak bertemu sama Mawar karena Mawar sedang jalan-jalan ke luar negeri.

Aku pun pulang ke Bandung hanya membawa 1 koper pakaian sama seperti saat pertama kali aku datang ke Palembang beberapa tahun yang lalu. Begitupun dengan anak-anakku masing-masing mereka hanya membawa pakaian dan buku-buku sekolah mereka 1 koper. Kita berenam pulang ke Bandung bersama-sama. Kini kedua putri-putriku memakai jilbab sama seperti bidadari surgaku.


Bidadari Dunia VS Bidadari Surga (1-42 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang