Hari ini adalah hari pernikahan kita Annisa. Maaf akang nggak bilang dulu sama eneng dan anak-anak. Ini semua kejutan dari akang buat eneng dan anak-anak kita. Akang minta tolong sama keluarga akang dan keluarga eneng untuk mempersiap kan semua acara akad nikah sore ini dan resepsi pernikahan kita besok pagi jam 9.
Mulai dari undangan, tenda, pelaminan, catering dan lain-lain. Undangannya nggak banyak kok cuma buat semua keluarga akang, semua keluarga eneng, semua keluarga almarhum suami eneng, tetangga mama papa dan tetangga ibu dan ayah.
Yang ngurus dokumen-dokumen pernikahan kita adalah Andra, dia kan kerja di KUA. Eneng mau kan hari ini kita berdua melakukan ijab qabul?
Mau...
Ucap keempat anak-anak kami bersamaan.
Ya Allah, keempat cucu-cucu oma semangat banget.
Ucap mamaku sambil mengelus-elus keempat kepala anak-anak kami.Iya donk oma, kita berempat kan pengen cepat-cepat punya adik laki-laki. Iyakan teteh Acha, teteh Fahra, aak Fahri...?
Iya teh.
Ucap Acha, Fahri dan Fahra bersamaan.Kompak banget keempat cucu-cucu nenek pengen punya adik lagi.
Ucap ibu Annisa sambil membelai-belai keempat pipi anak-anak kami berdua.
Iya donk nek.
Ucap mereka berempat sambil tersenyum.Jadi eneng mau kan kita berdua ijab qabul sore ini?
Iya kang, eneng mau.
Ucap Annisa.Alhamdullilah...
Ucapku dan semua orang.Aku dan Annisa memang belum pernah bertemu secara langsung dengan orang tua, saudara-saudara kandung dan saudara-saudara ipar kami masing-masing secara langsung. Tapi kami berenam sudah beberapa kali video call dan memperkenalkan diri kami masing-masing dengan kedua keluarga.
Annisa juga memperkenalkan diriku dan kedua putri-putriku pada orang tua dan keluarga besar almarhum suaminya dulu melalui telepon dan video call. Kami berdua juga minta izin dan doa restu untuk menikah. Mereka pun tidak keberatan atas keputusan kami.
Di hari pernikahan kami ini, aku juga mengundang orang tua dan keluarga besar almarhum suami Annisa. Alhamdullilah mereka semua bisa hadir.
Ayo semua cepatan calon pengantin dan anak-anak ganti baju dulu dan dandan yang cantik.
Ucap mamaku dan ibunya Annisa. Kita berenam pun langsung masuk dalam kamar pengantin. Aku pun langsung membuka koper dan mengambil pakaian untuk akad nikah yang sudah aku buat bersama Annisa dan anak-anak waktu di Palembang. Aku juga mengambil baju untuk Fahri.
Neng, akang sama aak Fahri ke kamar sebelah dulu ya mau ganti pakaian. Kamu sama anak-anak jangan lupa pakai baju dan jilbab yang ada di dalam koper dan juga kalian berempat dandan yang cantik ya.
Iya kang...
Iya bi...Ucap mereka berempat. Aku dan Fahri pun pergi ke kamar sebelah dan berganti pakaian. Tidak lama kemudian 2 penghias pengantin masuk ke dalam kamarku dan kamar pengantin untuk membantu menghias wajahku dan Annisa. Sedangkan wajah keempat anak-anak kami hanya di pakaian bedak dan sedikit lipglos di bibir ketiga putri-putri kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Dunia VS Bidadari Surga (1-42 End)
RomantikAku hidup serumah dengan 2 bidadari. 1 bidadari dunia (istriku) dan 1 lagi bidadari surga (pembantuku). Apakah bidadari dunia (istriku) bisa berubah menjadi bidadari surga? Apakah bidadari surga (pembantuku) bisa berubah status menjadi istri dan ibu...