Part 30

6.6K 284 1
                                    

Abi, umi, teteh Fahra takut naik pesawat nanti pesawatnya jatuh?
Ucap Fahra ketakutan saat pertama kalinya dia naik pesawat.

Insya allah pesawatnya nggak akan jatuh sayang. Teteh Fahra nggak usah takut ya, kan ada abi sama umi. Lihat aak Fahri, aak Fahri nggak takut naik pesawat.
Ucapku menenangkan Fahra.

Abi, umi, nanti kalau aak Fahri udah besar aak Fahri mau jadi pilot biar aak Fahri bisa bawa pesawat.

Iya sayang.
Ucapku dan Annisa bersamaan.

Aak Fahri akan ajak kita semua nggak naik pesawat?

Iya donk teteh Icha. Nanti aak Fahri akan ajak umi, abi, teteh-teteh dan adik-adik aak Fahri ke kota paling indah di dunia.
Ucap Fahri.

Kota paling indah di dunia? Dimana ak?
Ucap Acha penasaran.

Di Mekah, nanti kita naik haji sama-sama.

Aamiin.
Ucap kami semua.

Aku dan Annisa duduk di samping sebelah kiri dan kanan di tengah-tengah ada keempat anak-anak kami. Akhirnya pesawat yang kami tumpangi berangkat dan Fahra tidak takut lagi. Seperti biasa kami berenam bercanda-canda. Tanpa terasa kami sampai di Bandung. Aku minta tolong sama adikku untuk menjemput kami berenam di bandara.

Assalammualaikum...

Waalaikumsalam...
Ucap kami berenam.

Andra apa kabar?
Ucapku sambil memeluk tubuh adikku.

Alhamdullilah baik ak, aak sekarang juga udah baik-baik aja kan?

Alhamdullilah, aak sama anak-anak baik-baik aja.

Andra, ini kenalin calon istri aak namanya Annisa Salim.

Jadi ini bidadari surga aak Indra. Saya Andra, teh...

Saya Annisa, Andra.

Ucap Annisa sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.

Anak-anak ayo salim sama om Andra.

Ucapku kepada keempat anak-anakku dan Annisa. Mereka pun satu persatu mencium punggung tangan adikku Andra.
 
Wah, teteh Icha dan teteh Acha makin geulis aja pakai jilbab.

Iya donk om, sama kan geulisnya dengan umi Annisa?

Iya sayang.
Kalau yang geulis dan kasep ini pasti si kembar aak Fahri dan teteh Fahra kan?
Ucap adikku sambil mencolek hidung Fahri dan Fahra.

Iya om.

Ucap Fahri dan Fahra. Adikku pun
memeluk dan mencium kepala mereka satu persatu.

Ayo sekarang kita semua berangkat pulang ke rumah nenek dan kakek Salim.

Iya abi.

Ucap mereka berempat. Akhirnya kami semua pun sampai di depan rumah Annisa. Annisa dan keempat anak-anak kami terkejut karena di depan rumah Annisa ramai.

Akang, rumah eneng kenapa rame-rame gini. Umi sama abi eneng baik-baik aja kan? Umi sama abi nggak apa-apa kan, nggak ada yang meninggal dunia kan?

Ucap Annisa khawatir dengan mata berkaca-kaca. Annisa pun cepat-cepat turun dari mobil dan membawa anak-anak masuk ke dalam rumah. Aku berjalan di belakang Annisa sambil membawa 1 koper pakaian.

Assalammualaikum...
Ucap kami berenam.

Waalaikumsalam...
Ucap semua orang yang ada di rumah orang tua Annisa.

Akhirnya, calon pengantin sampai juga. Berarti acara akad nikahnya bisa segera di mulai sekarang juga.
Ucap semua tamu.

Akad nikah?
Sekarang?

Ucap Annisa kaget sambil spontan menatap wajahku. Annisa pun langsung cepat-cepat menundukkan pandangan matanya.

Bidadari Dunia VS Bidadari Surga (1-42 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang