Part 34

6.2K 285 2
                                    

Abi, umi, oma, opa, nenek, kakek, teteh Acha, teteh Fahra, aak Fahri,
fotonya kayak gini ya...

Ucap teteh Icha sambil mengangkat kedua jari telunjuk dan tengah ke samping pipinya.

Siap teh...
Ucap teteh Acha, teteh Fahra dan aak Fahri sambil bergaya dengan kedua jarinya.

Gini...
Ucap kami berenam mengikuti gaya mereka berempat.

Iya benar, om ayo cepatan foto kita semua...
Iya om, kita mau ganti gaya lagi nih.
Ucap teteh Acha dan teteh Fahra.

Iya anak-anak.
Ucap adik iparku.

Sekarang gayanya gini nih...

Ucap teteh Acha sambil membentuk hurup V dengan kedua tangannya dan meletakkannya di bawah dagu. Kami semua pun mengikuti gaya teteh Acha dan berfoto bersama-sama lagi. Semua tamu yang hadir baik keluarga maupun tetangga melihat tingkah konyol kami sambil makan, senyum-senyum dan tertawa.

Setelah acara resepsi pernikahan selesai kami semua membantu beres-beres membersihkan rumah dan halaman. Malam harinya seperti biasa kami berenam tidur 1 kamar lagi.

Keesokkan harinya kami berenam pergi ziarah ke makam almarhum suami Annisa. Setelah itu kami berenam pamit pada semua keluarga Annisa dan tinggal di rumah kedua orang tuaku. Aku dan istriku Annisa satu kamar sedangkan keempat anak-anak kami 1 kamar.

Kang, maaf ya eneng belum bisa menjalankan kewajiban eneng sebagai seorang istri. Eneng masih menstruasi hari ketiga.

Nggak apa-apa sayang. Kita tidur aja ya, udah malam.

Iya kang.

Cup...aku mencium kening dan bibir istriku Annisa sekilas. Setelah itu kami tidur dengan posisi berpelukkan mesra.

Keesokkan harinya aku meminjam mobil papaku dan mengajak istriku Annisa dan anak-anak kami ke tempat tinggal kami yang baru yaitu di perumahan karyawan. Tidak lupa kami membeli beberapa peralatan untuk bersih-bersih rumah.

Kami saling gotong royong membersihkan rumah sampai bersih. Sebenarnya kedua orang tua kami ingin membantu tapi aku dan istriku Annisa menolaknya karena mereka semua sudah tua. Begitu pun dengan saudara-saudara kami ingin membantu, tetapi kami pun menolaknya karena mereka semua harus bekerja di tempat kerja mereka masing-masing. Setelah selesai membersihkan rumah tersebut kami semua pulang ke rumah orang tuaku dan tidur di sana.
__________________

Keesokkan harinya...

Neng, ini buku tabungan dan atm akang. Di dalamnya ada uang gaji akang selama 3 bulan ini. Tapi 1 bulannya sudah akang pakai buat pesta pernikahan kita.

Ucapku sambil memberikan buku tabungan dan atm pada istriku Annisa. Annisa pun menerima buku tabungan tersebut dan membukanya.

Subahallah, akang ini benaran gaji akang selama 3 bulan.

Iya neng.

Ya allah akang, gaji akang besar banget 40 juta perbulan. Jadi di buku tabungan ini ada uang 80 juta.

Alhamdullilah, iya neng.

Pa, Annisa boleh pinjam mobil papa nggak?

Boleh Nisa, pakai aja. Apa kalian berenam mau ke rumah kalian lagi.

Nggak kok pa.
Anak-anak ayo semuanya siap-siap, ganti baju kalian kita sekarang akan shopping dari pagi sampai sore.

Shop...ping?
Ucapku, papa dan mamaku dan kedua anak-anak kandungku dengan sangat kaget.


Bidadari Dunia VS Bidadari Surga (1-42 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang