Part 42 (End)

10.7K 349 7
                                    

Indra POV.

Aku sangat bersyukur sama Allah SWT telah mengganti bidadari dunia dengan bidadari surga. Berkat bidadari surgaku, aku memiliki keturunan 2 anak laki-laki darah dagingku sendiri yang aku idam-idamkan saat umurku 27 tahun.

Aku sangat senang sekali setiap hari Jumat, berjalan bergandengan tangan bersama-sama menuju masjid dengan aak Fahri, Fadhlan dan Fadly sholat Jumat bersama-sama.

Bidadari surgaku luar biasa, bukan hanya otaknya saja yang pandai tapi bidadari surgaku juga sangat pandai mengurus anak, suami dan rumah tangga dengan sebaik-baiknya. Bahkan aku tidak menyangka bidadari surgaku berhasil menjalankan bisnis catering dan  rumah makan masakan sunda. Berkat bidadari surgaku, kami bisa   membantu dan memperkerjakan semua keluarga yang butuh pekerjaan.

Keenam anak-anak kami juga luar biasa saling tolong menolong dan saling menyayangi satu sama lain.  Sepulang sekolah dan hari libur keenam anak-anak kami selalu menjadi pelayan dadakan.
______________

Tidak terasa perjalanan rumah tanggaku bersama istriku Annisa sang bidadari surga sudah berlangsung selama 16 tahun. Aku pun kini sudah pensiun. Sejak aku pensiun, aku full membantu istriku Annisa di restoran. Kini kedua putra kembarku berumur 15 tahun dan lulus SMU. Mereka berdua murid-murid yang sangat pintar sejak SD sampai SMU selalu menjadi siswa akselarisasi.

Tahun ini mereka berdua kuliah di ITB semester pertama. Keempat anak-anak kami sudah lulus kuliah dan bekerja. Teteh Icha seorang Dokter umum. Teteh Acha seorang polwan. Aak Fahri seorang pilot. Teteh Fahra seorang guru bahasa Inggris dan mereka semua sudah menikah dan memiliki anak. Rumah mereka semua berada dekat dengan rumah kami.

Aku dan istriku Annisa sekarang memiliki 6 orang cucu yang sangat cantik, tampan, lucu dan menggemaskan. Kini kami berdua menjadi oma dan opa.

Akang Indra, akang Indra lagi mikirin apa?
Ucap istriku Annisa memeluk tubuhku.

Akang sedang mikirin bidadari surga akang.

Ucapku tersenyum sambil menatap wajah ayu istriku dan membelai-belai wajahnya dengan lembut dan mesra.

Memangnya akang mikirin eneng apa?
Ucap istriku Annisa dengan lembut.

Akang Indra cuma mau bilang terima kasih banyak sama eneng. Berkat eneng, akang bisa mewujudkan semua mimpi-mimpi akang. Punya istri yang penurut dan sholeha. Punya 3 anak perempuan yang semuanya memakai jilbab dan sholeha. 3 anak laki-laki yang juga sholeh plus jahil dan punya rumah mewah kita ini.
Ucapku sambil tersenyum dan mencolek hidung istriku Annisa.

Sama-sama kang, eneng juga terima kasih akang, akang Indra adalah sosok suami dan ayah yang baik bagi diri eneng dan keenam anak-anak kita. Berkat akang Indra, eneng bisa melupakan kesedihan dulu dan menata hidup eneng kembali. Berkat akang Indra, eneng bisa kuliah S1 dan menjadi seperti sekarang ini, menjadi bussiness woman.

Kembali kasih sayang.

Cup...aku mencium kening, kedua mata, hidung, kedua pipi dan bibir istriku Annisa dengan lembut dan mesra. Kamu berdua pun berciuman lagi dan lagi.

Cie...cie...abi, umi, ciuman ya, untung anak-anak kita masih kecil-kecil.

Cie...cie...abi, umi, mesra banget, jadi iri deh...

Cie...cie...abi, umi, mau bikinin kita bereenam adik lagi ya...

Cie...cie...abi, umi, wajahnya kok Merah seperti Tomat...

Happy Anniversary abi, umi...

Ucap keenam anak-anak kami dan keempat anak menantu kami.

Terima kasih anak-anak...
Terima kasih sayang...

Kami pun merayakan Anniversary pernikahan yang ke 17 tahun dengan penuh bahagia.

The End.

Bidadari Dunia VS Bidadari Surga (1-42 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang