Lagi-lagi Keyra bedecak kagum melihat betapa mewahnya interior ruangan Xavier yang bernuansa hitam putih. Xavier memang memiliki selera yang sangat berkelas.
Saat ini Keyra sedang duduk di sofa ruangan Xavier. Pria itu sedang duduk di kursi kebesarannya sambil memeriksa berkas yang Keyra bawa tadi.
"Lain kali jika ingin kesini jangan berpakaian seperti itu Key." ucap Xavier datar
"Kenakanlah pakaian yang aku belikan kemarin di butik." Lanjut Xavier.
"Ba-baiklah Xavier, aku akan mencoba mengganti penampilanku." ucap Keyra sambil tersenyum.
"Kau boleh mengganti penampilan, tetapi tetaplah jadi diri mu sendiri. Apa adanya."
"Baiklah."
Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Xavier merasa lapar karena tadi pagi ia hanya meminum setengah cangkir kopi tanpa makanan apapun.
"Key, kau sudah makan? aku ingin memesan makanan." ucap Xavier
"Tidak perlu, aku membawakan kamu makanan." kata Keyra sambil mengangkat tinggi tas kecil berisi makanan.
Xavier yang melihat itu pun segera beranjak dan duduk di samping Keyra.
Keyra pun dengan telaten mengeluarkan tempat makan ke hadapan Xavier.
"Kamu sudah cocok menjadi istri." ucap Xavier sambil tersenyum tipis.
Keyra pun berbalik menghadap Xavier dan menatap pria itu dengan malu-malu.
"Istri? ada-ada saja." Kata Keyra sambil tertawa padahal jantungnya bekerja lebih cepat dua kali lipat.
Entah mengapa mendengar kata istri keluar dari mulut Xavier, membuatnya berimajinasi bagaimana seandainya jika ia memang menjadi istri Xavier. Pasti sangat menyenangkan, setiap hari ia akan tidur seranjang dengan lengan kokoh Xavier memeluk pinggangnya, menyiapkan segala kebutuhan Xavier tanpa kecuali, memberikan pundaknya ketika pria itu lelah, mengecup bibir merah Xavier sebelum tidur maupun saat bangun tidur.
Sontak Xavier yang melihat Keyra terenyum sendiri membuatnya menahan tawa. Keyra sangat menggemaskan. Sudah tiga kali ia memanggil Keyra tetapi gadis itu masih saja tidak bergeming dan tetap tersenyum dengan mata berbinar.
"Hey Keyra!" ucap Xavier sambil menggoyangkan pundak Keyra pelan.
Keyra pun segera sadar dan merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya ia berimajinasi seperti itu.
"M-maaf aku melamun, silahkan makan Xavier." ucap Keyra sambil menahan malu.
"Kamu sudah makan?"
"Aku belum sempat makan tadi."
"Makanlah Key, nanti kamu sakit."
Keyra pun menurut dan segera ikut makan bersama Xavier.
Saat tengah makan, Xavier melihat ada saos berlumuran di bibir Keyra. Ia pun mengusap bibir Keyra dan memasukan jarinya kedalam mulutnya.
Keyra pun shock berat apa yang di lakukan Xavier. Wajahnya memanas dan ia seperti di sengat jutaan volt listrik.
Xavier pun tetap makan mengabaikan Keyra. Ia juga heran mengapa ia seperti itu. Ia sebelumnya tidak pernah seperti itu terhadap wanita lain. Melihat bibir merah Keyra mengingatkannya kejadian kemarin malam. Dimana ia mengecup bibir Keyra.
Sepertinya sudah ada perasaan suka yang tumbuh dalam hati Xavier.
***
Siang pun berganti menjadi malam yang di hiasi ribuan bintang berkelap-kelip di langit. Angin berhembus dengan kencang mengingat sebentar lagi akan musim dingin.
Saat ini Xavier sedang duduk di balkon kamar di penthousenya dengan bertelanjang dada memperlihatkan roti sobek di perutnya. Xavier sedang memandang bintang sambil mengingat apa saja yang sudah terjadi di hidupnya.
Dimulai ketika ia masih terlalu kecil untuk di tinggal oleh orang tuanya di sebuah panti asuhan, merantau ke kota NY untuk mencari pekerjaan demi sesuap nasi dan untuk melanjutkan pendidikannya, membuka usaha kecil-kecilan bersama Olran, menjadi pemimpin perusahaan besar yang ia bangun dari nol, hingga saat ini ia bertemu dengan gadis cantik bernama Keyra yang mampu mengalihkan perhatiannya.
Beberapa akhir ini entah mengapa ia memikirkan sosok gadis yang menemaninya belakangan ini. Ia menyukai saat Keyra tersenyum atau saat gadis itu malu-malu menampilkan semburat merah di kedua pipinya. Ia juga menyukai saat ia menggengam tangan mungil Keyra yang sangat pas di tangannya. Ia juga merasakan perasaan marah atau yang bisa dikatakan cemburu ketika kedua sahabat bahkan orang-orang yang tidak di kenalnya memandang Keyra dengan tatapan memuja. Bahkan Xavier sangat marah ketika Keyra di pandang rendah oleh karyawan wanita di perusahaannya.
Xavier tidak pernah merasakan itu semua sebelumnya. Ia tidak bodoh, Xavier tau perasaan apa yang muncul di hatinya. Itu CINTA.
Xavier awalnya tidak percaya dengan kata itu. Ia selalu berpikir jika ia di cintai, maka orang tuanya tidak akan membuangnya.
Entah mengapa saat bersama Keyra, perasaan itu mulai tumbuh dan Xavier yakin kalau itu memang cinta walaupun ia baru mengenal Keyra kurang dari satu bulan.
Cinta tidak mengenal waktu rupanya.. batin Xavier.
Xavier pun bertekad untuk memiliki gadis itu seutuhnya walau ia tidak tahu apakah Keyra mencintainya juga. Ia hanya berharap Keyra akan mengubah hidupnya dari abu-abu menjadi lebih berwarna.
Xavier pun melangkahkan kakinya masuk kedalam penthouse menuju ke kamar Keyra. Ia merindukan Keyra padahal mereka baru saja bertemu saat makan malam tadi.
'klekk'
Ternyata tidak di kunci.....
Xavier mendekati ranjang tempat gadis itu tidur. Rupanya Key sudah tertidur pulas dengan wajah polosnya seperti pantat bayi. Xavier menyingkirkan helaian rambut yang menutup wajah Keyra.
Xavier mengecup kening Keyra dengan sayang dan membisikkan kata-kata yang pertama kali ia ucapkan seumur hidup.
"Semoga mimpi indah my Kee."
Setelah itu Xavier melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya sendiri. Ia ingin mengistirahatkan fisik dan batinnya yang sudah lelah bekerja.
Ditambah lagi untuk empat hari ke depan, Xavier akan pergi ke Singapura untuk perjalanan bisnisnya. Pasti ia akan sangat merindukan Keyra.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Nothing Without You [COMPLETED]
RomanceCOMPLETED #myfirststory Xavier Alexander. Orang-orang pasti mengira ia adalah orang yang paling beruntung karena memiliki kekayaan yang berlimpah dan wajah tampan bak Dewa yunani. Tetapi semua itu salah. Dia hanya pria yang ingin merasakan cinta yan...