Xavier POV
Aku sedang duduk berhadapan dengan seseorang dengan tangan terborgol dan dihalangi oleh sebuah meja kotak memanjang di sebuah ruangan tertutup. Ruangan yang kecil dengan tembok disekelilingnya, dan hanya ada satu kaca lumayan besar yang terletak di samping kiriku. Aku tahu dengan pasti, Grey beserta beberapa agen FBI bisa melihatku dari kaca besar itu dan mereka juga bisa mendengar suaraku karena ruangan ini memiliki penyadap suara di sudut ruangan.
Sudah tiga menit dan hanya ada keheningan yang terjadi. Aku harus mengontrol diriku sendiri, aku tidak boleh terbawa emosi dan harus berbicara setenang mungkin.
"Dimana Aaron berada sekarang?" Tanya ku kepada sesorang pria dengan tubuh kekar, ia memiliki tato di sebagian wajahnya. Aku bisa melihatnya walaupun ia sedari tadi hanya menunduk. Pria ini sepertinya memiliki usia yang sama denganku.
Ia tidak menjawab. "Kau tahu siapa diriku." ucapku datar dan sepertinya ucapanku membuatnya tertarik. Ia mengangkat sedikit kepalanya dan aku bisa melihat bagaimana ia menatapku dengan tajam.
Aku memajukan sedikit badan dan meletakkan tanganku di atas meja.
"Aku tahu, Aaron yang memerintahkan kalian untuk membatu Bryan lari dari penjara. Katakanlah dimana mereka berada sekarang."
Pria bertato itu hanya tersenyum kecil meremehkan. Sepertinya kali ini tidak akan mudah.
"Aku bisa membesakanmu dari sini, Jupiter. Atau haruskah aku memanggilmu dengan nama Franco." Aku membalas senyumannya. Tentu dengan senyuman penuh arti.
Ia sepertinya kaget karena aku mengetahui nama aslinya. Pupil matanya terlihat membesar dan wajahnya terangkat sempurna hingga aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Agen Norman beserta timnya hanya mengetahui nama samaran Franco. Dalam dunia gelap, ia memiliki nama samaran yaitu Jupiter.
Aku beruntung memiliki Grey yang memiliki pengetahuan teknologi yang cukup mengesankan. Dalam perjalanan dari rumah sakit ke penjara tahanan FBI, Grey berhasil menemukan identitas dari Jupiter. Semuanya. Ternyata Franco memiliki istri dan dua orang anak. Aku memiliki senjata yang ampuh untuk mengancamnya.
"Dari mana kau tahu nama asliku? Tidak ada orang yang tahu!" Ia semakin menatapku dengan tajam, tetapi aku tidak takut sama sekali.
Aku mengeluarkan sebuah foto dari amplop yang ada di atas meja. Itu adalah foto dari anak-anak dan istri Franco. Aku mengangkat foto itu dengan kedua jariku sambil memperlihatkannya.
"Katakan dimana Aaron berada, atau aku bisa melakukan sesuatu terhadap mereka." Ucap ku mengancam. Tenang saja, itu hanya ancaman. Aku tidak akan melakukan hal semacam itu.
"Jangan sentuh mereka brengsek!" Teriaknya. Wajahnya memerah dengan urat-urat menegang disekitar lehernya.
Aku hanya tersenyum miring. "Katakan semuanya, aku bisa membesakanmu dari sini agar kau bisa kembali kepada mereka." ucapku sambil menujuk foto itu dengan daguku. "Atau kau akan membusuk di penjara dan mungkin aku bisa bermain-main sedikit dengan mereka." ucapku tegas.
Franco tertawa jahat. "Cih! Kau pikir aku bisa mempercayaimu?"
"Kau tahu siapa diriku dan bagaimana kekuasaan yang aku miliki. Membebaskanmu hanyalah hal kecil bagiku." balasku.
Sepertinya ia termakan dengan omonganku. Wajahnya mulai melunak. Ia hanya terdiam menatap foto yang masih aku pegang.
"Aku tidak punya pilihan lain, aku mohon jangan sentuh keluargaku." ucapnya dingin.
Aku hanya diam menunggu ia lanjut berbicara. Aku bisa melihatnya menghela napas dengan dalam.
"Aku tidak tahu pasti dimana ia berada. Beberapa bulan belakangan ini, keluarga Emerald tidak menetap di suatu kota. Mereka berpindah-pindah setiap dua minggu sekali. Memang betul Aaron yang membayar untuk membantu Bryan lolos dari penjara." ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Nothing Without You [COMPLETED]
RomanceCOMPLETED #myfirststory Xavier Alexander. Orang-orang pasti mengira ia adalah orang yang paling beruntung karena memiliki kekayaan yang berlimpah dan wajah tampan bak Dewa yunani. Tetapi semua itu salah. Dia hanya pria yang ingin merasakan cinta yan...