Yang Hilang Datang

111K 3.7K 46
                                    

Akhirnya selesai juga kegiatan mengisi perut ini, kami pun beranjak pergi meninggalkan kantin. Waktu istirahat tersisa 10 menit, dari 30 menit waktu yang ada. Novel ku sudah habis, ingin ku kembalikan ke tempatnya.

"Han, Di. . .aku ke perpus dulu ya." Kataku pada mereka.

"Hmmmm ya ya ya."

Kulangkahkan kakiku menuju perpus, hanya dengan beberapa langkah saja aku sudah sampai di depan perpus. Tiba- tiba suara cowok berhasil menghentikan langkahku. Suara yang begitu ku kenal.

"Hey. . .Gulali Pahit." Panggilnya padaku terdengar sangat jelas.

"Hahhh. . . ?" kubalikan badanku untuk melihatnya.

"Iya lo, gulali pahit."

"Gue . . . ?" aku kaget mendengar ejekannya untukku.

"Iya, eloo."

"Enak aja. Dasar permen busuk lo kak." Jawabku tak mau kalah.

Enak aja, belum kenal juga udah main ejek aja, gak terimalah aku. Ku pandangi dia dengan tatapan sinis. Lalu kulanjutkan langkah kakiku menuju perpus. Untuk mengindar darinya.

"Hey tunggu."

Tak kusangka dia mengikutiku masuk ke dalam perpus. Sebenarnya ku hindari dia bukan karena benci tapi aku tak tau bagaimana mengatur detak jantungku. Aku takut dia mendengarnya. Asal kamu tahu cowok itu orang yang sama dengan cowok yang disukai Diandra. Itu berarti dia mantanku. Mantan cowok impian maksudnya.

***

Aku menuju Pak Tisna, bapak penjaga perpus. Dia masih mengikutiku. Dia berdiri di sampingku. Sebenarnya apa maunya ku tak tau. Ini kali pertama di menghampiriku.

"Pak Tisna, ini saya mau ngembaliin Buku."

"Iya neng ocha, sini bukunya."

"Ini pak."

"Kartu perpusnya neng?"

"Iya ini pak, lupa. He he he."

Kulihat dia masih ada di sampingku, memperhatikanku, kuyakin pasti ada maunya. Dengan mata ayam kulirik. Sedikit malu, ku diperhatikannya. Walaupun mantan, tapi rasa ini masih ada. Yaiyalah orang baru tadi hilangnya. Lirik lagu bilang kaya gini. Cinta tak mungkin berakhir secepat saat aku jatuh hati.

"Ini neng ocha, sudah selesai. Gak mau pinjem buku lagi?"

"Oh iya pak, nanti deh istirahat kedua. Makasih pak, permisi."

"Iya neng ocha. Hati- hati."

Saking seringnya ke perpus, sudah sangat akrab aku dengan Pak Tisna. Syukurlah Pak Tisna tadi tak menanyakan cowok itu. Tapi cowok ini memang aneh sekali, dia masih berjalan di belakangku.

"Hey permen busuk, kau ini mau apa ?" kubalikan badanku.

"Apa?" dia balik nanya

"Dari tadi lo ngikutin gue, ngatain gue juga."

"Enggak, siapa yang ngikutin lo" Jawabnya sambil menggelengkan kepala

"Idihh aneh, sumpah. Oh gue tau lo mau tau nomor hp Diandra ya, id line, pin bb, alamat rumah, hobi, makanan favorit, film favorit atau yang lain?"

"Apaan sih gak banget, udah ahh gue duluan. Dasar gulali pahit"

"Emang ya, permen busuk."

Dia pergi begitu saja, dan aku balik ke kelas. Bingung. Bukannya dia suka Diandra ya, kok gak banget?. Kebanyakan cowok deketin aku Cuma mau tahu tentang Diandra. Ngenes memang. Jangan- jangan dia suka sama aku. Ahh tapi gak mungkin. Walaupun Nothing Impossible tapi gak. Ngakakkk deh.  

Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang