TEROR?

66.8K 2.6K 29
                                    


Diandra dan Hani membantuku saat pulang sekolah. Hani juga ikut pulang ke rumah kami, rumah bubun. Kami pulang naik go car, sesampainya di rumah, Diandra dan Hani memapahku masuk ke dalam rumah.

"Bibi..Bibi Jumi..." teriak Diandra.

"Yaampun Non ocha, kakinya kenapa?" bibi terlihat kaget.

"Tadi jatuh Bi di sekolah." Jawabku sembari duduk di sofa ruang tamu.

"Bibi tolong bawain minyak ya, sekalian di pijit kaki nya ocha, bibi bisa kan?" perintah Diandra pada Bibi Jumi.

"Iya Non Diandra." Bibi mengiyakan.

"Ehhh iya Bi jangan lupa bikin minum buat kita ya." Perintah Diandra lagi.

"Siap Non, di tunggu ya."-Bibi Jumi.

"Gimana Cha, masih sakit ya?" tanya Hani.

"Iya han masih." Jawabku.

"Kok bisa jatuh sih lo?-Hani.

"Iya tadi kepleset di taman."

"Makanya lain kali hati- hati."-Hani.

"Iya hati- hati dong, kalau gini kan jadi susah jalan."-Diandra.

"Iya- iya."

Tak lama kemudian Bibi pun datang membawa minuman sekaligus minyak untuk memijat kakiku. Bibi memijat kakiku yang terkilir. Rasanya sakit sekali.

"Duh Bi Jum, jangan keras keras dong Bi, sakit banget tahu."-kataku mengeluh.

"Iya Non, ini juga pelan pelan non, nanti kalau udah pasti sembuh non, di tahan sedikit ya."

"Awwwwwwwww Bibi sakitttttt tahu..hiks..hiks..hiks.." Bibi menarik pergelangan kakiku sambil mengurut.

"Yaampun cha, kok lo nangis segala sih?"-Diandra.

"Sakit tahu Di..hiks."

"Bi pelan pelan kasihan Ocha Bi."-Hani.

"Iya non, emang sakit tapi nanti bakalan enakkan."-Bibi Jumi.

"Bibi udah belom." Tanyaku pada Bibi.

"Udah kok non, non istirahat dulu aja di kamar, nanti sore paling udah enakkan."-Bibi Jumi.

"Makasih ya Bi."

Diandra dan hani membantuku naik ke kamar, dan aku membaringkan badanku di tempat tidur. Mereka meninggalkannku di kamar agar aku beristirahat.

"Ocha kita tinggal ya.."-Diandra.

"Iya.."

"Oh iya cha, sekalian pamit deh, habis ini gue mau pulang, cepet sembuh ya."-Hani.

"Iya, makasih ya Han."

Tak lama kemudian setelah mereka pergi dari kamarku tak terasa mataku sudah mulai tertutup dan semua menjadi gelap.

***

Kini jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore, aku baru saja bangun dari tidurku dan masih memakai seragam sekolah. Ku rasakan kakiku sudah agak enakkan dan bisa untuk jalan walaupun agak sedikit pincang. Aku bergegas untuk mandi dan berganti pakaian. Sewaktu ku bereskan seragam kotorku aku menemukan gulungan kertas tadi siang. Baru ku ingat, aku belum sempat membacanya. Kini penasarnku kembali muncul dan ku mulai membuka kertas itu untuk kubaca. Ternyata itu adalah sebuah surat.

Untuk : Ocha Maharani.

Hai, sudah lama ku memperhatikanmu. Perkenalkan aku ini pacar kamu. Dan kini aku mau kau menjadi pacarku. Aku senang akhirnya kamu menemukan surat ku untukmu. Bagaimana? Pasti kamu kaget ya? Maaf aku tidak bisa memberi tahu identitasku saat ini. Tapi izinkan aku untuk menjadi pacar kamu. Sudah lama aku menunggumu. Aku tidak menerima penolakan. Karena aku tidak akan meminta untuk kedua kalinya. Satu hal yang perlu kau tahu, Aku ini romantis. Itu menurutku.

Jika kau mau temui aku sore nanti di minimarket dekat rumah kamu.

Tertanda,

Yours,

"Yaampun ini mau neror gue apa gimana ya, jadi takut gue, gilak nih orang, jangan jangan dia psikopat." Aku bermonolog sendiri.

"Kok maksa banget ya, Ihhhh ini orang maunya apa ya? Tapi kok penasaran ya? Apa gue ke minimarket aja ya? Siapa tahu dia ganteng, ya kan? Bisa move on dong dari kak Shane. Coba aja kali ya. Tapi takut, jangan jangan dia mau culik gue." Tambahku.

Akhirnya karena, rasa penasaranku ini aku memutuskan untuk menemuinya ke minimarket. Sebenernya kakiku masih agak sakit tapi gakpapa lah kalau Cuma ke minimarket depan mah bisa.

"Non Ocha? Sudah bisa jalan non? Mau kemana?"-tanya bibi padaku.

"Mau ke minimarket depan bi."-jawabku.

"Aduhh non gak usah sini, Bibi aja yang beliin, non mau beli apa?"

"Enggak deh bi, saya aja sendiri bisa kok."

"Beneran non?"

"Iya bi."

"Hati- hati Non."

Sesampainya di minimarket tidak ada tanda tanda keberadaan cowok itu. Aku pun memutuskan untuk menunggu sebentar di tempat duduk depan minimarket, jika dalam 10 menit tidak ada apapun aku akan kembali ke rumah. Tapi ada hal yang membuatku sangat risih mas mas penjaga minimarket terus terusan melihat ke arahku.

Jangan- jangan mas penjaga minimarket itu ya-batinku.

Tiba- tiba mas penjaga minimarket datang menghampiriku.

"Mbak namanya Ocha Maharani ya?." Dia bertanya namaku.

"Ehhh iii ..iya, mas siapa ya?"

"Ya saya penjaga minimarket ini. Mbak lucu deh."

Syukurlah-batinku

"Hehehe ada apa ya?"

"Mbak sebaiknya balik ke rumah deh, mbak jangan kabur dari rumah, mbak di carinn loh."

"Loh saya gak kabur dari rumah mas, maksud mas apa ya?"

"Lah itu lihat aja ada selebaran di meja kasir."

"Masa sih mas?"

Aku pun mengikuti mas mas tadi masuk ke dalam kasir untuk melihat selebaran yang di maksud. Selebaran itu bertuliskan orang hilang dengan huruf kapital. Lengkap dengan biodata serta fotoku memakai seragam.

"Yaampun ini siapa sih yang buat mas. Orang saya gak hilang."

"Loh tadi sih katanya pacar mbak, terus katanya kalau saya lihat mbak kesini saya suruh ngasih ini ke mbak." Mas itu memberikan satu bungkus ramen dan sebuah amplop.

"Pacar saya? Ramen buat apa mas?"

"Iya, katanya kasihan nanti pacar saya pasti kelaparan habis kabur dari rumah gitu."

"Ini ramen gak ada apa apanya kan mas?"

"Itu ramen dibeli di sini kok mbak sama pacar mbak. Pacar mbak aneh tapi lucu ya."

"Pacar saya kayak apa ya mas?"

"Loh mbak ini gimana, masa lupa sama pacar sendiri, apa lupa ingatan juga?"

"Enggak saya cuma mau tanya menurut mas pacar saya kayak gimana?"

"Baik sih kayaknya, tinggi, putih, ganteng mbak. Kalau saya cewek pasti saya udah naksir sama pacar mbak."

"Ohh gitu ya mas..yaudah saya pergi dulu mas. Makasih.."

Duh beneran gila nih orang, siapa sih dia, tapi ganteng katanya eh, lumayan dong-batinku sembari pergi dari minimarket.

Nih amplop tebel banget, lumayan nih kalo isinya uang.-pikirku.

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT NYA YA :) :) :)

Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang