Kenapa Harus Dia?

59.1K 2K 290
                                    

Dia memandangiku, cowok yang sangat ku kenal. Tatapannya begitu tajam.

"Kamu.." kataku tak percaya.

"Ya, ini aku."

Aku masih memandanginya tak percaya, hatiku kini juga mulai merasakan sakit. Aku sudah tidak bisa menahan semuanya. Perasaanku sudah mulai tidak baik saat aku membaca apa yang tertulis di mawar nomor 7. Pandanganku mulai agak kabur karena air mata yang mulai terkumpul di pelupuk mata. Namun belum jatuh.

Aku mulai berdiri dari tempatku duduk dan cowok itu masih berada tepat di depanku. Mata kami saling bertemu dan suasana menjadi hening. Aku tidak bisa mengungkapkan apa apa lagi. Aku tidak sanggup untuk mengeluarkan kata untukknya. Aku cukup di buatnya kaget. Aku tidak ingin mendengar apapun darinya.

Dengan sigap ku langkahkan kakiku pergi dari hadapannya. Aku tidak ingin menangis di hadapannya. Aku ingin pergi saja. Tapi baru beberapa langkah kepergianku tertahan olehnya. Dia memelukku dari belakang dan itu membuatku berhenti dan tidak bisa bergerak sedikitpun. Dia mencengkeram tubuhku sangat kuat. Aku benar- benar tidak ingin menangis di hadapannya. Aku sudah berusaha melepaskannya tapi itu sangat kuat. Dan hanya membuatku lelah dengan segala percobaan untuk lepas dari pelukannya.

"Lepaskan aku." Kataku gemetar.

"Aku tidak mau."

"Lepaskan aku." Ujarku lagi dengan kata yang sama, hanya kata itulah yang ada di pikiranku sekarang.

"Aku tidak akan melepaskanmu. Jangan pergi."

"Aa.kuu bilang lepas..kan akuuu." Kataku agak tertahan karena aku menahan tangis.

"Aku bisa jelaskan semuanya, jangan pergi, aku benar- benar mencintaimu."

"Lepas.., lepasskan.. aku." Nafasku mulai tercekik, wajahku menengang, lidahku kelu, dan mataku terasa ngilu karena menahan tangis ini.

"Oke, aku akan melepaskan kamu jika kamu memaafkanku." Pelukannya kini semakin kuat. Bisa kurasakan deru nafasnya menerpa samping wajahku.

"Lepaskan aku.." kataku lagi semakin lirih karena sudah lelah memohon.

"TIDAK."

"ARRGGGHHHH, BAIKLAH AKU MAAFKAN KAMU, LEPASKAN AKU SEKARANG." Lalu ku berteriak karena benar- benar sudah tidak tahan dengan semua ini. Aku sedikit memberontak.

"Oke- oke, baiklah aku melepaskanmu saat ini, aku tahu kamu menahan tangis sedari tadi, pasti itu menyakitkan bukan, tapi asal kamu tahu, I will not let anything take away because I really love you." Kurasakan perlahan dia melepas pelukannya. Tidak ingin membuang kesempatan itu aku berlari pergi dari hadapannya. Dan benar saja, air mata yang ku tahan sedari tadi jatuh begitu saja dan rasanya sakit sekali.

"OCHAAAA, MAAFKAN AKU." Teriaknya yang sedikit masih ku dengar

Penantianku ini sia sia, mengapa harus kau kecewakan aku seperti ini, semua kenangan indah hanya seperti mimpi bagiku sekarang. Kak Shane, kenapa harus kamu. Kamu jahat. Ini sudah 5 tahun dan itu begitu lama.

Ya, SHANE , seperti itulah tulisan di mawar nomor 7 yang membuat mataku terbelalak kaget. Saat ini aku tidak bisa berpikir jernih. Aku berlari dan mencari taksi untukku pulang. Tangisku belum terhenti dan semakin deras saja karena sakit yang ku rasakan kini. Ini sakit tapi tak berdarah tapi ini sangat sakit.

Bayangan Diandra mulai tergambar di pikiranku. Bagaimana dengan Diandra. Bagaimana dengan semua ini. Shane, cowok itu sudah membuatku kecewa dua kali. Mengapa dia selalu melakukan hal seperti ini padaku. Dia hanya memberikan hal yang pada akhirnya bukan menjadi milikku. Diandra menyusulmu, Diandra mencintaimu, Diandra menginginkanmu. Ini begitu sakit bagiku. Mengapa kau selalu membuatku seperti ini.

Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang