Gila

58K 1.9K 90
                                    


Entah mengapa dari kemarin hatiku menjadi gelisah tidak karuan. Aku tidak mengerti dengan semua yang ku rasakan. Mungkin saja memang aku benar benar sedang rindu. Sekarang saja hatiku masih saja merasakan hal yang tidak jelas dan tidak bisa diungkapkan dengan kata- kata.

Sekarang aku sedang dikantin bersama Oji. Tadi aku sudah menaruh surat di dalam kaleng sebelum pergi ke kantin. Dan sekarang aku tidak sabar menunggu balasan darinya. Sampai- sampai membuatku melamun dan mendiamkan makanan yang sudah datang dari tadi. Oji masih saja asyik makan di depanku.

"Ochaa.."

"Ochaa.."

"CHA.." panggil Oji yng berhasil membuat lamunanku buyar.

"Eh eh iya, kenapa ji?" kataku sedikit kaget.

"Lo tuh ya, ngelamun mulu sukanya."

"Biarin sih."

"Lo gak mau makan apa gimana, kok itu gak di makan."

"Iya gue makan kok ini." Aku mendaratkan makanan di mulutku dengan menggunakan sendok secara perlahan.

"Nah gitu dong."

"Kemaren lo pasti gak kehujanan kan."

"Gak.."

Loh kok Oji bisa tau ya-batinku

"Syukur deh."

"Eh lo kok bisa tahu sih?"

"Emmm gue nebak aja heee, lah buktinya lo sekarang masuk sekolah, kalo kehujanan paling lo sakit terus gak masuk kan..hehe. Lo kan gampang sakit."

"Iya juga sih."

Aku pun melanjutkan makan. Sebenarnya aku malas makan, tapi ku paksakan walaupun hanya beberapa sendok saja. Dan akhirnya pun aku hanya memainkan sendok yang ku pegang dan tak sengaja sendok itu jatuh ke bawah.

"Udah gakusah diambil cha, ambil baru aja."

"Iya, tapi kan tetep harus di ambil juga."

Aku menundukkan badanku untuk mengambil sendok yang jatuh di bawah meja, tepat di tengah- tengah bawah meja. Aku agak kesusahan untuk mengambilnya. Sesaat ada yang membuatku terdiam, sejenak aku melihat sepatu yang sama dengan sepatu yang dipakai cowok itu. Dengan cepat aku bangun dari posisi menunduk untuk melihat siapa dia yang memakai sepatu itu. Tapi naas kemalangan menimpa diriku. Kepalaku terbentur meja saat aku berusaha kembali ke posisi dudukku. Dan itu berhasil membuat penghuni kantin melihat ke arahku. Termasuk Diandra dan Hani juga ikut menertawakanku.

"Aduhh Ocha..sakit ya?"

"Duh Ojiii..pakek nanya, ya sakit lah. Malu banget gue ji."

"Lah lo tahu ada meja juga, hati- hati dong."

"Iya- iya."

Aku megedarkan pandanganku ke seluruh kantin untuk mencari cowok tadi yang memakai sepatu itu. Sayangnya aku tak menemukannya.

"Ocha...hei Ocha.." Oji melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.

"Ojiii lo apa apaan sih." Aku menyingkirkan tangan Oji dari hadapan wajahku.

"Lah lo ngapain, nyari apaan?."

"Nyari sendok." Kataku asal.

"Lah tu sendok masih di bawah, ngapain ngelihatinnya kesana- sana."

"Tauu ahhhh ji, gue mau ke kelas dulu."

"Lah ini gak dihabisin cha."

"Gak, udah males."

Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang