Penasaran

67.9K 2.2K 35
                                    

Sesampainya di rumah, aku pun bergegas menuju kamar kembali. Karena tak sabar aku pun membuka amplop yang ku tak tahu apa isinya. Setelah ku buka ternyata isinya adalah sebuah surat dan amplop kecil lagi di dalamnya, pantas saja tebal. Ku buka surat yang pertama.

Untuk : Ocha Maharani

Hai, jika kamu membaca surat ini, itu berarti aku sudah benar benar menjadi pacar kamu. Tapi sekali lagi maaf, aku belum bisa muncul di hadapanmu. Jangan pernah tanyakan aku ini siapa atau aku akan hilang dan tak pernah menemuimu lagi. Aku hanya ingin membuatmu bahagia. Dan pada saatnya nanti aku akan muncul sebagai pacar kamu yang sesungguhnya. Setelah ini, Kau bisa menerima suratku setiap hari Sabtu di kaleng waktu itu. Jika kau mau kau bisa membalas suratku sebelum hari itu. Taruh saja di dalam kaleng itu. Jika tidak aku pasti akan selalu memberikan surat walau kau tak meminta. Satu hal yang perlu kau ketahui lagi, aku ini tulus.

Makanlah ramennya, sepertinya akan turun hujan hari ini. Bacalah suratku yang kedua saat kau sedang memakan ramen.

I Love you.

Aku betul- betul bingung di buatnya. Jika membayangkan cowok itu tinggi, putih, ganteng, boleh juga dong. Dengan begitu aku bisa melupakan kak Shane. Sebetulnya bisa saja aku langsung baca surat kedua tanpa membuat ramen, toh pengirim suratnya juga tidak akan tahu. Tapi, perut ini juga merasakan lapar, lalu aku pun turun ke dapur dengan ramen dan surat yang belum ku baca.

"Ochaa..." panggil bubun padaku.

"Bun, tumben udah pulang?"

"Iya nih, mendung sih jadi agak cepet pulangnya. Badan bubun juga agak gak enak. Kamu mau buat apa?"

"Buat ramen bun, laper..hehe. Yaudah istirahat dulu bun."

"Iya, loh kaki kamu kenapa kok pincang gitu?"

"Tadi jatuh di taman sekolah bun."

"Yaampun lain kali hati- hati dong. Yaudah Bubun ke kamar dulu ya."

"Iya bun."

Akhirnya ramen pun sudah siap untuk dinikmati. Ku letakkan ramen di meja makan dan mulai untuk menikmatinya. Tak ku sangka di luar benar benar sedang hujan. Pas sekali, dingin dingin seperti ini makan yang anget anget. Aku teringat pada surat yang kedua. Perlahan ku buka dan mulai membaca.

Gimana? Hujan beneran ya? aku harap iya. Enak bukan ramennya? Kamu gak kedinginan kan? Semoga ramen itu bisa menghangatkanmu. Hati- hati makannya, itu panas bukan? Maaf tidak bisa menemanimu. Jangan lupa minum..mungkin itu agak pedas. Love you. Kamu cantik, aku suka itu.

Duh ini cowok siapa sih-batinku sambil senyum senyum sendiri.

Entah ada angin apa, surat darinya berhasil membuatku senyum senyum sendiri. Membayangkan jika saat ini dia berada di depanku saja membuatku malu sendiri. Ya, memang aku tidak pernah merasakan itu sebelumnya. Aku sama sekali belum pernah pacaran kecuali dengan kak Shane yang hanya hubungan palsu saja.

"Hey Ochaa.." Diandra mengagetkanku.

"Ehhh astaga Diandra.." secepat mungkin ku sembunyikan surat itu.

"Kenapa lo senyum- senyum sendiri gitu?"

"Hehehe gakpapa kok, enak ramennya."

"Yaampun kayak baru pertama kali makan ramen aja, ehh tapi keliahatannya enak juga ya dingin dingin gini makan ramen. Mau dong."

"Gak boleh Di, buat sendiri dong Di."kataku melarang tangan Di menedekati mangkuk ramenku.

"Habis ramennya di senyumin doang kayak gitu...tapi gue juga baru aja makan, gak jadi pengen."

"Hemmm, eh lo kok rapi gini sih pakaiannya? Darimana?."tanyaku pada Diandra.

"Iya dong, coba tebak gue habis ngapain?"

Pasti habis jalan sama kak Shane lah-batinku.

"Jalan bareng kak Shane???" aku menebak sambil mengernyitkan dahi.

"Hehehe yaampun Ochaa tebakan lo kok bener sih."

"Yakan habis jadiaan, yang punya pacar mah beda."

"Tau gak sih lo Cha.. Kak Shane itu romantis banget tahu."

"Masa???" jawabku agak sedikit malas.

"Iya tahu, masa tadi ya pas kita pulang habis makan di mall, dia beli es krim gitu. Terus kita makan es krim di mobil. Terus kan gue makan es krimnya belepotan gitu ya, hehe.. tau gak sih dia bersihin pakek tangannya cha...whhaaaaa so sweet banget kan cha..bahagia banget gue hari ini." Diandra cerita panjang lebar.

"Idihhh banyak juga cowok yang nglakuin itu sama ceweknya Di. Terus dingin dingin gini masak makan es krim sih." Jawabku agak tidak suka.

"Ihhhh Ocha lo kok jawabnya gitu sih, yang penting kann romantis. So sweet gitu. Sirik lo mah."

"Duhh iya iya. Percaya."

"Yaudah gue ke atas dulu mau ganti baju."

***

Sampai malampun aku masih saja memikirkan cowok tinggi, putih, ganteng katanya, yang mengirimiku surat. Membuatku berekpektasi tinggi padanya. Bagaimana jika dia mirip aktor korea, pasti akan menyenangkan sekali. Aku sungguh tidak sabar menerima suratnya lagi. Dua hari lagi hari Sabtu, aku tidak sabar menunggu hari itu tiba. Untuk saat ini aku tidak berniat untuk membalas suratnya. Jika aku yakin dengannya baru aku akan membalasnya.

Sebenarnya siapa ya dia-batinku

Tak tahu mengapa aku tidak bisa berhenti memikirkan hal itu dan mengira- ira siapa sebenarnya cowok itu. Senyum senyum kecil pun terukir di wajahku. Rasa senang sekaligus penasaran muncul dalam benakku. Pasti ada alasan mengapa dia tidak menampakkan dirinya di hadapanku. Aku ingin tahu semua hal tentangnya. Ingin ku bertanya kepadanya sebenarnya siapa dia melalui surat, tapi aku takut dia akan hilang. Aku tidak ingin dia menghilang begitu saja. Dia sudah terlanjur membuatku penasaran setengah mati. Dan secara tidak langsung dia telah mengklaim aku sebagai pacarnya.

Aku beranjak ke depan cermin dan melihat penampakkan seorang gadis yang tidak lain adalah diriku. Gadis berambut panjang dengan tinggi 160 cm berkulit putih dan berkacamata. Tak berhenti dengan melihat saja. Ku benarkan rambutku dan mulai mengukir senyuman kearah cermin layaknya orang yang sedang jatuh cinta.

"Dia bilang aku cantik. Kamu cantik Ocha" Kataku percaya diri sambil menatap wajahku dalam cermin sambil senyum- senyum sendiri.

Dia adalah orang ketiga setelah ibuku dan kak Shane yang mengatakan bahwa aku cantik.Tapi mungkin sajakan banyak orang yang juga menganggapku cantik tapi tidak mengungkapkannya, buktinya Oji dia juga menyukaiku bukan.-kataku dalam hati.

Tiba- tiba pintu kamar terbuka.

"Ochaa.." ternyata Diandra memanggilku

"Iya.."

"Besok gue berangkat pagi banget, Hani jemput gue. Soalnya ada briefing OSIS dadakan gitu. Lo berangkat sendiri bareng bubun ya."

"Oke, yaudah sana tidur besok mau berangkat pagi kan."

"Iya iya gue balik ke kamar, lo juga jangan malem malem tidurnya. Btw kaki lo gimana? Udah baikan?"

"Udah kok, udah gak begitu sakit buat jalan tapi ya masih agak pincang gitu."

Malam pun semakin larut, kantuk pun sudah melanda kedua mataku. Aku pun beranjak menaiki pulau kapuk yang sangat empuk ini.

Gak sabar nunggu hari Sabtu....


Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang