Balasan

61.8K 2K 56
                                    


Lain halnya dengan Diandra yang malam ini pergi nonton dengan kak Shane. Aku hanya berdiam diri di kamar, walaupun begitu aku tak merasa iri. toh sekarang sudah ada orang yang bisa meembuatku bahagia. Walaupun aku belum bertemu dengannya, tapi jika ku rasakan, cowok itu cowok baik- baik. Pasti dia bersungguh- sungguh melakukan semua itu padaku. Mungkin sekarang aku sudah mulai untuk mempercayainya. Semoga saja cowok itu memang di kirim untukku. Pasti ada alasan lain mengapa dia tidak ingin menemuiku saat ini. Aku akan menantikan saat itu, saat ia menemuiku.

Kini aku berniat untuk membalas surat darinya. Aku pun mulai menyibukkan diriku dengan pulpen di tangan dan selembar kertas. Berkali- kali aku mengganti kertas, karena sulit untuk merangkai kata- kata. Ternyata menulis surat itu tak semudah yang aku bayangkan. Setelah lama berpikir, akhirnya aku berhasil menuangkan semuanya pada selembar kertas putih.

Dari: Aku yang kau anggap pacar.

Untuk: Kamu yang tak ku kenal.

Aku takut untuk percaya kepadamu. Tapi aku akan mencobanya. Aku takut mengharapkanmu. Tapi sekarang saja aku sudah berharap padamu. Aku akan menunggu dan ku harap tidak akan lama. Aku iri pada penjaga kasir minimarket dan toko buku itu. Mereka pernah bertemu denganmu sedangkan aku belum sama sekali.

Makasih untuk semuanya. Ramen dan hari yang menyenangkan. Hal yang belum pernah aku dapat sebelumnya.

Ohiyaa....dapat salam dari mbak mbak kasir toko buku. Katanya naksir sama kamu....Hahaha.

Aku menunggumu

Aku masih senyum- senyum sendiri gak jelas membaca surat yang ku tulis sendiri. Tiba- tiba ada yang mengetuk pintu kamarku.

"Non Ocha.."

"Iya Bi ada apa ya?"

"Itu Non..ada temen nyariin non.."

"Cewek apa cowok Bi?"

"Cowok non..tapi ndak tahu siapa namanya, katanya mau ketemu sama non."

"Oh ya Bi, bentar lagi saya turun ya."

Siapa sih malem- malem gini ke rumah-tanyaku dalam hati

Aku turun dan meninggalkan surat tadi diatas meja belajar. Sesampainya di bawah terlihat seorang cowok yang duduk di sofa ruang tamu. Aku datang menghampirinya dari arah belakang.

"Maaf..siapa ya?" kataku dengan senyuman.

"Ochaa.." cowok itu menoleh ke arahku

"Yee elo Ji..ngapain malem malem kesini, gue kira siapa." Ternyata cowok itu Oji.

"Emmm...anu cha.."

"Anu anu apaan ji, kalo ngomong tuh yang bener kenapa.."

Oji masih diam tak menjawab.

"Eh ada tamu cha..?"-kata Bubun yang baru saja datang.

"Iya ini Bun temen sekelas Ocha sama Diandra."

"Malam tante.."-Oji.

"Temen apa temen cha?"-Bubun.

"Ihh apaan sih bubun.."

"Ojiii..lo mau ngapain sebenernya?" kataku agak judes.

"Ehhh Ocha sayang jangan judes gitu dong sama temennya, kasihan."-Bubun.

"Hehehe..iya bun, habisnya dari tadi diem aja sih."

"Yaudah bubun kedalem dulu ya, diminum ya nak itu minumnya."-Bubun.

Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang