Senang Tidak Ya?

54K 1.9K 60
                                    


Hari Minggu kemarin ku habiskan seharian berada di tempat tidur. Kepalaku pusing, badanku juga panas dan sedikit flu. Hari ini pun masih begitu, tapi sudah agak mendingan. Alhasil hari ini aku tidak berangkat sekolah.

"Ocha..masih sakit..?" Bubun menghampiriku ke dalam kamar.

"Hemmm." Kataku sambil mengangguk.

"Kamu sih pakek hujan- hujanan segala. Nakal ya kamu."

"Heheehe.."

"Bubunnnnn..ayo berangkat bun, udah siang nih." Ajak Diandra yang baru saja keluar dari kamarnya dan melihat ada Bubun di kamarku.

"Ocha..lo gak berangkat?" tanya Diandra padaku.

"Iya, Ocha masih sakit. Yaudah kita berangkat dulu ya, baik- baik di rumah. Sarapannya nanti biar Bibi aja yang anterin ke atas. Jangan lupa di makan ya nanti. Jangan keluar rumah dulu. Kalau ada apa- apa telepon Bubun kalo nggak Diandra. Istirahat ya." Bubun menasehatiku panjang lebar.

"Titip salam buat Oji gak lu..hahaha."-Diandra.

"Apaan sih Di.."

"Siapa tahu kangen nanti..hahaha."

"Bodoamat.."

"Kamu ini Diandra, jail deh , Ocha lagi sakit juga..sudah..sudah, ayo berangat."-Bubun.

Bubun dan Diandra pergi meninggalkan kamarku. Tak berapa lama Bibi datang dengan membawa sarapan untukku. Sesuai dengan pesan Bubun aku memakan sarapan itu, walaupun hanya sedikit yang dapat ku makan. Seperti orang sakit pada umumnya, setelah maakan ku mainkan ponselku sebentar lalu tidur.

Lama- lama bosan juga di dalam kamar, ku lihat jam di ponselku ternyata hari sudah siang. Sudah jamnya Diandra pulang sekolah. Itu berarti tidurku lama sekali, memang tidak sepenuhnya tidur terus, aku terbangun beberapa kali tapi hanya untuk sekedar minum atau ke kamar mandi.

Karenanya aku mencoba untuk turun ke bawah. Pusing yang ku rasakan kini sudah berkurang, badan juga sudah mulai enakkan. Tidak kutemukn siapapun di bawah, pasti Diandra belum pulang.

Kok sepi ya, Bibi mana ya-batinku

Lalu ku berjalan ke halaman belakang rumah. Terlihatlah Bibi sedang bersih- bersih.

"Eh Non Ocha, sudah baikan." ujar Bibi saat melihatku di ambang pintu.

"Sudah Bi..hehe." jawabku sambil tersenyum.

"Non mau makan?"

"Enggak Bi nanti aja nunggu Diandra pulang."

"Siap Non, Bibi lanjut bersih- bersih ya."

"Iya Bi."

Aku kembali ke ruang tamu, aku duduk di sofa. Hanya sekedar duduk dan memainkan ponsel. Benar- benar sangat membosankan. Jika ditanya, memang lebih enak berangkat ke sekolah daripada di rumah sendirian. Tapi terkadang juga kebalikannya. Karena terlalu bosan aku ingin jalan- jalan keluar dan membeli sesuatu di minimarket.

Tidak seperti biasanya, aku berjalan lebih lambat. Dari kemarin aku sudah tidak keluar rumah, sekarang aku merasa lebih segar. Udara luar siang ini terasa lebih menyejukkan daripada udara di dalam kamar.

Sesampainya di minimarket aku melihat sederet makanan dan teman- temannya yang ada di toko itu. Hingga akhirnya mataku tertuju pada cokelat. Walaupun sebenarnya aku tidak terlalu pengin, tetapi aku membelinya.

"Mas ini.." kataku sambil menyerahkan cokelat yang ku beli.

"Satu aja mbak?"

"Iya, penginnya satu aja..hehe."

Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang