Haruskah Ku Lupakan Dia?

59.3K 2K 105
                                    


"Ochaa.."

"Ochaa.."

"Ochaa.."

"Ochaa..bangun sayang, ini Bubun."

Ku dengar suara lembut memanggil namaku. Mengapa ini rasanya pusing sekali, mengapa di sini begitu gelap.

"Ochaa..bangun."

Masih ku dengar suara itu memanggilku, mengapa orang itu terus memanggilku dan di mana aku saat ini. Mengapa ini masih gelap, kenapa mata ini sulit sekali untukku buka. Lalu, ku rasakan bau minyak kayu putih di sekitar hidungku. Membuatku menggerakkan kepalaku. Ku rasakan mataku perlahan mulai terbuka. Samar- samar ku lihat ada dua orang yang ada di depanku. Dan itu masih sangat samar.

"Ochaa...hikss, akhirnya kamu bangun sayang." Kata seorang wanita yang ternyata adalah Bubun. Bubun memelukku yang masih terbaring. Kini aku sudah melihat jelas tidak samar lagi.

Dan aku mulai ingat apa yang sudah terjadi. Aku baru menyadari jika aku baru saja bangun dari pingsan. Awalnya aku hanya diam saja, lalu aku mulai membuka suara. Sebenarnya aku masih malas untuk berbicara tapi aku tidak ingin membuat Bubun lebih khawatir.

"Bubun, basah bun." Kataku lirih saat air mata Bubun membasahi pipiku.

"Eh eh iya, maaf. Sini sini Bubun lap." Bubun mengelap pipiku dengan tangannya.

"Bubun kenapa nangis?" tanyaku dengan suara lirih pada Bubun.

"Kamu sih nakal sama Bubun, kenapa gak bukain pintu."

"Hehe kuncinya ilang Bun." Kataku beralasan.

"Kamu ini banyak alasan. Ohiya ini ada temen kerja kamu." Kata Bubun sambil melihat ke arah Roy.

"Eh Ocha, dah sadar lu, pingsan aja cantik lo cha. Tambah suka nih gue."-Roy.

Duh Roy kalo gombal gak pernah lihat situasi

"Apasih lo Roy." Kataku malas.

"Hehe maaf ya tante, saya emang suka gini."-Roy.

"Gakpapa, gombalin aja terus siapa suruh jomblo yakan. Haha."-Bubun menertawaiku.

"Bubunnnnn."

Ihh Bubun ya, gak tau nih anaknya lagi sakit hati

"Oh iya Ocha..makan ya kamu, Bubun ambilin sebentar."-Bubun.

"Tapi Bun.."

"Gakada tapi- tapian ahh kamu ya nakal banget sih. Itu nak Roy di ajak ngobrol dulu deh ya Ochanya."-Bubun.

"Hemmm." Aku mengangguk.

"Siap tante."-Roy.

Sesunggunya aku masih tidak nafsu makan, tapi melihat kekhawatiran Bubun lebih baik aku menurutinya saja.

"Kenapa lu cha?" tanya Roy yang masih berdiri di dekat ranjangku.

"Gakpapa."

"Beneran? Biasanya sih cewe kalo bilang gakpapa sebenernya ada apa apa kan?"

"Elo ya gue bilang gakpapa ya gakpapa, ngapain lo kesini?"

"Ya mau ketemu lo lah, eh lo nya malah kek gini."

"Ohiya tadi bos bilang apa apa gak?"

"Kalau aja gak ada gue ya, lo pasti sekarang udah di pecat tau cha. Waktu bos nanyain, gue bilang aja lo lagi lamaran. Haha."

"Gila ya lo Roy."

"Yah elo cha.. udah gue bantuin malah dikatain gila."

"Bodoamat."

Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang