THE STARRY NIGHT

18

“salah satu seniman perancis mengatakan. Hidup ini pilihan, dari lahir sampai mati.” Ji hyo bernarasi sambil melihat keadaan kantornya.
Ia melihat jong kook yang sedang memarahi ji woon.
“apa ini?”
“kamu minta aku mempersiapkannya”
“aku membutuhkan ini jika sudah waktunya”
Namun kemudian ia malah mengingat kata-kata jong kook saat di lift kemarin malam.
“maka itu, jangan  pikirkan yang lain, dan lihat aku baik-baik. Hanya aku. Hanya lihat aku”

Setelah melihat jong kook matanya beralih melihat tae ho yang sedang memberikan teguran secara lembut pada salah satu anggota tim B, oh bin.
Ji hyo teringat percakapan dengan tae ho kemarin
“jangan begini, kamu bukan orang yang seperti ini”
“aku juga tidak tahu aku orang yang seperti apa” ucap tae ho meneteskan air matanya masih memeluk ji hyo
“hari ini aku senang bisa pergi berdua denganmu. Gumawo” tae ho melepaskan pelukannya membuat ji hyo melihat mata tae ho yang menangis.

“dia bukan orang yang seperti itu” gumam ji hyo tepat setelahnya oh bin duduk kembali di mejanya yang sebelahan dengan ji hyo
“timjangnim pergi?” tanya ji hyo
“ne, dia pergi kerumah sakit, tapi kamu lihat dia memberikan aku banyak pekerjaan” ucap oh bin menunjukan berkas yang menumpuk di mejanya.
“rumah sakit?” tanya ji hyo
“ne”
“anni, anni,,” ji hyo menggeleng ketika ia menghawatirkan tae ho

Jong kook menghampiri ji hyo. berdiri di depan mejanya. Ji hyo yang sedang menunduk tidak sadar kalau jong kook ada di hadapannya.
“hemm” dehem jong kook
“oh, ada yang bisa aku bantu?” tanya ji hyo duduk di kursinya
“malam ini kamu lembur?”
“nde? Berikan sekarang saja” ujar ji hyo pikir jong kook akan memberinya pekerjaan
“apakah aku masih timjangnim kamu? aku tidak memberimu pekerjaan.”
“ah, lalu kamu kemarin kemarin kenapa kamu selalu memberiku pekerjaan walaupun aku bukan anggota timmu?”
“bagaimana bisa kamu bicara seperti itu pada atasanmu?”
“aih, tadi katamu kamu bukan timjangnim aku lagi”
“ah, molla. Setelah bekerja… makan..” ucapan jong kook terpotong ketika handphone nya menerima notif ternyata ji hyo juga menerima pesan yang sama
“hari ini ada jamuan makan. Semoga semuanya bisa hadir” setelah membacanya jong kook langsung memasang wajah tak suka. Dan sepertinya ji hyo pun begitu.

Keadaan kantor yang sunyi dan sudah sepi
Ji hyo masih mengcopy beberapa file.
Tiba-tiba jong kook datang langsung mengurung ji hyo  dari belakang yang sedang berdiri di depan mesin fotocopy.
“hah. timjangnim” ji hyo terkejut karena dia merasakan nafas jong kook di telinganya
“tidak ada siapa-siapa semua pergi” ucap jong kook tidak melepaskan ji hyo
“ani bukan begitu, sekarang kamu sedang apa?” tanya ji hyo karena jong kook memeluknya erat.
Mendengar itu jong kook membalik tubuh ji hyo tanpa mengurangi jarak sedikitpun.
Jong kook mengulurkan tangan kanannya ke belakang leher ji hyo dan tangan kirinya memeluk pinggang ji hyo.
“aku harus melakukan ini hari ini. kamu harus makan denganku hari ini” ucap jong kook dengan wajah yang semakin mendekat membuat ji hyo memundurkan wajahnya, saat semakin dekat ji hyo memalingkan wajahnya.
“tidak mau?” tanya jong kook
“bukan aku tidak mau, ini…. kantor” jawab ji menatap jong kook
“baik, kalau begitu ayo kita pergi ketempat lain” ujar jong kook
“tut” suara mesin fotocopy dimatikan. Jong kook melepaskan ji hyo
“apa yang kalian lakukan di kantor?” tanya seseorang yang mematikan mesin itu
“apa aku perlu menjelaskannya padamu? Kamu tidak lihat?” tanya jong kook pada laki-laki itu . tae ho
Tanpa menjawab tae ho langsung menarik tangan kiri ji hyo, namun jong kook menahan tangan kanan ji hyo.
“aku sudah menunggu 4 tahun, kamu sekarang suka padaku, jadi berhenti memikirkan dia” ucap jong kook
Mendengar itu tae ho menarik tangan kiri ji hyo lagi.
“apa kamu bisa katakan kalau kamu tidak suka aku lagi?” ujar tae ho
Namun jong kook menarik ji hyo lagi
“aku sejak awal tidak suka padamu”
“aku juga tidak suka padamu” tae ho menarik ji hyo
Ji hyo seperti barang yang di tarik sana tarik sini.
“agh, agh agh, brukk” ji hyo jatuh dari kursi yang tadi ia gunakan untuk tidur.